Internasional

Presiden Ukraina Berpidato Berapi-api di Depan Kongres AS, Tepuk Tangan Bergemuruh di Gedung Capitol

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy berpidato berapi-api di depan anggota Kongres AS di Washington pada Rabu (16/3/2022).

Editor: M Nur Pakar
AFP/POOL/GETTY IMAGES NORTH AMERICA
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy melambaikan tangan saat akan berpidato di depan anggota Kongres AS di Gedung Capitol, Washington DC, AS, Rabu (16/3/2022). 

SERAMBINEWS.COM, WASHINGTON - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy berpidato berapi-api di depan anggota Kongres AS di Washington pada Rabu (16/3/2022).

Pidato yang disampaikan melalui tautan video itu mendapat sambutan meriah dari anggota Kongres AS, sehingga gedung Capitol bergemuruh.

Sebagai keturunan Yahudi, Zelenskyy tentunya mendapat dukungan kuat dari para Senator AS yang mendapat talangan dana dari pengusaha Yahudi saat berkampanye.

Membuka pidato, Zelenskyy mengutip serangan Jepang ke Pelabuhan Pearl Harbor pada Perang Dunia II.

Serta serangan teror 11 September 2001 di menara kembar New York dan Gedung Pentagon dengan tertuduh Al-Qaeda.

Dilansir AP, dia meminta Kongres AS berbuat lebih banyak untuk membantu perang Ukraina melawan Rusia.

Baca juga: Presiden Ukraina Keturunan Yahudi Hubungi Pemimpin Kampung Halamannya, Minta Negerinya Diselamatkan

Tetapi mengakui zona larangan terbang yang dimilikinya untuk menutup langit mungkin tidak terjadi.

Disiarkan langsung ke kompleks Capitol, Zelenskyy mengatakan AS harus memberi sanksi kepada anggota parlemen Rusia dan memblokir impor.

Dia menunjukkan kepada auditorium anggota parlemen video emosional tentang kehancuran dan kehancuran yang diderita negaranya dalam perang.

“Kami membutuhkan Anda sekarang,” kata Zelenskyy.

“Saya meminta Anda untuk berbuat lebih banyak," tambahnya.

Dalam mendesak pukulan ekonomi yang lebih curam ke Rusia, dia berkata:

“Perdamaian lebih penting daripada pendapatan.”

Baca juga: Presiden Ukraina Tuduh Rusia Ingin Menciptakan Republik Semu, Memecah Belah Negaranya

Anggota parlemen memberin tepuk tangan meriah, sebelum dan sesudah pidato singkatnya.

Dimulai dalam bahasa Ukraina melalui seorang penerjemah tetapi kemudian beralih ke bahasa Inggris dalam permohonan yang tulus untuk membantu mengakhiri pertumpahan darah di negaranya.

"Saya tidak melihat arti dalam hidup jika tidak bisa menghentikan kematian ini," katanya kepada mereka.(*)

Baca juga: Presiden Ukraina Peringatkan Tentara Rusia, Ini Bukan Latihan, Tetapi Perang Nyata

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved