Breaking News

Kisah Perjalanan Nabi Muhammad SAW dalam Satu Malam, Inilah yang Terjadi pada Peristiwa Isra Miraj

Isra Miraj mengisahkan Nabi Muhammad SAW yang melakukan perjalanan hanya dalam waktu satu malam.

Editor: Nur Nihayati
Pixabay.com/Chiplanay
Puasa 

Isra Miraj mengisahkan Nabi Muhammad SAW yang melakukan perjalanan hanya dalam waktu satu malam. 

SERAMBINEWS.COM - Untuk mengetahui perjalanan Nabi Muhammad SAW dalam suatu malam ada dalam kisah peristiwa Isra Miraj.

Selamat Isra Miraj 2022. Kita bisa mempelajari sejarah Nabi Muhammad SAW yang melewati peristiwa Isra Miraj.

Isra Miraj adalah peristiwa penting dalam sejarah Islam yang megisahkan perjalanan Nabi Muhammad SAW.

Memperingati Isra Miraj 1443 H, tidak ada salahnya mengetahui sejarah Isra Miraj yang dilalui Nabi.

Isra Miraj mengisahkan Nabi Muhammad SAW yang melakukan perjalanan hanya dalam waktu satu malam.

Dari sana Nabi Muhammad SAW mendapatkan perintah Allah SWT untuk melaksanakan shalat lima waktu.

Isra Miraj terdiri dari pengertian dua kata, yakni Isra dan Miraj.

Isra Miraj dalam bahasa Arab الإسراء والمعراج, latin Isra wal Mi’raj.

Baca juga: Dikoordinir Pria Dewasa, Sekelompok Anak Nekat Bobol Ruang Penyimpanan Sekolah, Begini Nasibnya Kini

Baca juga: Gawat! Haji Faisal Berencana Buat Laporan Polisi, Mau Jebloskan Doddy Sudrajat ke Penjara?

Isra dan Miraj merupakan persitiwa yang berbeda namun tetap berkaitan.

Lantas, bagaimana sejarah Isra Miraj itu terjadi?

Isra

Isra merupakan perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsa di Yerussalem.

Untuk menempuh perjalanan Isra, Nabi Muhammad SAW mengendarai Burak.

Burak dalam bahasa Arab البراق, al-burāq, artinya cahaya atau kilat.

Dijelaskan dalam hadis, penggambaran Burak sesosok makhluk tunggangan yang cepat secepat kilat.

Makhluk tersebut tentu saja ciptaan Allah SAWT yang terbuat dari cahaya.

Setelah Nabi Muhammad SAW sampai di Masjidil Aqsa, ia memimpin para nabi lainnya untuk ibadah.

Miraj

Miraj merupakan perjalanan Nabi Muhammad SAW dari bumi menuju langit ke tujuh kemudian ke Sidratul Muntaha.

Dari perjalanannya itu kemudian Nabi Muhammad SAW mendapatkan perintah langsung dari Allah SWT untuk melaksanakan shalat lima waktu.

Nabi Muhamamd SAW naik ke surga bersama Jibril

Dalam pernjalanannya naik ke Sidratul Muntaha, Nabi Muhammad bertemu dengan para nabi yang berada di masing-masing tujuh tingkat surga.

Di antarnaya, Nabi Adam AS, Nabi Yahya AS dan Nabi Isa AS, Nabi Yusuf AS, Nabi Idris AS, Nabi Harun AS, Nabi Musa AS dan Nabi Ibrahim AS.

Allah SWT mengintruksikan umat Islam melaksanakan ibadah shalat tersebut awalnya 50 kali sehari semalam.

Kemudian, Nabi mendapatkan saran dari para Nabi lainnya untuk mempertimbangkan jumlah shalat tersebut.

Satu di antaranya yang menyarankan pengurangan itu adalah Nabi Musa AS.

Nabi Musa AS memberikan saran agar Nabi Muhammad meminta keringanan kepada Allah SWT.

Nabi Musa berpendapat umat Islam dipimpin Muhammad tak akan sanggung menjalankan shalat 50 kali dalam sehari semalam.

Dari peristiwa ini, Nabi Muhammad SAW mengalami bimbang dan sedih karena melihat umatnya.

Nabi Muhammad SAW merasa malu untuk meminta keringanan kepada Allah SWT.

Meski begitu, dengan keteguhannya dan kebaikan umatnya, dengan kerendahannya Nabi Muhammad SAW rela kembali memohon kepada Allah SWT.

