Berita Banda Aceh
Presiden Buka Muktamar IDI di Banda Aceh
“Transformasi sistem pendidikan kedokteran dipercepat agar mampu menghasilkan dokter-dokter yang unggul dan menguasai kedokteran modern, dan mampu...
Penulis: Mawaddatul Husna | Editor: Nurul Hayati
“Transformasi sistem pendidikan kedokteran dipercepat agar mampu menghasilkan dokter-dokter yang unggul dan menguasai kedokteran modern, dan mampu bersaing dengan para dokter di seluruh dunia,” kata Presiden.
Laporan Mawaddatul Husna | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Presiden RI, Joko Widodo membuka secara virtual Muktamar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) XXXI dan Muktamar Ikatan Istri Dokter Indonesia (IIDI) XXII, yang berlangsung di Banda Aceh Convention Hall, Kota Banda Aceh, Rabu (23/3/2022).
Dalam sambutannya, Presiden menyampaikan agar para dokter Indonesia harus adaptif terhadap teknologi terbaru, termasuk perkembangan dalam sistem pengembangan layanan kesehatan untuk mewujudkan pelayanan yang prima dan baik secara merata khususnya di daerah 3T.
“Transformasi sistem pendidikan kedokteran dipercepat agar mampu menghasilkan dokter-dokter yang unggul dan menguasai kedokteran modern, dan mampu bersaing dengan para dokter di seluruh dunia,” kata Presiden.
Namun, ia bersyukur dengan bantuan dokter, Indonesia termasuk berhasil dalam menghadapi gelombang pandemi Covid-19.
“Kita akan terus percepat vaksinasi dan mengajak masyarakat untuk tetap disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan,” ujarnya.
Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Daeng Mohammad Faqih dalam sambutannya menyampaikan Kementerian Kesehatan bersama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sudah memiliki komitmen untuk mengembangkan strategi wisata kesehatan.
Baca juga: Muktamar IDI Dibuka, Diikuti 1.500 Dokter dari 34 Provinsi
Hal itu dilakukan agar layanan kesehatan, dan para dokter dapat bersaing dengan negara lain, minimal dengan Malaysia dan Singapura yang sudah lama memulai strategi wisata kesehatan ini.
“Yang mungkin kita belum pernah pikirkan (strategi wisata kesehatan-red). Tapi sekarang dokter Indonesia, dan Pemerintah harus juga sudah siap-siap dan memikirkan sehingga kita bisa mengikis gape ketertinggalan, dan daya saing kita sebagai dokter dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada rakyat bisa kita lakukan sendiri di Tanah Air,” kata Daeng Mohammad Faqih.
“Bapak Menteri Sandiaga Uno sudah mengatakan kita bisa menghemat banyak devisa. Saya kalau boleh menantang lagi sama Aceh, Pak Gubernur, barangkali wisata kesehatan ayolah mulai lagi dari Kota Serambi Mekkah ini,” sambungnya.
Ia melanjutkan, kedepan setelah kegiatan muktamar ini selesai, konsep tentang meningkatkan kontribusi dan peran dokter serta IDI dapat menjadi lebih baik dan sempurna.
Menurutnya, banyak hal yang harus dihadapi, seperti pandemi Covid-19, kemajuan teknologi 4.0, gape teknologi palayanan kesehatan dengan negara lain.
Sehingga banyak masyarakat Indonesia yang mencari pengobatan ke negara lain.
Baca juga: Sekda Lepas Konvoi Kendaraan Rombongan Muktamar IDI XXXI
“Karena dipandang teknologinya lebih bagus. Terakhir mantan presiden kita juga terpaksa mencari pengobatan ke negara lain. Ini tidak perlu kita tersinggung sebenarnya, tapi ini justru menjadi koreksi pada diri kita sendiri,” tambahnya.