Dampak Banjir
Ratusah Hektare Sawah Rusak Dihantam Banjir, KTNA Desak Pemerintah Benahi Tanggul
Yogi pun kembali menyoroti janji Gubernur Aceh Nova Iriansyah tentang perbaikan tanggul. Kondisi tanggul yang sudah rusak parah membuat debit air sung
Penulis: Rahmad Wiguna | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Rahmad Wiguna | Aceh Tamiang
SERAMBINEWS.COM, KUALASIMPANG - Ratusan hektare sawah di Aceh Tamiang rusak akibat banjir yang melanda pekan lalu.
Dampak kerusakan semakin parah akibat belum adanya penanggulangan tanggul yang rusak.
Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Aceh Tamiang, D Yogi S mengungkapkan dampak banjir yang terjadi sepekan lalu menyisakan kerugian besar bagi petani di wilayah hilir, yaitu Kecamatan Bendahara dan Kecamatan Seruway.
Mirisnya kata dia, sebagian besar lahan tersebut sudah memasuki masa panen.
“Yang rusak itu sudah siap panen, tiba-tiba banjir, semuanya rusak,” kata Yogi, Minggu (6/3/2022).
Yogi pun kembali menyoroti janji Gubernur Aceh Nova Iriansyah tentang perbaikan tanggul. Kondisi tanggul yang sudah rusak parah membuat debit air sungai tidak tertahan sehingga merendam permukiman dan areal sawah.
• Harga Gabah Tinggi di Awal Panen di Abdya, Pengempul Padi Rela Datang ke Sawah
“Janji ini sudah disampaikan dua tahun lalu, sampai hari ini tidak ada tanda-tanda perbaikan. Jangan datang kemari hanya untuk foto-foto sama makan mi instan di posko,” ungkap Yogi.
Ia mengaku memahami betul kerugian yang diderita petani karena gagal panen yang terjadi saat ini yang kedua kali dialami petani. Apalagi kata dia, usulan bantuan bibit yang diajukan tahun 2021 belum diterima.
“Ini gagal panen kedua secara beruntun. Usulan bantuan bibit tahun lalu belum diterima, sekarang sudah mati lagi, gagalnya beruntun,” katanya.
• Usai Banjir, Tanaman Padi di Aceh Tamiang Diserang Hama Keong
Terpisah, Kadis Pertanian, Perkebunan dan Peternakan (Distanbunak) Aceh Tamiang, Yunus mengakui banjir kali ini kembali menyebabkan hamparan sawah rusak. HIngga hari ini kata dia, sebagian lahan masih digenangi air.
“Sebagian belum surut, nanti surut baru didata tanaman gagal panen dan gagal tanam,” kata Yunus.
Sebelumnya Camat Bendahara, Fakhrurrazi mengungkapkan kerusakan sawah menyebar di beberapa kampung, di antaranya Telukhalban seluas 105 hektare dan Marlempang 50 hektare.
Dia menambahkan tanaman di Telukhkalban rata-rata berusia satu minggu dengan potensi 50 persen gagal tanam, sedangkan di Marlempang sudah memasuki masa panen.
“Yang Marlempang sudah masa panen, seharusnya dalam minggu-minggu ini dipanen, akibat banjir semua tanaman rusak,” kata Fakhrurrazi.(*)