Internasional
China Minta Warganya Tidak Tunjukkan Identitas Diri, Dikhawatirkan Jadi Target Warga Ukraina
Pemerintah China, Senin (28/2/2022) memberi tahu warganya di Ukraina untuk tidak menunjukkan identitas diri.
SERAMBINEWS.COM, BEIJING - Pemerintah China, Senin (28/2/2022) memberi tahu warganya di Ukraina untuk tidak menunjukkan identitas diri.
Hanya berselang dua hari setelah negara itu menyarankan mereka untuk menunjukkan bendera China di mobil.
Kedutaan China di Ukraina meminta warga untuk tidak menampilkan simbol identitas.
Dua hari sebelumnya, kedutaan mengatakan warga negara China harus menunjukkan bendera nasional mereka saat
mengemudi.
China terus menghindari mengutuk invasi Rusia ke Ukraina.
Pada Sabtu (26/2/2022), Kedutaan Besar China di Ukraina mengimbau warganya di negara itu untuk tidak menonjolkan identitas di depan umum.
Rekomendasi itu muncul dua hari setelah kedutaan menyarankan warga negara China untuk mengibarkan bendera
nasional saat mengemudi mobil.
Baca juga: Ukraina Seret Rusia ke Mahkamah Internasional, Terkait Kejahatan Genosida
Dalam posting WeChat kedutaan mengatakan ada peningkatan perilaku ekstrem di Ukraina yang merupakan risiko
keamanan yang meningkat bagi warga negara China.
"Jangan menonjolkan identitas Anda atau menampilkan simbol pengenal," saran kedutaan dalam postingan tersebut,
yang ditujukan kepada warga China.
China telah berusaha berjalan dengan baik dalam pendekatannya terhadap invasi, bahkan ketika Rusia, sekutu
dekatnya, mendapat tekanan yang meningkat dari Barat.
China berulang kali menghindari menyebut tindakan Rusia sebagai invasi dalam konferensi pers pada Kamis
(24/2/2022) oleh Kementerian Luar Negeri China.
Pada panggilan telepon dengan Vladimir Putin dari Rusia pada Jumat (25/2/2022), presiden China Xi Jinping
mendesak Putin untuk menyelesaikan situasi melalui negosiasi dengan Volodymyr Zelensky.
Baca juga: Serangan Rusia ke Ukraina Hancurkan Pesawat Terbesar di Dunia
Dalam sebuah pernyataan pada Minggu (27/2/2022), kantor Zelensky mengatakan delegasi Rusia dan Ukraina telah
sepakat untuk bertemu untuk membahas perdamaian d perbatasan Belarusia.
Harian yang berafiliasi dengan negara China, Global Times , menulis dalam sebuah laporan pada Senin (28/2022),
setidaknya satu pengusaha wanita China yang tidak disebutkan namanya yang berbasis di Kiev dilecehkan.
Pada Sabtu (26/2/2022), dia dicemooh oleh penduduk setempat di sebuah pompa bensin, tulis laporan itu.
Dia juga mengatakan mahasiswa China di Ukraina harus pergi ke tempat perlindungan bom dalam kelompok untuk
menghindari dilecehkan di jalan.
"Beberapa pemuda Ukraina yang gelisah pasti berpikir: China ada di pihak Rusia," kata pengusaha wanita itu.(*)
Baca juga: Hari Ke-4 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Perintahkan Pasukan Nuklir Siaga, 352 Warga Sipil Tewas