Berita Banda Aceh

Elpiji Non-Subsidi Mahal, Kadis ESDM Aceh Minta Aparat Tindak Pengecer LPG Subsidi di Luar Pangkalan

Kepala Dinas ESDM Aceh, Ir Mahdinur MT, menyampaikan hal ini dalam Rakor Pengawasan Elpiji Ukuran 3 Kilogram Subsidi di Kantor Dinas ESDM Aceh, Banda

Penulis: Herianto | Editor: Mursal Ismail
Pekerja memasang dan membersihkan penutup tabung gas elpiji 12 kilogram di distributor PT Loonmita Gah, Banda Aceh, Senin (6/1). SERAMBI/BUDI FATRIA 

Kepala Dinas ESDM Aceh, Ir Mahdinur MT, menyampaikan hal ini dalam Rakor Pengawasan Elpiji Ukuran 3 Kilogram Subsidi di Kantor Dinas ESDM Aceh, Banda Aceh, Jumat (4/3/2022). 

Laporan Herianto | Banda Aceh 

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Kenaikan harga elpiji nonsubsidi tabung ukuran 12 Kg dari Rp 180 ribu menjadi Rp 200 ribu per tabung bisa berdampak langkanya elpiji subsidi. 

Pasalnya, warga akan semakin beramai-ramai menggunakan elpiji subsidi tabung 3 kilogram karena harganya di pangkalan hanya Rp 18 ribu hingga Rp 22.500 per tabung. 

Kepala Dinas ESDM Aceh, Ir Mahdinur MT, menyampaikan hal ini dalam Rakor Pengawasan Elpiji Ukuran 3 Kilogram Subsidi di Kantor Dinas ESDM Aceh, Banda Aceh, Jumat (4/3/2022). 

Menurutnya, untuk mencegah kelangkaan elpiji 3 Kg subsidi di pangkalan, maka perlu dibentuk tim terpadu guna merazia dan menindak pengecer elpiji ukuran 3 Kg subsidi di luar pangkalan.

Mahdinur menjelaskan sesuai regulasi, distribusi elpiji 3 Kg yang masih disubsidi pemerintah hanya dibolehkan di areal pangkalan yang ditunjuk Pertamina.

Baca juga: Harga LPG Naik, Hiswana Migas Minta Pemda Awasi Penyaluran Elpiji 3 Kg Agar Tidak Terjadi Kelangkaan

Rakor ini diikuti pihak Polda Aceh, Polresta Banda Aceh, Pengurus Hiswanamigas Aceh, Agen Penyalur elpiji 3 Kg, Pertamina Banda Aceh, Biro Ekonomi Seta Aceh.

Kemudian Disperindag Aceh dan instansi terkait lainnya.

"Kios atau toko kelontong, toko bangunan, toko elektronik, dan apapun namanya, yang tidak memiliki izin sebagai pangkalan elpiji 3 kilogram dilarang menjualnya, apapun alasannya," tegas Mahdinur.

Pasalnya, kata Mahdinur, selama ini ketersediaan elpiji tabung 3 Kg di pangkalan resminya sering kosong.

Tapi, di luar pangkalan resmi, seperti di kios-kios toko kelontong, bangunan, toko elektronik, stoknya ada.

Padahal, menurut aturannya, kios kelontong, toko bangunan, dan toko penjualan elektronik, bukan pangkalan elpiji tabung 3 Kg secara resmi yang ditunjuk pertamina.

Baca juga: Pertamina Naikkan Harga Elpiji Non-Subsidi Mulai Hari Ini, Berikut Harga Lengkap, Termasuk di Aceh

Kewenangan Pertamina mengawasi pendistribusian elpiji ukuran 3 Kg itu, dari agen penyalurnya sampai ke lokasi pangkalan pengecernya.

Di luar areal tersebut, pengawasannya sudah menjadi tugas aparat keamanan, yaitu polisi, Disperindag dan Dinas ESDM.

Seorang perwakilan polisi yang hadir dalam rakor ini menyatakan pihaknya setuju untuk mencegah terjadinya kelangkaan dibentuk tim terpadu antar lembaga dan disikapi dengan melakukan razia. 

Kemudian memberikan sanksi bagi pihak yang melakukan penyalahgunaan distribusi elpiji 3 Kg tersebut.

Ketua Hiswanamigas Aceh, Nahrawi Nurdin juga setuju, untuk mengawasi pendistribusian elpiji 3 Kg, dibentuk tim terpadu antar lembaga dan ditindaklanjuti dengan razia rutin dan intensif. 

Ia menyarankan razia itu juga ke kafe dan restoran, rumah makan yang masih menggunakan elpiji subsidi ukuran  3 Kg. 

Pasalnya, elpiji subsidi itu hanya diperuntukkan bagi masyarakata miskin dan pedagang usaha mikro dan kecil.

Baca juga: VIDEO - Jokowi Kesal Indonesia Rugi Rp 80 Triliun Gegara Impor Elpiji

Sedangkan pedagang usaha menengah, juga tidak dibolehkan lagi menggunakan elpiji subsidi ukuran 3 Kg, harus beli elpiji non subsdidi ukuran 5,5 Kg, 12 Kg, 50 Kg dan lainnya.

Kabid Migas Dinas ESDM Aceh, Darma, mengatakan langkah lain yang mereka lakukan adalah membuat kartu kendali pemanfaatan elpiji subsidi tabung 3 Kg.

Seperti yang telah dilakukan pangkalan elpiji 3 Kg bersama agen penyalur elpiji di Kota Sabang.

“Yang tidak miliki kartu kendali, tidak berhak mendapat elpiji subsidi ukuran tabung 3 kilogram.

Pemilik kartu kendali itu, adalah orang yang berhak menerima elpiji tabung ukuran 3 Kg, yaitu masyarakat miskin dan pengusaha mikro dan kecil,” ujar Darma.

Sales Maneger Pertamina Aceh, Soni Indro Parbowo, mengatakan pengawasan distribusi elpiji ukuran trabung 3 Kg itu sangat penting dilakukan karena setiap daerah diberikan kuotanya.

Setelah kuotanya habis, maka untuk mendapatkan kuota baru, harus menunggu kuota tahun berikutnya, makanya perlu diawasi, agar kuota tahunan yang diberikan, bisa berjalan hingga akhir tahun.

Pada tahun 2022 ini, sebut Soni, Kementerian ESDM memberikan kuota elpiji subsdidi untuk Aceh sekitar 104.000 metrik ton.

Sejak Januari – Februari 2022, sudah berjalan sebesar 15 persen dan sissanya 10 bulan lagi tinggal 85 persen. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved