Berita Banda Aceh
Harga Gas 12 Kg Melambung, Bisa Berimbas ke Elpiji Bersubsidi
Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Aceh, Mahdinur, menyatakan, kenaikan harga elpiji 12 kg dari Rp 180.000
BANDA ACEH - Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Aceh, Mahdinur, menyatakan, kenaikan harga elpiji 12 kg dari Rp 180.000 menjadi Rp 200.000/tabung, akan berimbas pada ketersediaan elpiji 3 kg.
Kalau tak dikontrol dikhawatirkan gas 3 kg akan menjadi langka.
“Untuk mencegah kelangkaan gas 3 kg subsidi di lokasi pengkalan, perlu dibentuk tim terpadu, merazia dan menindak pengecer elpiji subsidi yang menjual di luar area pangkalan,” ucap Mahdibur kepada Serambi, Jumat (4/3/2022).
Dikatakan, penjualan elpiji subsidi hanya dibolehkan di area pangkalan yang ditunjuk Pertamina.
Diluar itu, jika tak memiliki izin sebagai pangkalan elpiji 3 kg, dilarang menjual elpiji subsidi tersebut.
Untuk mengatasi persoalan itu, Jumat (4/3/2022) digelar rapat koordinasi pengawasan elpiji subsidi.
Rapat yang diinisiasi Dinas ESDM Aceh itu mengundang pihak Polda Aceh, Polresta Banda Aceh, Hiswanamigas Aceh, agen penyalur elpiji 3 kg, Pertamina Banda Aceh, Biro Ekonomi Setda Aceh, Disperindag Aceh dan intansi serta lembaga terkait lainnya.
Diungkapkan Mahdinur, ketersediaan elpiji 3 kg di pangkalan sering kosong.
Tapi di luar pangkalan resmi, seperti kios-kios dan toko kelontong, tersedia cukup banyak.

Padahal menurut aturan, kios dan toko bukan pangkalan resmi elpiji yang ditunjuk Pertamina.
“Kewenangan Pertamina mengawasi distribusi elpiji 3 kg, mulai dari agen penyalur sampai ke pangkalan pengecer.
Baca juga: Elpiji Non-Subsidi Mahal, Kadis ESDM Aceh Minta Aparat Tindak Pengecer LPG Subsidi di Luar Pangkalan
Baca juga: Harga LPG Naik, Hiswana Migas Minta Pemda Awasi Penyaluran Elpiji 3 Kg Agar Tidak Terjadi Kelangkaan
Di luar itu pengawasannya menjadi tugas aparat keamanan, Disperindag dan Dinas ESDM,” terangnya.
Sementara Ketua Hiswanamigas Aceh, Nahrawi Noerdin berharap, tim terpadu antarlembaga yang dibentuk agar rutin menggelar razia agar gas 3 kg tidak salah sasaran.
“Razia jangan di kios atau toko yang menjual gas 3 kg, tapi juga rumah makan atau kafe-kafe yang masih menggunkan gas bersubsidi perlu ditindak,” harapnya.
Sebab, katanya, gas 3 kg hanya diperuntukkan bagi masyarakat miskin dan pedagang usaha mikro dan kecil.