Breaking News

Berita Nasional

Perbaikan Gizi Bisa Turunkan Stunting

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo menekankan bila perbaikan gizi pada anak menjadi sebuah urgensi

Editor: bakri
For Serambinews.com
Gubernur Aceh, Nova Iriansyah menyampaikan sambutan saat membuka webinar dengan topik: Aksi Bersama Dalam Cegah Stunting dan Obesitas, yang berlangsung di Rumah Dinas Wakil Gubernur, Minggu 23/1/2022. 

JAKARTA - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo menekankan bila perbaikan gizi pada anak menjadi sebuah urgensi penting pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dalam menurunkan angka prevalensi kekerdilan (stunting).

“Urgensi perbaikan gizi pada masyarakat harus difokuskan pada 1.000 HPK dan juga usia remaja,” kata Hasto dalam keterangan tertulis BKKBN, Jumat (28/1/2022).

Hasto menegaskan, pemberian asupan gizi baik pada anak menjadi hal yang sangat serius untuk diperhatikan.

Sebab, masih banyak balita dan anak di Indonesia mengalami defisiensi zat besi atau biasa yang disebut dengan Anemia Defisiensi Besi (ADB).

Adanya anemia defisiensi besi pada anak, dapat memberikan dampak berupa terganggunya tumbuh kembang pada anak, menurunnya daya tahan tubuh yang dapat meningkatkan risiko terinfeksi penyakit serta kemampuan fisik dan kreativitas anak.

Pada remaja, hal itu justru menurunkan produktivitas dan kemampuan akademis.

Di sisi lain, adanya kondisi kehamilan dengan anemia defisiensi besi, juga dapat berdampak pada keselamatan jiwa ibu dan anak.

Sehingga dalam menangani urgensi tersebut, kerja sama lintas sektor sangat dibutuhkan dalam membangun inovasi-inovasi baru yang dapat membantu pemerintah mencapai tujuan besar dalam mewujudkan generasi bangsa yang lebih sehat dan unggul.

Baca juga: Stunting Berpengaruh Terhadap Masa Depan Anak, Ini Langkah-langkah yang Penting untuk Dilakukan

Baca juga: Resmikan Balai Penyuluh KB, Aminullah Dapat Apresiasi, BKKBN: Banda Aceh Terendah Angka Stuntingnya

Seperti kolaborasi yang dilakukan BKKBN bersama Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog), yang menyerahkan bantuan berupa beras bervitamin (FortiVit) di Kabupaten Bandung Barat.

“Penurunan stunting harus dilakukan melalui perluasan cakupan seluruh kabupaten kota dan melibatkan integrasi lintas institusi,” katanya.

Plt Bupati Kabupaten Bandung Barat Hengky Kurniawan mengapresiasi inovasi dan dukungan BKKBN beserta Perum Bulog yang berusaha menurunkan prevalensi stunting di wilayahnya.

Ia pun mengaku bila Dinas Pengendalian Keluarga Berencana Kabupaten Bandung Barat sedang dalam usaha mempercepat penurunan prevalensi stunting, sebagaimana yang diinstruksikan oleh Hasto.

“Bagi kami, ini sesuatu yang luar biasa, kami menyadari pemerintah tidak boleh sendiri.

Butuh kolaborasi pentahelix," ujar Hengki.(antaranews.com)

Baca juga: Angka Kelahiran Stunting Ditekan Tak Boleh Lebih 680 Jiwa Setahun, Catin Wajib Periksa Kesehatan

Baca juga: Pertagas ONSA Gelar Sosialisasi Cegah Stunting dan Gizi Buruk di Dewantara

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved