Berita Banda Aceh

Kuota Minyak Goreng Subsidi untuk Aceh Bulan Ini Capai 200 Ton, Baru Satu Pedagang yang Usul Tebus

Namun, sayangnya hingga kini baru satu pedagang di Aceh yang mengusulkan tebus minyak goreng subsidi ini sebanyak 28 ton.

Penulis: Herianto | Editor: Mursal Ismail
FOR SERAMBINEWS.COM
Seorang pedagaang mengisi minyak goreng curah, Minggu(30/1/2022) 

Namun, sayangnya hingga kini baru satu pedagang di Aceh yang mengusulkan tebus minyak goreng subsidi ini sebanyak 28 ton. 

Laporan Herianto | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Kuota minyak goreng curah subsidi dari pemerintah pusat untuk Aceh bulan Februari 2022 ini mencapai 200 ton. 

Namun, sayangnya hingga kini baru satu pedagang di Aceh yang mengusulkan tebus minyak goreng subsidi ini sebanyak 28 ton. 

Pedagang itu, yakni H Ramli. 

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Aceh, Ir Mohd Tanwir MT, menyampaikan hal ini kepada Serambinews.com di Banda Aceh, Kamis (24/2/2022). 

“Harga tebus minyak goreng curah subsidi itu Rp 10.300 per kilogramnya di tingkat produsen di Permata Hijau, Medan, Sumatera Utara.

Ditambah ongkos angkut Rp 500 per kilogram dan keuntungan pedagang Rp 500 per kilogram, sehingga minyak goreng curah subsidi itu masih bisa dijual dengan harga penetapan pemerintah. 

Harga penetapan pemerintah itu, yakni Rp 11.500 per kilogram di Pasar Induk Lambaro, Aceh Besar dan Pasar Kampung Baru, Kota Banda Aceh,“ kata Kadisperindag Aceh.

Baca juga: VIDEO Minyak Goreng Subsidi Tidak Langka di Bireuen, Pedagang Beli dengan Harga Rp 13.500 Per Liter

 Terkait baru satu pedagang yang mengusulkan penebusan minyak goreng curah subsidi itu, kata Mohd Tanwir, dirinya mengetahui hal ini dari hasil penjelasan Dirjendaglu, Wisnu.

Tepatnya saat pejabat pusat ini melakukan kunjungan kerja ke Banda Aceh hari ini, Kamis (24/2/2022). 

Tanwir mengatakan di Aceh langka minyak goreng curah.

Tapi setelah Kemendag memberikan kuota minyak goreng curah subsidi 200 ton untuk bulan ini, tapi kenapa yang baru satu yang mengusulkan penebusan. 

“Informasi itu, kita terima dari produsen minyak goreng di Jalan Permata Hijau, Medan, Sumut, yang kita tunjuk sebagai produsen penyedia minyak goreng curah subsidi untuk Aceh,” ujar Wisnu.

Untuk memantau penyedioaan minyak goreng kemasana satu harga dan curah subsidi di Aceh, kata Wisnu, Kemendag menurunkan tiga tim pemantau.

Tim ini diketuai Direktur Pengamanan Perdagangan, Natan Kambuno.

Baca juga: Polda Aceh dan Disperindag Bahas Minyak Goreng Subsidi Satu Harga

Satu Tim memantau kondisi kelangkaan minyak goreng untuk wilyah pesisir pantai timur, utara dan tengah Aceh.

Satu tim lagi memantau di wilayah pesisir pantai barat – selatan Aceh dan satu tim lagi di Banda Aceh dan Aceh Besar.

Hasil pantauan, kata Wisnu, sejak akhir Januari 2022 sampai minggu ketiga Februari 2022, benar di Aceh terjadi kelangkaan distribusi minyak goreng curah dan kemasan. 

Tapi, memasuki minggu keempat bulan Februari, setelah Kemendag menunjuk sejumlah produsen minyak goreng kemasan dan curah yang ada di Belawan dan Medan, Sumut, untuk menyalurkan produksi minyak goreng kemasan dan curahnya ke Aceh, minyak goreng curah dan kemasan sudah tersedia kembali di berbagai toko ritel moderen dan toko kelontong, tapi jumlahnya masih terbatas.   

Kadisperindag Aceh, Mohd Tanwir mengatakan, untuk penanganan minyak goreng selanjutnya di Aceh, Disperindag bersama Tim Kemendag, terus melakukan evaluasi, terhadap kendala dan hambatan yang muncul  untuk kelancaran distribusi minyak goreng di Aceh.

Baca juga: Minyak Goreng Subsidi Rp14 Ribu per Liter Mulai Dijual Hari Ini, Dimana Belinya?

Tanwir mengakui, Aceh belum memiliki distributor utama (D1), akibatnya ketika ada kebijakan dari pemerintah tentang penjulan minyak goreng kemasan satu harga dilaksanakan, daerah ini kesulitan untuk mendapatkan pasokan minyak goreng kemasan dan curah dalam jumlah yang banyak.

Sampai saat ini, ungkap Tanwir, Aceh baru ada sub -sub distributor (D2) dan pengecer (D3). Subdistributor yang kami maksud, adalah pedagang minyak goreng curah yang membeli minyak goreng curah ke Medan dengan mobil tanki ukuran 20 – 28 ton.

“Kalau sub distributor, di Aceh cukup banyak, hampir semua daerah miliki tiga sampai empat sub distributor minyak goreng curah dan kemasan, tapi untuk distributor utama (D1) nya, sampai kini belum ada.

Untuk mengadakan distributor utama, kata Tanwir, pihaknya bersama Direktur Pengamanan Perdagangan Kemendag, Natan Kambuno dan Dirjen Daglu, Wisnu, Rabu (23/2/2022) kemarin dan hari ini sudah melakukan pertemuan dengan seorang pengusaha di Banda Aceh dan ia menyatakan siap membantu, jika Kemendag menunjukkan sebagai Distributor Utama Minyak Goreng di Aceh.

Untuk maksud tersebut, kata Tanwir, pihaknya sudah membuat surat kepada Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, terkait usulan Distributor Utama Minyak Goreng curah di Aceh untuk diteruskan ke Kemendag.

Distributor yang ditunjuk harus mengadakan tangki penimbunan minyak goreng di Aceh.

Tujuannya agar daerah ini memiliki stok minyak goreng curah yang mampu mendistribusikan sampai masa satu dan dua bulan.     

Disperindag Aceh bersama Kemendag, kata Mohd Tanwir, terus mengali persoalan – persolan baru yang muncul dalam penanganan kelangkaan minyak goreng di Aceh dan  langsung dilaporkan ke Menteri Perdagangan, Muhammad Luhfi.

"Persoalan yang kita hadapi masih sama, belum tersedia distributor utama, sehingga menjadi persoalan penyedian barang dalam jumlah besar dan jangka waktu penyaluran yang panjang," kata Tanwir.

Ke depan, tambah Tanwir, bukan inyak goreng curah butuh butuh distributor utama (D1).

Tapi juga tapi untuk komoditi gula pasir, telur ayam, kacang kedelai, tepung terigu, dan lainnya. 

“ Tujuannya,  agar penyediaan stok barang kebutuhan pokok di Aceh bisa lebih terjamin, dalam jangka waktu yang panjang, yaitu satu, dua bulan dan seterusnya,” ujar Kadisperindag Aceh. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved