Viral Medsos

Tanggapan BKN usai Viral Kisah Peserta CPNS 2021 Tak Lolos SKB karena Payudara Besar

Kepala Biro Hukum, Humas, dan Kerja Sama BKN, Satya Pratama angkat bicara terkait cuitan peserta CPNS 2021 yang tidak lolos SKB karena payudara besar

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Amirullah
CAT.BKN.GO.ID
Tanggapan BKN usai Viral Kisah Peserta CPNS 2021 Tak Lolos SKB karena Payudara Besar. (Foto hanyalah ilustrasi dan tidak ada kaitannya dengan peristiwa ini) 

Tanggapan BKN usai Viral Kisah Peserta CPNS 2021 Tak Lolos SKB karena Payudara Besar

SERAMBINEWS.COM – Seorang peserta Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) 2021 dinyatakan tak lolos Seleksi Kompetisi Bidang (SKB) pada kementerian yang dilamarnya.

Ia dinyatakan tak lolos seleksi CPNS di Kementerian tersebut karena mengalami pembesaran payudara dan bentuk kaki X 10 cm.

Peserta tersebut merupakan seorang pria bernama Dwiki Andoyo, yang curhatannya ia luapkan pada media sosial Twitter @dwikiand, Minggu (30/1/2022).

Menanggapi hal tersebut, Kepala Biro Hukum, Humas, dan Kerja Sama BKN, Satya Pratama angkat bicara terkait cuitan peserta CPNS 2021 yang tidak lolos SKB karena pembesaran payudara dan kaki bentuk X.

Satya menjelaskan, beberapa instansi memang mensyaratkan kebugaran jasmani sebagai poin penting dalam seleksi CPNS.

Baca juga: Curhatan Peserta CPNS 2021 yang Melamar di Kementerian, Tak Lolos Seleksi karena Payudara Besar

Baca juga: Viral Guru Menikah dengan Mantan Murid SD-nya, Terpaut Usia 12 Tahun

Sebagai contoh, yakni Kementerian Pertahanan (Kemenhan), Kementerian Hukum dan HAM, serta Badan Keamanan Laut (Bakamla).

"Ketiga instansi tersebut mensyaratkan kebugaran jasmani, termasuk postur tubuh. Hal ini dikarenakan, instansi-instansi ini akan melaksanakan pelatihan dasar yang membutuhkan kebugaran jasmani, termasuk postur tubuh yang mendukung," kata Satya, dilansir dari Kompas.com, Sabtu (5/2/2022).

Ia membahkan, di Kemenhan ada pelatihan dasar dan program bela negara.

Sementara di Kemenkumham, terdapat pelatihan kesamaptaan untuk petugas pemasyarakatan.

Di sisi lain, di Bakamla, ada pelatihan dasar militer yang dilaksanakan bekerja sama dengan TNI AL.

Satya menuturkan, semuanya itu dilakukan agar PNS yang direkrut mendapatkan kompetensi dasar untuk melaksanakan tugas dan fungsi yang melekat di instansi masing-masing.

Baca juga: Putri Nia Daniaty Terancam 4 Tahun Penjara, Korban Penipuan CPNS Ungkap Kejahatan Olivia Nathania

Kemungkinan lain, lanjutnya, pada saat tes kesehatan, tim kesehatan dari instansi yang dilamar yang bersangkutan menemukan kondisi tertentu yang membuat si pelamar masuk kategori tidak masuk syarat.

 Namun, mengenai kementerian mana yang Dwiki lamar, Satya mengaku tidak mengetahuinya.

"Silakan ditanyakan ke yang bersangkutan. Ketiga instansi yang saya sebutkan ialah contoh yang mensyaratkan kebugaran jasmani," tutur dia.

"Saya berusaha menjelaskan kemungkinan mengapa dalam seleksi CPNS ada peserta yang nilai kesehatan dan/atau kebugaran jasmaninya rendah," tandas Satya.

Baca juga: Tak Ada Rekrutmen CPNS pada 2022, Kemenpan RB: Pemerintah Berkaca Pada Kebijakan Negara Maju

Sebelumnya, Pria yang bernama Dwiki Andoyo itu dinyatakan tidak lolos CPNS setelah mengikuti serangkaian tes Seleksi Kompetisi Bidang (SKB) pada sebuah kementerian.

“Diawal tahun ini diberikan pelajaran berharga dari salah satu seleksi pegawai negeri di suatu kementerian,” katanya yang mengawali cerita.

Diwki yang dinyatakan tidak lolos menggunakan fitur sanggah untuk meminta keterangan penyebab dirinya gagal tes.

“Saya mendapatkan skor tertinggi namun keterangan kelulusan saya P/TMS-1 dikarenakan tidak lolos dalam SKB Tes Kesehatan Umum dan Jiwa, dalam hal ini saya tidak diinfokan bagian mana yang saya tidak lolos dan butuh penjelasan,” tulis Dwiki dalam keterangan sanggah, yang dilihat Serambinews.com, Kamis (3/2/2022).

Pihak berwenang kemudian menjawab sanggah yang diajukan Dwiki.

Dalam jawaban tersebut, pihak berwenang menjelaskan bahwa Dwiki mengalami pembesaran payudara sehingga dinyatakan tidak memenuhi syarat.

“Hasil Pemeriksaaan Kesehatan sebagai berikut; Pembesaran payudara laki-laki, kaki bentuk X 10cm,” bunyi hasil sanggah itu.

Baca juga: BKN Beri Jawaban Mengapa Banyak Peserta SKD CPNS 2021 Raih Skor Tinggi, Apa Soalnya Lebih Mudah?

Dalam curhatannya itu, Dwiki mengatakan bahwa, ternyata dalam menjalankan tugas sebagai pegawai negeri diperlukan postur yang sempurna dikarenakan mungkin dapat mempengaruhi performa dalam pekerjaan di kantor.

Meski menilat postur tubuh dalam seleksi pegawai negeri, Dwiki mengucapkan terima kasih kepada semua pihak.

“Saya menjadi tercerahkan dan terbuka akan segala kemungkinan yang terjadi kedepannya. Bahwa sesungguhnya nilai tidak dapat menjadi faktor utama dalam meraih kesuksesan saya berterima kasih banyak,” bebernya.

Dari kejadian ini, Dwiki memilih lebih fokus untuk memperbaiki posturnya agar dapat menghilangkan kaki x sehingga dia dapat menjadi analis kebijakan sempurna kedepannya.

Ia pun tidak ingin mempersoalkan masalah ini hingga melaporkan yang dialaminya ke BKN atau pihak lainnya.

“Seakan-akan hal ini adalah hal yang salah apalagi sampai menyebutkan instansi terkait. Karena jujur dari dalam hati saya, saya belajar banyak dari proses yang telah berjalan sampai hari ini,” terang pria yang mendapatkan skor 426 di SKD itu.

Baca juga: 225 Peserta SKD CPNS Curang, Akankah Namanya Diumumkan & Seleksi Diulang Menyeluruh? Ini Jawaban BKN

Ia menegaskan bahwa, curhatannya ini tidak ada maksud memojokan ataupun menyalahkan suatu pihak.

“(Ini) hanya sekedar berbagi kepada teman-teman bahwa banyak faktor yang harus dipenuhi untuk menjadi orang yang memiliki cita-cita tinggi membangun negeri. Pintar tidak cukup kawan postur penting. Terima kasih,” tutupnya. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)

BERITA TERKAIT 

AKSES DAN BACA BERITA DI GOOGLE NEWS 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved