Internasional
Jadi Tahanan Ukraina, Pasukan Rusia Enggan Pulang, Khawatir Dieksekusi Oleh Rekannya Sendiri
Pasukan Rusia yang ditangkap dan menjadi tahanan tentara Ukraina mengaku tidak mau pulang ke negaranya.
SERAMBINEWS.COM, KIEV - Pasukan Rusia yang ditangkap dan menjadi tahanan tentara Ukraina mengaku tidak mau pulang ke negaranya.
Mereka mengatakan akan mati jika kembali ke rumah, karena dianggap gagal dalam bertugas.
Pasukan Rusia yang ditangkap difilmkan dengan memohon untuk tidak dikirim kembali ke Rusia, takut akan ditembak
oleh temannya sendiri.
Salah seorang tentara, berbicara pada konferensi pers di Kiev mengatakan dia telah diberitahu oleh orang tuanya pemakaman telah disiapkan untuknya, seperti dilansir AP, Jumat (11/3/2022).
Prajurit itu, yang ditempatkan di Divisi Senapan Motor ke-2 Rusia, mengatakan:
"Di Rusia, kami sudah dianggap mati.."
"Saya diberi kesempatan untuk menelepon orang tua."
"Mereka memberi tahu saya, pemakaman untuk saya telah diatur."
"Jika kita dipertukarkan, maka kami akan ditembak oleh orang-orang kami sendiri."
Baca juga: Ketua DPR AS Ditelepon Presiden Ukraina, Minta Dikirim Jet Tempur dan Rudal
Ukraina telah menggunakan tentara yang ditangkap sebagai bagian dari kampanyenya untuk merusak moral tentara
Rusia.
Hal ini juga dirancang untuk menunjukkan kepada Rusia, militer mereka telah membom kota-kota berbahasa Rusia
dan membunuh warga sipil sejak presiden Rusia, meluncurkan invasi pada 24 Februari 2022.
Kremlin telah melarang deskripsi invasi sebagai perang, sebaliknya membingkainya sebagai operasi khusus untuk
menyelamatkan separatis pro-Rusia di Ukraina dari Nazi.
Rusia juga mengancam akan menghukum siapa pun yang mengkritik perang hingga 15 tahun penjara.
Bagian dari strategi Ukraina memperlakukan tentara Rusia dengan relatif baik, untuk membedakan bagaimana perwira
tentara Rusia memperlakukan anak buah mereka sendiri.
Sebagian besar tentara Rusia yang ditangkap, tampak kelelahan dan bingung dengan mengatakan mereka tidak tahu
akan berperang.
Mereka juga tampak kekurangan makanan dan peralatan.
Banyak yang mengatakan, mereka adalah wajib militer dan hanya ingin pulang.
Baca juga: Ukraina Digempur Rusia, Taiwan Kini Pelajari Perang Ukraina Siap-siap Jika Diserang China
Beberapa telah direkam menangis di telepon saat berbicara dengan ibu mereka di Rusia.
Hingga Rabu (9/3/2022) malam, Kremlin bersikeras, mereka hanya mengerahkan tentara profesional ke Ukraina.
Setelah tekanan berkelanjutan, Kementerian Pertahanan Rusia mengakui mereka telah menggunakan wajib militer di
Ukraina .
Tapi, taktik merekam wajib militer Rusia yang mengalami demoralisasi telah dipuji sebagai efektif.
Tetapi, Komite Internasional Palang Merah mengatakan itu melanggar Konvensi Jenewa.
Dalam sebuah pernyataan, juru bicara Palang Merah Internasional mengatakan:
"Undang-undang menyatakan mereka harus dilindungi."
"Termasuk dari tindakan kekerasan, intimidasi dan perlakuan buruk."
"Mereka juga harus diperlakukan dengan bermartabat dan tidak diekspos ke publik, seperti gambar yang beredar di
media sosial selama ini."(*)
Seorang tentara Rusia yang ditangkap menangis saat berbicara dengan ibunya dalam konferensi pers di Kiev,
Ukraina.(*)
Baca juga: Senator AS, Madison Cawthorn Sebut Presiden Ukraina Sebagai Preman dan Sangat Jahat