Berita Aceh Singkil
Warga Pulau Banyak Mengaku Kesulitan Bahan Baku Kayu Membuat Perahu
"Perkembangan perikanan sangat besar tantangan, yang paling sulit masih terkekang oleh legalitas bahan kayu terus menjadi dilema," kata Jafriadi.
Penulis: Dede Rosadi | Editor: Nurul Hayati
"Perkembangan perikanan sangat besar tantangan, yang paling sulit masih terkekang oleh legalitas bahan kayu terus menjadi dilema," kata Jafriadi.
Laporan Dede Rosadi I Aceh Singkil
SERAMBINEWS.COM, SINGKIL - Warga Pulau Banyak, Kabupaten Aceh Singkil, mengaku kesulitan bahan baku kayu untuk membuat perahu.
Tak mengherankan, harga perahu melonjak tajam dari sebelumnya dikisaran Rp 7 juta menjadi Rp 30 juta.
Harga tersebut untuk perahu kecil yang bisa digunakan nelayan perorangan mencari ikan ke laut.
Keluhan kesulitan bahan baku kayu untuk membuat perahu disampaikan Jafriadi, tokoh masyarakat Pulau Banyak, saat musyawarah rencana pembangunan (Musrembang), Rabu (2/3/2022).
"Perkembangan perikanan sangat besar tantangan, yang paling sulit masih terkekang oleh legalitas bahan kayu terus menjadi dilema," kata Jafriadi.
Menurutnya, jika persoalan kesulitan bahan baku kayu tidak teratasi, maka perekonomian nelayan di Pulau Banyak sulit berkembang.
"Kapan bisa maju, bila bahan kayu tidak ada. Sampan kayu dari Rp 7 juta menjadi Rp 30 juta," tukasnya.
Hal senada disampaikan Camat Pulau Banyak, Mukhlis.
Menurutnya, bahan baku kayu untuk membuat perahu selama ini menjadi dilema.
Padahal perikanan kata Mukhlis, merupakan potensi utama Pulau Banyak.
"Perikanan yang utama, berikutnya pariwisata," kata Mukhlis.
Untuk diketahui, mayoritas nelayan di Aceh Singkil menggunakan bahan baku kayu membuat perahu.
Namun, kayu berkualitas berada di kawasan lindung.
Bila ditebang, tentu menyalahi aturan.
Nelayan berharap ada solusi, agar kebutuhan bahan baku kayu membuat perahu bisa diperoleh secara legal atau tak menyalahi aturan.(*)