Ibu Kota Nusantara
Ini Asal Tanah dan Air yang Diserahkan Gubernur Aceh ke Presiden Jokowi di Ibu Kota Nusantara
Nova Irianyah dipanggil kedua setelah Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menjadi provinsi pertama yang menuangkan tanah dan air ke dalam gentong.
Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Amirullah
Ini Asal Tanah dan Air yang Diserahkan Gubernur Aceh ke Presiden Jokowi di Ibu Kota Nusantara
SERAMBINEWS.COM – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima tanah dan air yang dibawa oleh Gubernur Aceh, Nova Iriansyah di Kawasan Titik Nol Kilometer Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur, pada Senin (14/3/2022).
Bersama 33 provinsi lainnya, tanah dan air yang di bawa oleh Nova dituangkan ke dalam sebuah gentong.
Terlihat dalam siaran langsung, Nova Irianyah dipanggil kedua setelah Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menjadi provinsi pertama yang menuangkan tanah dan air ke dalam gentong.
Nova terlihat menyerahkan tanah yang dibungkus kain berwarna kuning yang ditempatkan dalam Ceurana ke Presiden Jokowi.
Tanah berwarna hitam tersebut kemudian secara bersama-sama dituangkan ke dalam gentong.
Baca juga: Presiden Jokowi Kunjungi Titik Nol KM di IKN, Ridwan Kamil Bawa Tanah dan Air dari Tempat Keramat
Kemudian Nova terlihat menyerahkan air yang disimpan dalam termos arab berwarna emas.
Air tersebut juga dituangkan secara bersama ke dalam gentong.
Juru Bicara Pemerintah Aceh, Muhammad MTA, menyebut, Gubernur Aceh membawa ‘tanoh cak’ dan air dari Bumi Serambi Makkah.
Prosesi pengambil ‘tanoh cak’ dan air berlangsung pada Jumat (11/3/2022) lalu, oleh Asisten III Setda Aceh, Iskandar AP bersama Kadisbudpar, Kadis Syariat Islam, Kadisdik Dayah, dan Karo Adpim Setda Aceh.
Tanah yang dibawa ke IKN diambil dari Kompleks Museum Aceh, sedangkan airnya dari Masjid Raya Baiturrahman (MRB) Banda Aceh.
Anies Baswedan Bawa Tanah dari Kampung Akuarium
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan membawa tanah yang diambil dari Kampung Akuarium, Jakarta Utara, ke Ibu Kota Negara (IKN) baru Nusantara di Kalimantan Timur.
Hal tersebut disampaikan orang nomor satu di Ibu Kota ini melalui akun Instagram resminya @aniesbaswedan, Minggu (13/3/2022).
"Setiap gubernur ditugaskan untuk membawa tanah dan air dari provinsinya. Pada hari Minggu siang ini semua, bersama-sama ke Kalimantan Timur," ucap Anies.
Anies juga mengatakan bahwa tanah tersebut dicangkul dan dikumpulkan langsung oleh beberapa warga di kampung yang terletak di Jakarta Utara, kemudian ditampung di besek bambu berwarna cokelat.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini juga mengatakan bahwa tanah dari Kampung Aquarium menghadirkan harapan bahwa pembangunan kota baru yang akan dijadikan Ibu Kota ini hendaknya tidak memarjinalkan rakyat kecil.
Baca juga: Hadiri Undangan Presiden Jokowi ke IKN, Gubernur Aceh Tiba di Kalimantan Timur
Serta diharapkan nyata-nyata akan memberikan kemajuan dan kebahagiaan bagi semua, khususnya rakyat kebanyakan.
Kendati demikian, dirinya berharap nantinya pembangunan IKN akan memberikan kemajuan dan kebahagiaan bagi semua khususnya rakyat kebanyakan.
"Tanah yang diantarkan ke lahan yang akan dibangun kota baru dan menjadi ibu kota negara itu, diharapkan jadi kota yang mencerminkan cita-cita mendasar Republik Indonesia," tambah dia.
Kembalinya kehidupan masyarakat di Kampung Akuarium, kata Anies, menjadi simbol atas kembalinya cita-cita dasar pendirian Republik Indonesia yaitu melindungi setiap tumpah darah dan untuk menghadirkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Ganjar Bawa Tanah dan Air dari Puser Bumi Jawa
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo sudah tiba di Kalimantan Timur untuk ikut bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait kemah di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Presiden diketahui mengundang 33 gubernur seluruh Indonesia ke lokasi Ibu Kota Negara (IKN). Lima gubernur di antaranya ikut kemah bersama Presiden Jokowi. Sama dengan gubernur lain, Ganjar juga datang membawa air dan tanah dari Jawa Tengah.
"Air dan tanah yang diminta presiden sudah saya bawa. Dari mana air dan tanah itu saya ambil, ya rahasia," ujarnya saat ditanya awak media begitu tiba di Balikpapan, Minggu (13/3/2022).
Meski merahasiakan lokasi pengambilan air dan tanah yang dibawanya, Ganjar menerangkan bahwa dua benda itu diambil dari sejumlah gunung yang diyakini menjadi puser bumi atau pusatnya dunia. Lokasi pengambilan air dan tanah itu juga dikonsultasikan Ganjar pada para sesepuh Jawa.
"Jawa Tengah itu ada beberapa lokasi yang dikenal sebagai puser bumi. Jadi pusatnya bumi itu ada di Jawa Tengah, lokasi yang jadi pusat kebudayaan, ada peninggalan leluhur dan lainnya. Ya orang tua kan lebih paham, makanya kemudian tanah dan air dari lokasi itulah yang saya bawa," terangnya.
Baca juga: Pembangunan dan Pemindahan IKN Dirancang Berkelanjutan
Lebih lanjut Ganjar mengatakan, permintaan Presiden Jokowi kepada 33 gubernur membawa tanah dan air ke IKN penuh makna. Tanah dan air yang dibawa merupakan simbol persatuan dan kesatuan.
"Intinya ada dua hal, pertama secara simbolik, ini tanah air. Ada tanah dan air. Saya yakin betul karena pak Jokowi banyak filosofi, maka ia meminta berkumpullah seluruh gubernur membawa tanah air. Ada persatuan, ada kontribusi secara visual," jelasnya.
Selain itu, ini bentuk kontribusi dari seluruh daerah di Indonesia. Bahwa IKN itu, lanjut Ganjar bukan hanya proyek orang perorang, pejabat atau mereka yang ada di pusat pemerintahan. Namun dengan dimintanya gubernur datang membawa tanah dan air ke IKN, menunjukkan IKN adalah proyek bersama anak bangsa.
"Ini dukungan kolektif yang ditunjukkan seluruh daerah di Indonesia. Hari ini, 33 gubernur datang, membawa pesan kebersamaan untuk membangun IKN. Mudah-mudahan ini menjadi spirit keindonesiaan kita," ucapnya.
Disinggung banyak pihak yang nyinyir dan menilai aksi gubernur membawa air dan tanah itu penuh dengan klenik, Ganjar tertawa santai. Menurutnya, ini adalah bagian dari kultural bangsa Indonesia yang tidak bisa dilepaskan.
"Ini kultural, semua daerah pasti punya sendiri-sendiri. Ada nilai-nilai luhur yang bisa dilakukan. Kita boleh bicara modern, kekinian dengan referensi buku-buku baru. Tapi kita mesti punya kepribadian dalam kebudayaan," tegasnya.
Bahkan lanjut dia, nilai-nilai ini tidak hanya dimiliki bangsa Indonesia. Di Jepang, jika ada pembangunan apapun pasti ada ritual dan upacara seperti laiknya di Indonesia.
"Kalau orang Jawa mau buat rumah, di atasnya ada pisang, beras, bendera merah putih. Itu tradisi. Di Jepang juga sama, mau buat bendungan, buat gedung itu ada ritual dan upacaranya. Jadi nggak usah mikir soal apakah ini klenik atau tidak, ini soal kultural dalam bingkai persatuan," pungkasnya.
Gubernur Jatim Bawa Air dari Majapahit
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa yang turut hadir memenuhi undangan Presiden Joko Widodo ke Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara turut membawa air dan tanah.
Disebutnya bahwa, dia membawa air dan tanah dari peninggalan Kerajaan Majapahit untuk disatukan bersama kepunyaan 33 Provinsi lainnya yang ikut membawa.
"Kami bawa air dan tanah dari keraton barat dan timur Majapahit, Kedaton dan Gumitir," sebut Khofifah Indar Parawansa, dari siaran pers tertulisnya.
Untuk air diambil dari tujuh sumber Panguripan, Jalatunda, Brantas serta kawasan lainnya.
Menurutnya hal ini memiliki filosofi penting, sebab kata Nusantara ada dalam Sumpah Palapa yang diikrarkan Patih Gajah Mada.
Baca juga: Hadiri Undangan Presiden ke IKN, Nova Bawa ‘Tanoh Cak’ dari Kompleks Museum & Air dari MRB ke Kaltim
Serta memberi arti bahwa pulau-pulau di berbagai provinsi di Indonesia akan tetap terus menyatu dengan IKN.
"IKN baru di NKRI ini segera terwujud dan membawa kebaikan bagi rakyat dan bangsa Indonesia," tandasnya.
Sementara itu, Gubernur Riau Syamsuar juga datang membawa tanah dan air yang akan dibawa ke IKN Nusantara.
Dikatakannya bahwa tanah diambil dari 12 Kabupaten dan Kota di Provinsi Riau.
"Kami mengambil tanah dari 12 kabupaten dan kota, masjid-masjid bersejarah sebelum Indonesia merdeka," jelas Syamsuar.
Sedangkan air yang dibawanya, diambil dari sungai besar yang ada di Riau.
"Mengambil dari Sungai Kampar, Kampar Kiri, Kampar Kanan, Siak, Rokan, Rokan Kiri, Rokan Kanan, Batang Kuantan, Kumu dan Mandau," ujar Syamsuar. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)