Sebagaimana hal ini pernah diceritakan Rasulullah SAW dalam riwayat hadis Al Bukhari dari Malik bin Sha’sha’ah radhiallahu’anhu, Rasulullah SAW bersabda,

“ثُمَّ فُرِضَتْ عَلَيَّ الصَّلَوَاتُ خَمْسِينَ صَلاَةً كُلَّ يَوْمٍ، فَرَجَعْتُ فَمَرَرْتُ عَلَى مُوسَى، فَقَالَ: بِمَ أُمِرْتَ؟ قَالَ: أُمِرْتُ بِخَمْسِينَ صَلاَةً كُلَّ يَوْمٍ. قَالَ: إِنَّ أُمَّتَكَ لاَ تَسْتَطِيعُ خَمْسِينَ صَلاَةً كُلَّ يَوْمٍ، وَإِنِّي وَاللَّهِ قَدْ جَرَّبْتُ النَّاسَ قَبْلَكَ، وَعَالَجْتُ بَنِي إِسْرَائِيلَ أَشَدَّ المُعَالَجَةِ، فَارْجِعْ إِلَى رَبِّكَ فَاسْأَلْهُ التَّخْفِيفَ لأُمَّتِكَ. فَرَجَعْتُ فَوَضَعَ عَنِّي عَشْرًا، فَرَجَعْتُ إِلَى مُوسَى فَقَالَ مِثْلَهُ، فَرَجَعْتُ فَوَضَعَ عَنِّي عَشْرًا، فَرَجَعْتُ إِلَى مُوسَى فَقَالَ مِثْلَهُ، فَرَجَعْتُ فَوَضَعَ عَنِّي عَشْرًا، فَرَجَعْتُ إِلَى مُوسَى فَقَالَ مِثْلَهُ، فَرَجَعْتُ فَأُمِرْتُ بِعَشْرِ صَلَوَاتٍ كُلَّ يَوْمٍ، فَرَجَعْتُ فَقَالَ مِثْلَهُ، فَرَجَعْتُ فَأُمِرْتُ بِخَمْسِ صَلَوَاتٍ كُلَّ يَوْمٍ، فَرَجَعْتُ إِلَى مُوسَى، فَقَالَ: بِمَ أُمِرْتَ؟ قُلْتُ: أُمِرْتُ بِخَمْسِ صَلَوَاتٍ كُلَّ يَوْمٍ. قَالَ: إِنَّ أُمَّتَكَ لاَ تَسْتَطِيعُ خَمْسَ صَلَوَاتٍ كُلَّ يَوْمٍ، وَإِنِّي قَدْ جَرَّبْتُ النَّاسَ قَبْلَكَ وَعَالَجْتُ بَنِي إِسْرَائِيلَ أَشَدَّ المُعَالَجَةِ، فَارْجِعْ إِلَى رَبِّكَ فَاسْأَلْهُ التَّخْفِيفَ لأُمَّتِكَ. قَالَ: سَأَلْتُ رَبِّي حَتَّى اسْتَحْيَيْتُ، وَلَكِنِّي أَرْضَى وَأُسَلِّمُ. قَالَ: فَلَمَّا جَاوَزْتُ نَادَى مُنَادٍ: أَمْضَيْتُ فَرِيضَتِي، وَخَفَّفْتُ عَنْ عِبَادِي”.

“Kemudian diwajibkan padaku shalat lima puluh kali setiap hari. Aku kembali, dan lewat di hadapan Musa. Musa bertanya, ‘Apa yang telah diperintahkan padamu?’ Kujawab, ‘Aku diperintahkan shalat lima puluh kali setiap hari’. Musa berkata, “Sungguh ummatmu tak akan sanggup melaksanakan lima puluh kali shalat dalam sehari. Dan aku -demi Allah-, telah mencoba menerapkannya kepada manusia sebelummu, aku telah berusaha keras membenahi Bani Israil dengan sungguh-sungguh. Kembalilah kepada Rabbmu dan mintalah keringanan untuk umatmu’. Aku pun kembali dan Allah memberiku keringanan dengan mengurangi sepuluh shalat. Lalu aku kembali bertemu Musa. Musa bertanya seperti pertanyaan sebelumnya. Lalu aku kembali dan Allah memberiku keringanan dengan mengurangi sepuluh shalat.

Aku kembali bertemu Musa. Ia berkata sebagaimana perkataan sebelumnya. Aku kembali dan Allah memberiku keringanan dengan mengurangi sepuluh shalat. Aku kembali bertemu Musa. Musa berkata sebagaimana yang dikatakan sebelunya. Aku pun kembali, dan aku di perintah dengan sepuluh kali shalat setiap hari. Aku kembali dan Musa kembali berkata seperti sebelumnya. Aku pun kembali, dan akhirnya aku diperintahkan dengan lima kali shalat dalam sehari.

Aku kembali kepada Musa dan dia berkata, ‘Apa yang diperintahkan kepadamu?’ Kujawab, ‘Aku diperintahkan dengan lima kali shalat dalam sehari’. Musa berkata, “Sesungguhnya ummatmu tidak akan sanggup melaksanakan lima kali shalat dalam sehari. Sungguh aku telah mencoba menerapkannya kepada manusia sebelum kamu. Aku juga telah berusaha keras membenahi Bani Isra’il dengan sungguh-sungguh. Kembalilah kepada Rabbmu dan mintalah keringanan untuk umatmu’. Beliau berkata, ‘Aku telah banyak memohon (keringanan) kepada Rabbku hingga aku malu. Tetapi aku telah ridha dan menerimanya’. Ketika aku telah selesai, terdengar suara orang yang berseru, ‘Sungguh Aku telah memberikan keputusan dan Aku telah mewajibkan. Aku telah ringankan untuk hamba-hamba-Ku’.” (HR. al-Bukhari dalam Kitab Fadhail ash-Shahabah, 3674).

Setelah beberapa kali bulak-balik mendapatkan saran dari Nabi Musa, akhirnya diputuskan umat Islam cukup melaksanakan shalat lima waktu sehari semalam.

Allah SWT mengabulkan permintaan keringanan Nabi Muhammad SAW tersebut.

Dijelaskan dalam riwayat , Allah Ta’ala berfirman,

هِيَ خَمْسٌ، وَهِيَ خَمْسُونَ، لاَ يُبَدَّلُ القَوْلُ لَدَيَّ”. قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: “فَرَجَعْتُ إِلَى مُوسَى، فَقَالَ: رَاجِعْ رَبَّكَ. فَقُلْتُ: اسْتَحْيَيْتُ مِنْ رَبِّي

“Lima waktu itu setara dengan lima puluh waktu. Tak akan lagi berubah keputusan-Ku.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Aku kembali bertemu dengan Musa. Ia menyarankan, ‘Kembalilah menemui Rabbmu’. Kujawab, ‘Aku malu pada Rabbku’.” (HR. al-Bukhari dalam Kitab ash-Shalah 342 dan Muslim dalam Kitab al-Iman 163).

Perintah shalat lima waktu inilah kini menjadi rukun Islam yang wajib dilaksanakan umat Islam.

Sebelumnya, perintah shalat diwajibkan bagi Nabi Muhammad SAW dan para pengikutnya sejak awal kenabiannya.

Sebagaimana dalam firman Allah SWT dalam surat Al Muzzammil.

Rasulullah dan para pengikutnya yang baru berjumlah sedikit kala itu memiliki kewajiban untuk bangun pada tengah malam untuk menjalankan kewajiban. Menurut Ibnu Abbas, Ikrimah, Mujahid, al-Hasan, Qatadah, dan ulama salaf lainnya, kewajiban shalat malam dihapuskan setelah ayat ke 20 atau ayat terakhir dari surat al-Muzammil ini diturunkan oleh Allah SWT.

إِنَّ رَبَّكَ يَعْلَمُ أَنَّكَ تَقُومُ أَدْنَى مِن ثُلُثَيِ اللَّيْلِ وَنِصْفَهُ وَثُلُثَهُ وَطَائِفَةٌ مِّنَ الَّذِينَ مَعَكَ وَاللَّهُ يُقَدِّرُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ عَلِمَ أَن لَّن تُحْصُوهُ فَتَابَ عَلَيْكُمْ فَاقْرَؤُوا مَا تَيَسَّرَ مِنَ الْقُرْآنِ عَلِمَ أَن سَيَكُونُ مِنكُم مَّرْضَى وَآخَرُونَ يَضْرِبُونَ فِي الْأَرْضِ يَبْتَغُونَ مِن فَضْلِ اللَّهِ

Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwasanya kamu berdiri (sembahyang) kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua malam atau sepertiganya dan (demikian pula) segolongan dari orang-orang yang bersama kamu. Dan Allah menetapkan ukuran malam dan siang. Allah mengetahui bahwa kamu sekali-kali tidak dapat menentukan batas-batas waktu-waktu itu, maka Dia memberi keringanan kepadamu, karena itu bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Qur’an. Dia mengetahui bahwa akan ada di antara kamu orang-orang yang sakit dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah…

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Perjalanan Nabi Muhammad SAW dalam Satu Malam, Inilah yang Terjadi pada Peristiwa Isra Miraj,

Berita terkait lainnya

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved