Berita Kutaraja
Ketua DPRK Banda Aceh Minta Pemko Antisipasi Dampak Kenaikan Gas Elpiji Nonsubsidi
"Tentunya kondisi ini akan semakin menyulitkan masyarakat yang selama ini sudah kewalahan menghadapi langkanya minyak goreng di pasaran," ujarnya.
Penulis: Masrizal Bin Zairi | Editor: Saifullah
Laporan Masrizal | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Pemerintah pusat melalui PT Pertamina (Persero) kembali menaikkan harga gas elpiji nonsubsidi untuk tabung ukuran 5,5 kg dan 12 kg, terhitung November 2021 hingga Februari 2022.
Kondisi ini dinilai akan memberikan multiefek terhadap kenaikan barang-barang yang lain dan dapat membebani warga, apalagi menjelang bulan Ramadhan.
Karena itu, Ketua DPRK Banda Aceh, Farid Nyak Umar, ST meminta agar Pemerintah Kota (Pemko) Banda Aceh dapat menertibkan harga di pasaran sehingga masyarakat tidak terbebani di tengah langkanya minyak goreng.
"Karena naiknya harga elpiji ukuran 12 kg dapat juga berdampak pada kelangkaan gas elpiji subsidi 3 kg (gas melon) yang diperuntukkan bagi masyarakat miskin," ujarnya kepada Serambinews.com, Rabu (16/3/2022).
Seharusnya, pemerintah memiliki sense of crisis sehingga bisa mengantisipasi berbagai kemungkinan yang memberatkan masyarakat sejak awal sehingga tidak terjadi permainan pasar.
"Tentunya kondisi ini akan semakin menyulitkan masyarakat yang selama ini sudah sangat kewalahan menghadapi langkanya minyak goreng di pasaran," tukas Farid.
Baca juga: Harga Gas 12 Kg Melambung, Bisa Berimbas ke Elpiji Bersubsidi
Sebelumnya, Farid mengaku, menerima banyak keluhan masyarakat Banda Aceh akibat melambungnya harga gas elpiji, terutama bagi warga yang memiliki usaha-usaha kecil yang membutuhkan konsumsi gas tinggi.
Menurut Ketua DPD Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Banda Aceh ini, masyarakat tidak punya pilihan selain membeli berdasarkan harga yang beredar meskipun di atas harga eceran tertinggi (HET).
Ia mengungkapkan, hasil pantauannya di sejumlah tempat penjualan gas seperti di ritel modern, swalayan, dan toko kelontong, harganya bervariasi.
Untuk gas tabung ukuran 5,5 kg, dijual dengan harga mulai dari Rp 91.000, Rp 98.000, Rp 100.000, Rp 101.000, hingga Rp 105.000 per tabung.
Sedangkan untuk gas ukuran 12 kg, dijual dengan harga Rp 196.000, Rp 200.000, Rp 210.000, bahkan hingga Rp215.000 per tabungnya.
"Pergerakan harga gas elpiji nonsubsidi terus naik dari waktu ke waktu. Semula harga gas elpiji nonsubsidi hanya Rp 5.800 per kg pada 2008, lalu naik menjadi Rp 8.500 per kg pada Januari 2014," sebut Farid.
Baca juga: Harga Gas 12 Kg Sentuh Rp 220 Ribu di Aceh Tengah
"Sempat turun pada angka Rp 6.000 pada Juli 2014, tetapi kemudian naik drastis pada 2016 menjadi Rp 9.000 per kg,” urai dia.
“Selanjutnya naik menjadi Rp 11.500 per kg pada November 2021, naik lagi menjadi Rp 13.500 per kg Desember 2021, dan kini menjadi Rp15.500 per kg," tambah dia.