Konflik Rusia vs Ukraina

Rusia Umumkan Gencatan Senjata di Mariupol, Ukraina Siapkan 45 Bus untuk Evakuasi

Di bawah pengaturan tersebut, militer Rusia akan mengizinkan warga sipil untuk pergi menggunakan koridor Berdiansk di bawah kendalinya.

Editor: Faisal Zamzami
AFP/ Polisi Nasional Ukraina
Sebuah bangunan rumah sakit anak hancur bersama mobil dan puing-puing berserakan setelah serangan udara Rusia di kota tenggara Mariupol pada 9 Maret 2022. 

SERAMBINEWS.COM, MARIUPOL - Para pejabat militer Rusia mengatakan akan menghentikan pertempuran di Mariupol, salah satu kota yang paling dilanda perang di Ukraina, untuk memungkinkan ribuan warga sipil melarikan diri.

Dilansir dari Newsweek Kementerian Pertahanan Rusia membuat pengumuman itu pada Rabu (30/3/2022), saat para pejabat Ukraina dan lainnya bereaksi secara skeptis terhadap klaim dari Moskwa akan menarik pasukannya.

Pejabat Ukraina pun mengatakan menyetujui koridor kemanusiaan, untuk memberikan bantuan bagi penduduk Mariupol yang tetap tinggal di kota tanpa makanan, air, panas atau listrik.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan akan mengizinkan warga sipil untuk pergi dari kota pelabuhan selatan Mariupol ke Zaporizhzhia, sekitar 140 mil jauhnya, menurut sebuah pernyataan yang diperoleh Sky News.

Di bawah pengaturan tersebut, militer Rusia akan mengizinkan warga sipil untuk pergi menggunakan koridor Berdiansk di bawah kendalinya.

Sehari sebelumnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan sementara sinyal positif datang dari negosiasi untuk mengakhiri konflik. Adapun menurutnya "sinyal ini tidak menenggelamkan serangan rudal Rusia."

Terlepas dari kecurigaan Zelensky, Wakil Perdana Menteri Ukraina Iryna Vereshchuk pada Rabu (30/3/2022) mengatakan koridor kemanusiaan telah disepakati di wilayah Zaporizhzhia, untuk memungkinkan puluhan ribu warga sipil di Mariupol mengungsi.

“Agar operasi kemanusiaan ini berhasil, kami mengusulkan untuk melaksanakannya dengan partisipasi langsung dari Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi dan Komite Internasional Palang Merah,” kata Kementerian Pertahanan Rusia dalam pernyataannya.

 

Pemerintah Ukraina mengirim 45 bus pada Kamis (31/3/2022) untuk mengevakuasi warga sipil dari kota Mariupol yang terkepung, tempat kementerian pertahanan Rusia mengumumkan gencatan senjata lokal, kata Wakil Perdana Menteri Iryna Vereshchuk.

"Malam ini, kami menerima pesan dari Komite Palang Merah Internasional bahwa Federasi Rusia menyatakan kesiapannya untuk membuka akses konvoi kemanusiaan ke kota Mariupol dengan transit melalui kota Berdiansk," katanya dalam video yang diunggah di Telegram.

 
"Kami mengirimkan 45 bus ke koridor Mariupol".

"Kami akan melakukan segala kemungkinan untuk memastikan bus tiba di Mariupol hari ini dan menjemput orang-orang yang belum bisa keluar kota," kata Vereschuk.

Palang Merah sementara itu mengatakan baru siap memfasilitasi perjalanan yang aman bagi warga sipil dari kota Mariupol di Ukraina yang terkepung pada Jumat (1/4/2022), asalkan semua pihak menyetujui persyaratan tersebut.

"Sangat penting bahwa operasi ini terjadi. Kehidupan puluhan ribu orang di Mariupol bergantung padanya," kata Komite Palang Merah Internasional dalam sebuah pernyataan dilansir dari AFP.

 

Baca juga: Pesawat Militer Rusia yang Dipersenjatai Hulu Ledak Nuklir Mulai Masuk Wilayah Uni Eropa

Baca juga: Penasihat Presiden Rusia Vladimir Putin Takut Laporkan Kondisi Nyata Perang di Ukraina

 

Filippo Grandi, komisaris tinggi PBB untuk pengungsi, mengatakan di Twitter Rabu (30/3/2022) bahwa ia telah tiba di Ukraina untuk membahas cara-cara meningkatkan bantuan bagi orang-orang yang terkena dampak perang.

Dia melaporkan 4 juta pengungsi telah melarikan diri dari Ukraina lima minggu sejak Rusia menginvasi Ukraina.

Vereshchuk mengatakan pemerintah Ukraina juga mempertimbangkan proposal untuk koridor kemanusiaan tambahan di wilayah Kharkiv, Kyiv, Kherson, Chernihiv, Sumy, Zaporizhzhia, Donetsk, Luhansk, dan Mykolaiv.

Namun, Zelensky mengatakan dalam pidatonya Rabu (30/3/2022) bahwa dia tetap skeptis setelah hampir lima minggu pertempuran.

"Kami tidak mempercayai siapa pun—kami tidak mempercayai konstruksi verbal yang indah," katanya.

"Ada situasi nyata di medan perang. Dan sekarang—ini adalah hal yang paling penting. Kami tidak akan menyerahkan apa pun. Dan kami akan berjuang untuk setiap meter tanah kami, untuk setiap orang kami."

 

Rusia Dilaporkan Mulai Tarik Pasukannya dari Chernobyl

Pasukan Rusia mulai menarik diri dari lokasi pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl yang sudah tidak berfungsi.

Dilansir AFP, hal ini dikatakan seorang pejabat pertahanan AS pada Rabu (30/3/2022), sehari setelah Moskwa mengatakan akan mengurangi serangan di dua kota utama Ukraina.

Pasukan Rusia pertama kali menguasai lokasi Chernobyl, dimana tempat limbah radioaktif masih disimpan, pada 24 Februari 2022, hari pertama invasi.

"Chernobyl adalah (sebuah) daerah di mana mereka mulai memposisikan kembali beberapa pasukan mereka. (Rusia) pergi, berjalan menjauh dari fasilitas Chernobyl dan pindah ke Belarus," kata pejabat AS itu.

"Kami pikir mereka akan pergi, saya tidak bisa memberi tahu Anda bahwa mereka semua sudah pergi," tambahnya.

Pasukan Rusia juga merebut pembangkit nuklir terbesar di Eropa di Zaporizhzhia pada 4 Maret, memicu alarm saat terjadi penembakan menyebabkan kebakaran di fasilitas pelatihan.

Sementara itu, kepala pengawas atom PBB Rafael Grossi mengunjungi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Ukraina Selatan pada hari Rabu.

Grossi telah berulang kali memperingatkan bahaya konflik di negara dengan lokasi nuklir yang luas itu.

Ukraina memiliki 15 reaktor di empat pembangkit listrik tenaga nuklir aktif, serta gudang limbah nuklir, termasuk di Chernobyl, lokasi bencana nuklir terburuk di dunia pada 1986.

Baca juga: Maudy Ayunda Semangat Jadi Jubir KTT G20

Baca juga: Penasihat Presiden Rusia Vladimir Putin Takut Laporkan Kondisi Nyata Perang di Ukraina

Baca juga: Jokowi Heran Selalu Ditanya soal Tiga Periode, Konstitusi Sudah Jelas, Mau Jawab Apa Lagi?

Kompas.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved