Internasional

AS Tetap Negara Terkuat Dunia, China dan India Jadi Sasaran Joe Biden, Keduanya Tolak Kutuk Rusia

Amerika Serikat (AS) akan tetap menjadi negara terkuat dunia, walau Rusia terus mengekor. Sanksi keras ke Rusia menjadi bagian dari upaya AS untuk

Editor: M Nur Pakar
AP
Presiden AS Joe Biden 

SERAMBINEWS.COM, WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) akan tetap menjadi negara terkuat dunia, walau Rusia terus mengekor.

Sanksi keras ke Rusia menjadi bagian dari upaya AS untuk melumpuhkan perekonomian dan sendi-sendi kehidupan masyarakatnya.

“Ini adalah salah satu momen yang menentukan bagi seorang pemimpin Amerika yang mendefinisikan warisan menguasai dunia,” kata Timothy Naftali, sejarawan presiden di Universitas New York.

Efek riak perang juga masih menyebar di berbagai belahan dunia, seperti dilansir AP, Rabu (23/3/2022).

Seperti Presiden AS Joe Biden yang memperingatkan Rusia mungkin sedang merencanakan serangan siber yang akan mempengaruhi perusahaan AS.

Dia juga berbicara dengan Presiden China Xi Jinping pada Jumat (18/3/2022).

Baca juga: Joe Biden Sebut India Mulai Goyah, AS dan Sekutu Membentuk Front Melawan Presiden Vladimir Putin

Biden memperingatkan Xi Jinping agar tidak mendukung Rusia dengan bantuan militer atau keuangan.

Seorang pejabat tinggi Departemen Luar Negeri AS mengunjungi India tak lama setelah New Delhi memutuskan untuk tetap membeli lebih banyak minyak dari Rusia.

NATO, sekutu utama AS mengadakan pertemuan puncak darurat yang diatur dengan tergesa-gesa.

Di mana Biden akan mengulangi dukungannya untuk Pasal 5 Piagam Aliansi, yang mengikat semua anggota untuk pertahanan kolektif jika ada yang diserang.

“Saya pikir pertemuan semua kepala negara dan pemerintahan di NATO akan memberi kami platform lain untuk menunjukkan persatuan kami, dukungan kami untuk Ukraina," ujar Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan kepada NBC

Baca juga: Zelenskyy dan Biden Tunjukkan Misi Berbeda, Ukraina Minta Pasukan AS, Washington Bantu Senjata

"Tetapi juga kesiapan kami untuk melindungi dan membela semua sekutu NATO,” tambahnya.

“Dan dengan mengirimkan pesan itu, kami ingin mencegah eskalasi konflik menjadi perang penuh antara NATO dan Rusia," tambahnya.

Biden juga akan berpartisipasi dalam pertemuan Uni Eropa dan Kelompok Tujuh, yang mencakup negara demokrasi terkaya di dunia.

Dia kemudian akan melakukan perjalanan ke Warsawa pada Jumat (25/3/2022) untuk bertemu dengan pejabat Polandia.

Biden akan membahas krisis kemanusiaan yang sangat besar yang disebabkan oleh krisis pengungsi Ukraina.

Biden dijadwalkan bertemu dengan Presiden Polandia Andrzej Duda pada Sabtu (26/3/2022).(*)

Baca juga: Presiden AS Joe Biden Sebut Presiden Rusia Vladimir Putin Sebagai Penjahat Perang

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved