Orasi Ilmiah
Orasi Ilmiah di Umuslim Bireuen, Guru Harus Lebih Siap Hadapi Era Digital
Para siswa mulai dari generasi Z (yang lahir antara tahun 1995-2009) dan generasi penerusnya, bertumbuhkembang dengan teknologi yang serba digital.
Penulis: Yusmandin Idris | Editor: Taufik Hidayat
Laporan Yusmandin Idris | Bireuen
SERAMBINEWS.COM, BIREUEN – Pelaksanaan wisuda angkatan ke XXIV Umuslim, Kamis (10/03/2022) mewisuda sebanyak 264 lulusan FKIP dan 12 lulusan Diploma III Kebidanan dan dihadiri berbagai kalangan.
Selain itu menghadirkan Rektor Universitas Pendidikan Indonesia, Prof Dr M Solehunddin MPd MA secara langsung menyampaikan orasi ilmiahnya di depan ratusan wisudawan dan undangan.
Dalam orasi ilmiah yang disampaikan Rektor UPI Bandung dengan tema kompetisi guru di era digital ini disebutkan, dalam era digital, perubahan dunia industri tidak lagi terjadi secara linear, tetapi terjadi secara eksponensial, fundamental, dan telah mengacak-acak pola lama menuju terciptanya tatanan baru.
Akibatnya, timbul fenomena integrasi antara dunia cyber dan dunia fisik yang mengubah kegiatan ekonomi dan bisnis baru secara fundamental. Lebih lanjut, fenomena tersebut melahirkan berbagai jenis pekerjaan atau jabatan baru yang menuntut setiap orang untuk mampu belajar sepanjang hayat.
Dalam era digital sekarang ini, tidak relevan lagi jika memandang para siswa sebagai penerima pelajaran karena mereka adalah pembelajar yang mandiri. Mereka tumbuh dan berkembang bersama teknologi dan mampu mengakses sejumlah besar informasi dari berbagai sumber hanya melalui ujung jarinya.
Mereka hanya memerlukan waktu beberapa detik saja untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mereka melalui pencarian informasi yang cepat.
Para siswa mulai dari generasi Z (yaitu yang lahir antara tahun 1995-2009) dan generasi penerusnya lahir bertumbuhkembang dengan teknologi terbaru yang tersedia.
Mereka memiliki karakteristik antara lain sebagai generasi yang nyaman menggunakan berbagai aplikasi teknologi, dan sebagai generasi yang paling terkoneksi secara global sepanjang sejarah manusia.
Kedua, mereka berhadap-hadapan secara online dengan orang-orang dari berbagai belahan dunia, dan dengan mudah memperoleh teman di balik planet ini, meski mereka tidak perlu meninggalkan negaranya.
Ketiga, mereka sangat cerdas, mandiri dan sangat kapabel, serta sangat mahir menggunakan teknologi dan merasa nyaman untuk melakukan komunikasi lintas-budaya secara global.
Di era digital, tampaknya guru sulit untuk bersaing dengan mesin dalam mengajar, khususnya berkenaan dengan materi-materi pelajaran tentang hafalan, hitungan, pengembangan model, hingga pencarian sumber danpenyajian informasi.
Mesin jauh lebih cepat, efektif dan jujur dalam melaksanakan tugasnya, sehingga guru perlu mengubah cara mengajar ke arah yang lebih fleksibel agar dapat memahami hal-hal baru dengan cepat.
Teknologi digital membantu peserta didik untuk belajar lebih cepat dan efektif sehingga mereka berkembang jauh lebih cepat dan mengagumkan. Guru harus mampu mengubah pelajaran yang rutin dan membosankan menjadi pembelajaran daring yang multi-stimulan sehingga lebih menyenangkan dan menarik.
Guru yang sebelumnya berperan sebagai sumber belajar atau pemberi pengetahuan akan secepatnya berubah menjadi mentor, fasilitator, motivator, inspirator serta pengembang imajinasi, kreativitas, karakter, serta team work yang dibutuhkan di masa depan (Unesco, 2015; Schwab, 2017).