Pengungsi di Donbass Ungkap Bengisnya Rezim Zelensky: Mengapa Orang Ukraina Terus Membantai Kami?
Suasana di Donbass juga penuh ketegangan dan kepala Republik Donbass pun menyerukan evakuasi penduduk sipil.
Penulis: Muflika Nur Fuaddah
SERAMBINEWS.COM - Sebelum Vladimir Putin melancarkan perang ke Ukraina secara resmi pada 24 Februari 2022, Republik Donbass sudah memisahkan diri dari Ukraina.
Suasana di Donbass juga penuh ketegangan dan kepala Republik Donbass pun menyerukan evakuasi penduduk sipil.
Banyak yang telah ditampung di Wilayah Rostov dalam hotel-hotel lokal yang difungsikan sebagai tempat berteduh dan menampung logisti.
Salah seorang yang mengungsi di sana yakni Natalya berasal dari Gorlovka, sebuah kota tidak jauh dari Donbass.
Ketika ditanya apa yang dipikirkan orang-orang dari Donbass mengenai perang Rusia-Ukraina, Natalya menjawab dengan cepat; dia tahu di mana letak kesetiaannya dan alasannya.
"Orang-orang takut, tapi juga senang karena ini adalah sebuah kemajuan. Selama 8 tahun, kami hidup dikelilingi musuh," sebagaimana diwartakan Rt.com, Rabu (9/3/2022)
"Kami gila, kami lelah, mengapa orang Ukraina terus membantai kami?"
"Sebelum perang, suami saya adalah penambang batu bara. Dia bekerja di sebuah tambang sampai House of Trade Unions dibakar di Odessa padahal masih ada orang-orang di dalamnya."
"Suami saya sudah berhenti bekerja dan ikut berperang."
"Sejak saat itu kami jarang bertemu. Sekarang Ukraina menembakkan rudal Grad ke Gorlovka. Saya melihat ledakan dengan mata kepala sendiri, lebih baik menjauh dari sana.
“Pada tahun 2014, sebuah keluarga terbunuh di sebuah gedung di sebelah kami."
"Sebuah peluru menghantam lantai 8 sebuah gedung apartemen. Seorang suami, istri, putra mereka yang baru saja mulai kelas satu di sekolah dan putri mereka yang berusia 5 tahun. Empat lantai runtuh setelah peluru menghantam."
"Bangunan itu telah diperbaiki, tetapi orang-orang terlalu takut untuk tinggal di sana."
"Mengapa Ukraina menyerang kami? Apa hanya karena kami tidak berbicara dalam bahasa Ukraina? Apakah karena kami ingin merayakan Hari Kemenangan? Atau menghormati orang tua sejarah sejarah kami? Mengapa mereka harus membunuh kami untuk itu?"