Pojok UMKM
Senaleen, Hijab Populer dari Aceh Angkat Budaya Lokal jadi Motif
Ke depan, produk Senaleen juga akan kita buat dalam bentuk busana muslimah, mukena, selendang dan lainnya yang terkait kebutuhan wanita..
Penulis: Herianto | Editor: IKL
SERAMBINEWS.COM,- SENALEEN, merupakan brand hijab lokal dari Aceh yang kini sedang populer. Di samping bahan bakunya yang lembut, ramah lingkungan, dan berkelanjutan (ustainable), Senaleen juga mengusung konsep yang menarik, yakni mengangkat nilai-nilai seni budaya khas Aceh dan sejarah Aceh.
Senaleen merupakan salah satu usaha kecil yang menjadi binaan Dinas Koperasi dan UKM Aceh. Melalui pembinaan tersebut, Senaleen diharapkan tidak hanya bisa menjadi usaha yang mandiri, inovatif dan kreatif, tetapi juga mampu bermain di pasar lokal, nasional, dan internasional.
“Salah satu pelaku usaha kecil yang sedang dalam pembinaan Dinas Koperasai dan UKM (Diskop dan UKM) Aceh adalah Senaleen,” kata Kadiskop dan UKM Aceh, Ir Helvizar Ibrahim, belum lama ini.
Helvizar menjelaskan, hijab Senaleen terbuat dari tencel, serat kayu yang tidak mengandung serat plastik, sehingga mudah terurai dan mengurangi dampak buruk terhadap lingkungan. Tekstur kainnya juga lembut dan halus.
Di samping itu, sisi menarik lainnya, Senaleen juga menjadikan sejumlah bunga terkenal dari Aceh sebagai motif, seperti bunga Seulanga (kenanga), bunga Meulue, Embun Beriring, dan Pinto Aceh.
“Menurut pelaku usaha Senaleen, ibu Ryan Rezeki, penggunaan motif seni budaya Aceh itu bertujuan agar generasi milenial tetap mengingat kehebatan dan kekayaan seni budaya daerahnya,” ujar Helvizar.
Helvizar menyebutkan, motif-motif itu muncul karena terinspirasi dari kekayaan seni dan budaya Aceh. Misalnya untuk motif embunberiring yang terinpirasi dari salah satu motif kerawang gayo, yang memiliki ciri khas dan berkareteristik sangat kuat.
“Motif ini berupa sulur-sulur geometris yang bersambung seakan tidak ada ujungnya. Motif ini menggambarkan kekeluargaan, kebersamaan dan kerukunan masyarakat Aceh Gayo,” tambah Helvizar.
Selanjutnya motif ukir Bungong Aceh, yang terinpirasi dari nilai keislaman dan lingkungan. Motif bunga menjadi favorit masyarakat Aceh, di antaranya motif bunga Seulanga, bunga Kepula, Jeumpa, dan Meulu. Bunga-bunga ini terukir pada rumah-rumah adat Aceh, masjid, balai pengajian, dan bangunan lainnya pada zaman kejayaan Kesultanan Aceh dan sampai kini masih ada di gampong-gampong.
Selanjutnya motif Pinto Aceh. Motif ini terinpirasi dari salah satu motif perhiasan Aceh. Motif ini diciptakan pada tahun 1935 oleh seoarang perajin masa itu, Mahmud Ibrahim (Uotoh Mud). Pinto Aceh yang diciptakan kala itu berbentuk ramping dengan jeruji yang dihiasi motif bunga dan setiap ujungnya digulungkan rumbai.(*)
Dipasarkan hingga ke Papua
PRODUSEN Senaleen, Ryan Rezeki, menjelaskan bahwa target dari hijab buatannya adalah perempuan berusia di atas 23 tahun, di antaranya pengawai, pengusaha, dan ibu rumah tangga dan lainnya. Brand Senaleen ini lahir pad a1 Mei 2020 lalu, di saat penyebaran Covid-19 sedang parah-parahnya.
“Produk hijab Senaleen begitu lahir langsung menghadapi pasar yang sangat berat, dimana prekonomian sedang lesu. Kita mencoba pasar dan Alhamdulillah, ada juga yang membeli. Kita memasarkan secara online dengan harga Rp 295.000-325.000/lembar,” sebut Ryan Rezeki.
Dari awalnya terjual sekitar 50 lembar per bulan, saat ini Ryan mengaku memiliki omset ratusan lembar per bulannya. Permintaan tidak hanya datang dari konsumen di Sumatra, tetapi juga di Pulau Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan bahkan dari Papua. “Ini menjadi salah satu kepuasan tersendiri bagi kami sebagai produsen hijab Senaleen, yang baru berusia 2 tahun,” imbuhnya.
Ryan Rezeki menyebutkan, setiap pesanan hijab Senaleen dilengkapi dengan kotak hijab yang terbuat dari tikar pandan kerajinan tradisional Pidie, sehingga semakin menambah daya tarik hijab lokal ini. Bagi yang berminat, bisa melakukan pemesanan melalui nomor: 0811 6811 834.
“Ke depan, produk Senaleen juga akan kita buat dalam bentuk busana muslimah, mukena, selendang dan lainnya yang terkait kebutuhan wanita,” demikian Ryan Rezeki.(*)