Internasional

Penguasa Taliban Larang Perempuan Bepergian Sendiri Naik Pesawat, Puluhan Wanita Disuruh Pulang

Penguasa Afghanistan, Taliban menolak mengizinkan puluhan wanita naik pesawat, termasuk beberapa keluar negeri.

Editor: M Nur Pakar
AFP/Karim SAHIB
Anggota Taliban berdiri di pos pemeriksaan dekat gerbang bandara Kabul, Afghanistan, Minggu (12/9/2021) 

SERAMBINEWS.COM, KABUL -  Penguasa Afghanistan, Taliban menolak mengizinkan puluhan wanita naik pesawat, termasuk beberapa keluar negeri.

Mereka bepergian tanpa wali laki-laki, kata dua pejabat maskapai penerbangan Afghanistan, Sabtu (26/3/2022),

Para pejabat mengatakan lusinan wanita yang tiba di bandara internasional Kabul pada Jumat (25/3/2022) untuk naik penerbangan domestik dan internasional diberitahu, tidak dapat pergi tanpa wali laki-laki.

Beberapa wanita merupanwarga negara ganda yang kembali ke rumah dari luar negeri,

Termasuk beberapa dari Kanada, menurut salah satu pejabat.

Wanita ditolak naik pesawat ke Islamabad, Dubai dan Turki di Kam Air dan Ariana Airline milik negara, kata para pejabat.

Perintah itu datang dari pimpinan Taliban, kata seorang pejabat.

Baca juga: Puluhan Ribu Gadis Muda Afghanistan Bergembira, Taliban Izinkan Kembali Sekolah

Pada Sabtu (26/3/2022), beberapa wanita yang bepergian sendiri diberi izin untuk naik penerbangan Ariana Airlines ke barat Provinsi Herat.

Namun, pada saat izin diberikan, mereka telah ketinggalan pesawat, katanya.

Presiden bandara dan kepala polisi, baik dari gerakan Taliban dan ulama Islam, bertemu dengan pejabat maskapai.

"Mereka mencoba untuk menyelesaikannya," kata pejabat itu.

Dilansir AFP, masih belum jelas apakah Taliban akan mengecualikan perjalanan udara dari perintah yang dikeluarkan beberapa bulan lalu.

Dimana, mengharuskan perempuan bepergian lebih dari 72 kilometer untuk ditemani kerabat laki-laki.

Serangan terbaru terhadap hak-hak perempuan di Afghanistan yang dikelola Taliban terjadi hanya beberapa hari setelah melanggar janji mengizinkan anak perempuan kembali sekolah.

Baca juga: Taliban Salahkan Barat, Krisis Kemanusiaan Semakin Mendalam di Afghanistan

Langkah itu membuat marah masyarakat internasional, yang enggan mengakui pemerintah yang dijalankan Taliban sejak Taliban berkuasa Agustus lalu.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved