Jurnalisme Warga
Asyiknya Jadi ‘Santri’ di BBI Krueng Batee, Abdya
BARANG siapa yang menginginkan kebahagiaan dunia, maka dengan ilmu, dan barang siapa yang menginginkan kebahagiaan akhirat, juga dengan ilmu

Rombongan kami yang diketuai oleh Kepala SMK Ummul Ayman berangkat dengan minibus dari Pidie Jaya menuju Abdya.
Lama perjalanan sekitar 12 jam dengan melewati jalur Gunung Geurutee.
Kami berangkat pukul 15.00 WIB dan tiba di lokasi menjelang masuk waktu subuh.
Sesampai di sana, penjaga asrama itu mengarahkan kami ke tempat istirahat.
Setelah shalat Subuh, kami beristirahat di sebuah kamar yang akan kami tempati selama 15 hari itu.
Esoknya, tepat pukul 09.30 WIB, peresmian dan serah terima siswa magang dimulai dan dipimpin langsung oleh Kabid BBI Krueng Batee, Joko Supeno SE.
Tinggal di asrama BBI itu, aktivitas kami tak ubahnya serupa di Dayah Ummul Ayman juga.
Semisal shalat berjamaah, membaca Al- Qur’an, mengaji, dan lainnya.
Baca juga: Ratusan Santri dan Pejabat Bireuen Hadiri Maulid dan Doa Bersama di Paya Meuneng
Hal itu memang amanah dari Syaikhuna Waled Nuruzzahri yang selalu menuntun kami agar aktivitas rohaniah, berzikir tetap istikamah walaupun kami tidak berada di kompleks dayah.
Di BBI Krueng Batee ada beberapa kolam.
BBI itu dialiri air yang langsung mengalir dari sungai melalui bendungan kecil yang tidak jauh dari BBI.
Setelah sarapan pagi, kami dikerahkan untuk membersihkan parit-parit saluran pengeluaran air kolam tersebut.
Parit itu mengaliri sawah warga setempat.
Sementara di senja hari, banyak warga yang berkunjung ke BBI.
Mereka memanjakan mata dengan pesona beragam ikan warna-warni yang berenang bebas di dalam kolam.