Berita Banda Aceh

Pengamat: Aceh Kembali Meraih Peringkat Termiskin se-Sumatera

Angka kemiskinan tersebut tidak mengherankan karena pemerintah Aceh minim kemampuan dalam mengelola APBA.

Penulis: Asnawi Luwi | Editor: Taufik Hidayat
hand over dokumen pribadi
Pengamat Kebijakan Publik Dr Nasrul Zaman 

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Pengamat Kebijakan Publik, Dr Nasrul Zaman ST MKes mengatakan, Aceh kembali meraih peringkat termiskin di Pulau Sumatera dan peringkat lima secara nasional dengan angka kemiskinan mencapai 15,53 persen atau setara dengan jumlah 850.260 warga miskin.

Kisaran angka kemiskinan di Aceh sejak pemerintahan Nova Iriansyah berada pada kisaran angka dimana tahun 2018 pada 15,68 persen tahun 2019 pada angka 15,01 persen 2020 mencapai 15,43 persen dan tahun 2021 ini naik menjadi 15,53 persen.

Menurutnya, angka kemiskinan tersebut tidak mengherankan karena pemerintah Aceh minim kemampuan dalam mengelola APBA.

Dari tahun ke tahun ditunjukkan dengan terjadinya SILPA terus menerus yang membesar jumlahnya sejak 2019 sebesar 2.8 trilliun, 2020 sebesar 3.9 trilliun dan tahun 2021 diperkirakan mencapai 4 trilliun lebih.

Sejak awal, kata Pengamat Kebijakan Publik, kita sudah memperkirakan kalau capaian kemiskinan tidak akan mampu diturunkan oleh Gubernur Aceh sampai akhir pemerintahannya, indikasinya setiap tahun kita tidak mendapati ada satupun program strategis dalam upaya menurunkan angka kemiskinan tersebut malah program rumah dhuafa yang menjadi unggulan RPJM Aceh 2017-2022 minim dukungan pemerintah.

Awal tahun 2019 kita sempat berharap banyak terjadi konsistensi terhadap beberapa program multi year yang hendak dijalankan oleh pemerintah Aceh, namun disayangkan program tersebut tidak mampu direalisasikan dengan optimal akibat tarik menarik kepentingan “pribadi” para pihak.

Harus diingat bahwa putaran ekonomi di Aceh itu sangat tergantung pada serapan dan sebaran anggaran dari APBA, sehingga jika terjadi SILPA yang besar seperti tersebut di atas, maka dipastikan daya konsumsi rumah tangga di Aceh akan menurun akibat pendapatan yang menurun dan dampaknya adalah meningkatnya angka kemiskinan di pedesaan dan di perkotaan.

Tahun 2022 ini kita sudah tidak bisa berharap pada kepemimpinan Nova Iriansyah sebagai Gubernur dan sebagai Sekda Aceh, Taqwallah, kita hanya bisa mengantungkan harapan pada pejabat Gubernur Aceh yang akan ditunjuk oleh Presiden melalui Mendagri RI pada Juli tahun 2022 mendatang, semoga gubernur baru mampu kemajuan dan keberhasilan selama pemerintahan pemimpin baru tersebut bersifat inklusif.(*)

Baca juga: Mantan Kadishub Nagan Raya Dituntut 5 Tahun Penjara, Dugaan Korupsi Proyek Gedung Terminal Mobar

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved