Seleb
2 Tahun tak Muncul di Layar Kaca, Aktor Aliando Syarief Idap OCD Ekstreme, Gangguan Apa Itu?
Aliando Syarief mengaku dirinya mengidap gangguan mental Obsessive Compulsive Disorder (OCD) ekstreme.
Penulis: Yeni Hardika | Editor: Safriadi Syahbuddin
SERAMBINEWS.COM - Setelah sekian lama tak terdengar kabarnya, aktor tampan Aliando Syarief tiba-tiba muncul dengan membawa kabar mengejutkan.
Aliando Syarief mengaku dirinya mengidap gangguan mental Obsessive Compulsive Disorder (OCD) ekstreme.
Hal itu diungkapkan oleh aktor 25 tahun saat sedang melakukan live di Instagram pribadinya.
Karena penyakit gangguan mental itulah, bintang sinetron Ganteng-ganteng Serigala tersebut lama tak terlihat di layar kaca sampai dengan saat ini.
"Saya kena OCD, makannya kenapa enggak keluar dua tahun," ujar Aliando sebagaimana dikutip dari Kompas.tv.
"dan maksudnya jangan sampai ada berita-berita aneh juga karena yang akurat berita langsung dari akunnya Ali ini," sambungnya.
Saat ini, Aliando tengah berjuang menyembuhkan penyakit gangguan mental yang dideritanya.
Baca juga: Ria Ricis Mengaku Tak Bisa Memasak, Sang Youtuber Rela Belajar Untuk Suaminya, Teuku Ryan
Baca juga: Ria Ricis Hamil? Perutnya Jadi Sorotan, Istri Teuku Ryan Disebut Tak Bisa Cium Minyak Wangi
Disebutkan, OCD esktrem yang diidap oleh pria yang akrab disapa Ali ini sudah ditahap sangat mengganggu aktivitasnya.
Bahkan, Aliando mengaku sampai kesulitan untuk bergerak.
Ali juga mengaku, bahwa dirinya sebenarnya sudah didiagnosis OCD sejak kelas 2 SD.
Namun menurutnya, saat itu ia berhasil melawan penyakitnya karena masih anak-anak dan cuek.
Kondisinya semakin parah saat usianya beranjak dewasa.
Aliando menjelaskan, OCD ekstrem yang diidapnya membuat ia menjadi pribadi yang berantakan namun harus tetap tertata.
Ia memberikan contoh, setiap kali makan kuaci, sampah kulitnya akan dibuang dengan cara ditata rapi dan tidak boleh saling tersentuh.
Baca juga: Keberatan Divonis, Gaga Muhammad Sebut Laura Anna Tidak Memakai Seat Belt, Alasan Ajukan Banding
Baca juga: Setelah Laura Anna Meninggal, Ibunda Gaga Muhammad Menyesal Tak Batasi Putranya dalam Berpacaran
"Gue mau buang sampah enggak bisa, karena kalau gue mau berusaha bersih mungkin karena usahanya itu ya, jadi pas gue mau buang sampah itu wah langsung ada delusi, bukan imajinasi lagi ya, udah delusi," jelas Aliando.
Lantas apa itu OCD?
OCD adalah gangguan mental yang menyebabkan penderitanya merasa harus melakukan suatu tindakan berulang-ulang.
Jika tidak, penderita OCD akan diliputi rasa cemas dan ketakutan.
Berikut selengkapnya penjelasan mengenai penyakit gangguan mental OCD
Apa itu OCD?
Dilansir dari iocdf.org, Obsessive Compulsive Disorder (OCD) gangguan kesehatan mental yang membuat seseorang terjebak dalam siklus obsesi dan kompulsi.
Obsesi adalah pikiran, gambaran, atau dorongan yang tidak diinginkan dan mengganggu yang memicu perasaan yang sangat menyusahkan.
Baca juga: Apa Itu Spinal Cord Injury? Kondisi Ini Bikin Selebgram Laura Anna Lumpuh hingga Meninggal
Baca juga: Jaksa Sebut Nia Ramadhani dan Ardi Bakrie Alami Gangguan Mental, Direkom Jalani Rehabilitasi
Sedangkan kompulsi adalah perilaku yang dilakukan individu untuk mencoba menyingkirkan obsesi atau mengurangi kesusahannya.
Setiap orang pasti pernah memiliki pemikiran obsesis dan perilaku kompulsif.
Namun bukan berarti mereka mengidap OCD.
Pada penderita OCD, obsesi biasanya disertai dengan perasaan yang intens dan tidak nyaman seperti ketakutan, jijik, keraguan, atau perasaan bahwa segala sesuatunya harus dilakukan dengan cara yang "tepat".
Siklus obsesi dan kompulsi yang sangat ekstrem membuat penderitanya menghabiskan banyak waktu dan menghalangi aktivitas penting yang dihargai orang tersebut.
Sebagai contoh, seseorang dengan OCD memiliki ketakutan berlebihan akan terkontaminasi oleh kuman.
Untuk meredakan ketakutan atyau kecemasannya itu, dia dapat mencuci tangan secara kompulsif (berulang) sampai terasa sakit dan pecah-pecah.
Baca juga: Bukan Sombong, Ini Penyebab Raisa Ogah Foto Bareng Penggemar hingga Singgung Gangguan Mental
Penyebab
Menurut Mayo Clinic, penyebab gangguan obsesif-kompulsif tidak sepenuhnya dipahami.
Dilansir dari laman resminya, beberapa kemungkinan yang menjadi penyebab seseorang mengidap penyakit gangguan mental ini meliputi:
- Biologi. OCD mungkin merupakan hasil dari perubahan kimia alami tubuh atau fungsi otak.
- Genetika. OCD mungkin memiliki komponen genetik, tetapi gen spesifik belum diidentifikasi.
- Sedang belajar. Ketakutan obsesif dan perilaku kompulsif dapat dipelajari dari melihat anggota keluarga atau secara bertahap dipelajari dari waktu ke waktu.
Sementara faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko mengembangkan atau memicu gangguan obsesif-kompulsif meliputi:
- Riwayat keluarga
- Pernah mengalami peristiwa traumatis atau stres
- Gangguan kesehatan mental lainnya seperti gangguan kecemasan, depresi, penyalahgunaan zat atau gangguan tic.
Ciri-ciri orang memiliki OCD
Gangguan OCD biasanya mencakup pemikiran yang tidak diinginkan berulang (obsesi) atau dorongan untuk melakukan sesuatu secara berulang (kompulsi).
Namun menurut Mayo Clinic, penderita OCD juga mungkin hanya memiliki salah satu diantaranya, yaitu gejala obsesi atau gejala kompulsi.
Penderita OCD dengan gejala obsesi seringkali merujuk pada kebiasaan pemikiran:
- takut kontaminasi atau kotoran
- keraguan dan kesulitan menoleransi ketidakpastian
- membutuhkan hal-hal yang teratur dan simetris
- pikiran agresif atau mengerikan tentang kehilangan kendali dan melukai diri sendiri atau orang lain
- pikiran yang tidak diinginkan.
Contoh tanda dan gejala obsesi meliputi:
- takut terkontaminasi dengan menyentuh benda-benda yang telah disentuh orang lain
- rasa ragu telah mengunci pintu atau mematikan kompor
- stres berlebihan ketika melihat objek tidak teratur atau menghadap ke arah tertentu
- menghindari situasi yang dapat memicu obsesi, seperti berjabat tangan.
Sementara penderita OCD dengan gejala kompulsi seringkali merujuk pada kebiasaan perilaku:
- mencuci dan membersihkan
- memeriksa
- perlu menghitung sesuatu
- ketertiban
- mengikuti rutinitas yang ketat
- menuntut kepastian
Contoh tanda dan gejala kompulsi meliputi:
- mencuci tangan sampai kulit menjadi berkerut
- memeriksa pintu berulang kali untuk memastikan pintu terkunci
- menghitung dalam pola tertentu
- melakukan tugas atau menata barang dalam urutan tertentu
Kapan harus ke dokter?
OCD biasanya dimulai pada masa remaja atau awal masa dewasa.
Tetapi mungkin juga muncul sejak masa kanak-kanak.
Gejala biasanya mulai secara bertahap dan cenderung bervariasi dalam tingkat keparahan sepanjang hidup.
Jenis obsesi dan kompulsi yang dialami juga dapat berubah seiring waktu.
Gejala umumnya memburuk ketika penderitanya mengalami stres yang lebih besar.
OCD, biasanya dianggap sebagai gangguan seumur hidup, dapat memiliki gejala ringan hingga sedang atau menjadi sangat parah dan memakan waktu sehingga melumpuhkan.
Seseorang dengan OCD mungkin tidak menyadari bahwa obsesi dan kompulsinya berlebihan atau tidak masuk akal.
Ada perbedaan antara menjadi perfeksionis dengan kebutuhan hasil atau kinerja yang sempurna dan gejala OCD.
Pikiran OCD bukan sekadar kekhawatiran berlebihan tentang masalah nyata dalam hidup atau keinginan untuk membersihkan atau mengatur sesuatu dengan cara tertentu.
Jika obsesi dan kompulsi sampai memengaruhi kualitas hidup, temui dokter atau ahli kesehatan mental. (Serambinews.com/Yeni Hardika)