Internasional
Rusia Ancam Perang Nuklir, Jika AS Bersama Sekutu Ingin Menghancurkan Negaranya Dalam Jangka Panjang
Pemerintah Rusia, Rabu (23/3/2022) menegaskan negaranya siap mengerahkan senjata nuklir, jika AS bersama sekutunya ingin menghancurkan negaranya.
SERAMBINEWS.COM, LONDON - Pemerintah Rusia, Rabu (23/3/2022) menegaskan negaranya siap mengerahkan senjata nuklir, jika AS bersama sekutunya ingin menghancurkan negaranya.
Salah satu sekutu terdekat Presiden Vladimir Putin memperingatkan Amerika Serikat, dunia dapat berputar ke arah perang nuklir.
Khususnya, jika Washington melanjutkan apa yang disebut Kremlin sebagai plot jangka panjang untuk menghancurkan Rusia.
Dmitry Medvedev, Presiden Rusia dari 2008 hingga 2012 dan sekarang menjadi Wakil Sekretaris Dewan Keamanan Rusia menegaskan hal itu.
"Amerika Serikat telah bersekongkol untuk menghancurkan Rusia sebagai bagian dari "permainan primitif" sejak kejatuhan Uni Soviet pada 1991," tegasnya, seperti dilansir Reuters, Rabu (23/3/2022).
"Itu berarti Rusia harus dipermalukan, dibatasi, dihancurkan, dibagi dan dihancurkan," kata Medvedev (56) dalam pernyataan 550 kata.
Baca juga: Presiden Polandia Samakan Serangan Rusia di Ukraina dengan Serangan Pasukan Adolf Hitler
Pandangan Medvedev, yang pernah dianggap sebagai salah satu anggota lingkaran Putin yang paling tidak hawkish, memberikan wawasan tentang pemikiran di dalam Kremlin.
Apalagi, saat ini Moskow sedangn menghadapi konfrontasi terbesar dengan Barat sejak Krisis Rudal Kuba 1962.
Amerika Serikat telah berulang kali mengatakan tidak ingin runtuhnya Rusia dan kepentingannya sendiri paling baik dilayani oleh Rusia yang makmur, stabil, dan terbuka.
Departemen Luar Negeri Rusia tidak segera menanggapi permintaan komentar di luar jam kerja biasa.
Invasi Rusia ke Ukraina telah menewaskan ribuan orang, membuat hampir 10 juta orang mengungsi.
Bahkan, telah menimbulkan kekhawatiran akan konfrontasi yang lebih luas antara Rusia dan Amerika Serikat, dua kekuatan nuklir terbesar dunia.
Baca juga: AS Tetap Negara Terkuat Dunia, China dan India Jadi Sasaran Joe Biden, Keduanya Tolak Kutuk Rusia
Putin mengatakan operasi itu diperlukan karena Amerika Serikat menggunakan Ukraina untuk mengancam Rusia.
Moskow juga harus bertahan melawan "genosida" penutur bahasa Rusia oleh Ukraina.
Ukraina mengatakan klaim genosida Putin adalah omong kosong.