Internasional
Pidato Vladimir Putin Mengerikan, Ingin Bawa Rusia ke Masa Joseph Stalin, Pembantaian Dimana-mana
Presiden Rusia Vladimir Putin ingin membawa kembali Rusia ke era pendiri Uni Soviet, Joseph Stalin.
SERAMBINEWS.COM, WASHINGTON - Presiden Rusia Vladimir Putin ingin membawa kembali Rusia ke era pendiri Uni Soviet, Joseph Stalin.
“Putin benar-benar ingin membawa Rusia kembali ke masa Stalin,” kata Olga Lautman , seorang rekan senior di Pusat Analisis Kebijakan Eropa di Twitter.
“Dia selalu meniru Stalin, dan pidato ini jelas lebih marah dan lebih kuat dari pidato sebelumnya," tambahnya.
Presiden AS Joe Biden pada Rabu (16/3/2022) menyebut Putin sebagai penjahat perang.
Retorika yang digunakan pemimpin Rusia sangat mirip dengan bahasa yang digunakan oleh otoriter untuk menjelekkan, menganiaya dan membunuh etnis minoritas dan kelompok oposisi politik.
Bahkan ketika upaya diplomasi Barat berlanjut, Kremlin tetap berada dalam cengkeraman keluhan geopolitik yang mendalam, yang dapat membuat penyelesaian damai menjadi sulit.
Melansir YahooNews, Jumat (18/3/2022) Putin mengatakan orang Rusia sejati akan selalu dapat membedakan patriot sejati dari sampah dan pengkhianat.
Baca juga: Putin Sebut Warga Rusia yang Protes Invasi ke Ukraina sebagai Pengkhianat, Rencanakan Pemurnian
Dia mungkin merujuk pada orang Rusia yang telah memprotes invasinya ke Ukraina di Moskow dan St. Petersburg.
Ribuan orang telah meninggalkan Rusia, yang menghadapi isolasi budaya dan ekonomi yang meluas.
"Rusia hanya akan memuntahkan mereka seperti serangga di mulut mereka, meludahkannya ke trotoar,” kata Putin tentang “kolumnis kelima” Rusia yang bersimpati dengan Barat.
“Ini sangat, sangat menakutkan,” kata investor Amerika Bill Browder, yang telah menjadi musuh bebuyutan Putin setelah mengungkap korupsi di Kremlin, di Twitter.
"Bahasanya tidak bisa dipercaya," jelasnya.
"Seluruh pidato itu murni Dr. Strangelove, cairan tubuh, pemurnian dan apa yang tidak," kata Khrushcheva kepada Yahoo News,merujuk pada sindiran klasik Stanley Kubrick tahun 1964 tentang perang nuklir.
"Sangat Hollywood, hanya itu yang terjadi pada kita, bukan di layar," tulisnya dalam email.
Putin jelas melihat Rusia sebagai korban, mencela "blitzkrieg ekonomi" sanksi Barat dalam sambutannya.
Referensi ke mode disukai Adolf Hitler yang melakukan serangan tiba-tiba secara luar biasa.
Baca juga: Senator AS Lindsey Graham Gandakan Seruan Pembunuhan Presiden Rusia Vladimir Putin