Pelatih Biliar yang Dijewer Gubernur Edy Rahmayadi Cabut Laporan Diam-diam, Ungkap Alasannya
Coki mencabut laporannya pada 3 Maret 2022 lalu dan mencabut seluruh keterangannya yang pernah diberikan kepada penyidik.
SERAMBINEWS.COM, MEDAN - Pelatih Biliar Khairudin Aritonang alias Coki yang melaporkan Gubernur Sumut Edy Rahmayadi lantaran dijewer resmi mencabut laporan polisinya di Polda Sumut.
Coki mencabut laporannya pada 3 Maret 2022 lalu dan mencabut seluruh keterangannya yang pernah diberikan kepada penyidik.
Kuasa hukum Coki, Teguh Syuhada Lubis mengungkap alasan bekas kliennya itu mencabut laporannya ke polisi lantaran mau fokus beribadah.
Coki mengaku akan berangkat ke Bangladesh mengikuti gerakan dakwah.
"Karena dalam waktu dekat dia akan berangkat ke Bangladesh, kan dia ikut Jemaah Tabligh,"kata Teguh Syuhada Lubis, Sabtu (19/3/2022).
Teguh menyebut Coki akan berangkat dalam waktu dekat dan kembali lagi setelah 6-8 bulan disana.
Dia pun memberi alasan mencabut laporannya karena ingin menyelesaikan seluruh persoalan duniawi, termasuk perseteruannya dengan Gubernur Sumut Edy Rahmayadi.
"Jadi dia mau berangkat ke Bangladesh untuk waktu 6-8 bulan gitulah. Untuk urusan duniawi dia mau selesaikan."
Sebagai pengacara, Teguh dan 50 an pengacara lainnya merasa dibohongi oleh Coki.
Sejak awal, pria yang sempat menyebut Edy Rahmayadi 'Gubernur Jahanam' itu semangat melaporkannya ke polisi.
Namun belakangan dia malah mencabut laporannya diam-diam tanpa melibatkan satupun kuasa hukum.
"Gak ada satupun nama pengacara yang ikut dalam kuasa mencabut laporannya.
Yang jelas kami kena ejek, kecolongan, artinya ditinggal. Kemarin mantap kali tiba-tiba ditinggal, cabut laporan kami ditinggal," ucapnya.
Baca juga: Pelatih Biliar Dijewer Resmi Lapor ke Polda Sumut, Gubernur Edy Rahmayadi Terancam 1 Tahun Penjara
Baca juga: Merasa Dipermalukan di Depan Umum, Pelatih Biliar akan Laporkan Gubernur Sumut ke Polda
Tanggapan Polda Sumut
Polda Sumut telah menghentikan penyelidikan kasus tersebut.
Pasalnya, Khairudin Aritonang alias Coki telah mencabut laporannya.
Coki juga mencabut semua keterangan yang diberikan sebelumnya kepada penyidik.
Surat penetapan penghentian penyelidikan itu bernomor S. Tap/05.b/III/2022, dikeluarkan 4 Maret 2022 dan ditandatangani Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Sumut, Kombes Tatan Dirsan Atmaja.
Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Hadi Wahyudi menerangkan, penghentian lantaran Coki mencabut laporannya pada 3 Maret 2022 lalu.
"Pada tanggal 3 Maret 2022 pelapor Khairudin Aritonang alias Coki telah melakukan pencabutan laporan pengaduanya dengan membuat surat pernyataan pencabutan laporan pengaduan tanggal 3 Maret 2022," kata Hadi, Kamis (17/3/2022).
Selain mencabut laporannya, Coki rupanya juga mencabut semua keterangannya yang diberikan kepada polisi.
"Pelapor pun mencabut semua keterangan yang diberikan sebelumnya kepada penydik," ucapnya.
Sebelumnya, pelatih cabor biliar Khairudin Aritonang alias Coki melaporkan Gubernur Sumut Edy Rahmayadi ke Polda Sumut.
Edy diduga menjewer telinga Coki lantaran diduga tertidur saat dia berbicara di atas panggung.
Mantan Pangkostrad itu pun dipolisikan tentang dugaan tindak pidana penghinaan dan pencemaran nama baik dengan pasal 310 dan 315 Kuhpidana dengan nomor laporan polisi LP / B / 03 / I / 2022 / SPKT POLDA SUMATERA UTARA tanggal 03 Januari 2022 lalu.
Kronologi Kejadian
Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi menjewer dan mengusir pelatih biliar, Coki Aritonang, saat acara penyerahan bonus kepada atlet dan pelatih berprestasi di Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua XX, Senin (27/12/2021).
Penyerahan bonus ini diselenggarakan di Aula Tengku Rizal Nurdin, rumah dinas gubernur di Medan.
Video Edy menjewer dan mengusir Coki itu beredar cepat di sejumlah grup Whatsapp.
Kejadian bermula saat Edy tengah memberi kata sambutan. Dia mengaku senang dengan prestasi kontingen Sumut pada ajang PON Papua lalu.
Edy juga ingin agar dunia olahraga Sumut semakin maju dan berprestasi ke depan. Apalagi, PON mendatang akan diselenggarakan di Sumut dan Aceh.
Edy ingin agar Sumut kembali berjaya dan diperhitungkan di dunia olahraga.
"Kalau sudah jaya Sumatera Utara ini, mau kau ambil semua, ambil," kata Edy yang disambut tepuk tangan peserta yang hadir.
Edy kemudian melanjutkan beberapa kata motivasinya, yang juga selalu diiringi oleh tepuk tangan hadirin.
Hingga suatu momen, Edy melihat Coki tidak ikut bertepuk tangan karena tertidur.
"Yang pakai kupluk itu siapa? Kenapa enggak tepuk tangan?" tanya Edy sembari menunjuk ke arah Coki.
Edy lantas memanggil Coki ke panggung. "Atlet apa kau?" tanya Edy lagi.
Coki kemudian menjawab bahwa dia pelatih biliar.
"Tak cocok jadi pelatih ini," kata Edy.
Dia kemudian menjewer kuping Coki. Para altet dan pelatih yang hadir di sana, sebagian besar tertawa.
Namun suasana langsung berubah hening saat Edy mengusir Coki keluar dari aula.
"Sudah, pulang. Tak usah dipakai lagi. Kau langsung keluar. Tak usah lagi di sini," tegas Edy.
Coki kemudian angkat kaki dari ruangan itu.
Edy melanjutkan kata sambutannya dan meminta KONI dan Dispora mengevaluasi cabang olahraga biliar.
"Evaluasi. Kadispora, Ketua KONI. Yang tak pantas, tak usah (dipakai lagi)," tuturnya.
Adapun total bonus yang diserahkan tersebut adalah Rp 11,1 miliar.
Baca juga: Brimob Lumpuhkan 46 Drone Liar di Sirkuit MotoGP di Sirkuit Mandalika
Baca juga: Afghanistan Jadi Negeri Paling Tidak Bahagia di Dunia, Posisi Terakhir dari 149 Negara
Baca juga: Promosi Wisata, TransK Disulap Jadi Berwarna
Tribun-Medan.com dengan judul CABUT Laporan Diam-diam, Pelatih Biliar yang Dijewer Edy Rahmayadi Ungkap Alasannya