Daging Meugang
Tanpa Presto, Begini Tips Merebus Daging Meugang Agar Cepat Empuk
Bagaimana kalau tidak punya panci presto di rumah? Anda tidak perlu khawatir, karena ada cara alami memasak daging agar cepat empuk.
Penulis: Firdha Ustin | Editor: Agus Ramadhan
Tanpa Presto, Begini Tips Merebus Daging Meugang Agar Cepat Empuk
SERAMBINEWS.COM - Tips merebus daging meugang agar cepat empuk.
Hari meugang sudah di depan mata.
Saat meugang ada tradisi memasak daging untuk dimakan bersama keluarga.
Daging merah seperti sapi, kerbau, maupun kambing biasanya jadi bahan favorit untuk diolah saat ada momen spesial seperti hari meugang.
Tentunya memasak daging memiliki tantangan sediri.
Mengingat daging merah umumnya butuh waktu lama untuk jadi empuk saat dimasak, saking lamanya bahkan isi tabung gas Ibu pun bias cepat habis.
Baca juga: Tradisi Meugang di Aceh Ternyata Banyak Manfaat, Simak Ulasan Ketua DPRK Banda Aceh Farid Nyak Umar
Salah satu tantangan dalam memproses daging merah seperti daging sapi atau kambing terletak pada cara membuatnya.
Selama ini mungkin salah satu cara memasak daging yang kita tahu agar cepat empuk dengan menggunakan panci presto.
Tapi, bagaimana kalau tidak punya panci presto di rumah? Anda tidak perlu khawatir, karena ada cara alami memasak daging sapi agar cepat empuk, nih.
Merebus daging
Untuk mendapatkan daging empuk, biasanya daging harus direbus dalam waktu bahkan sampai 2 jam lebih atau dipotong kecil-kecil.
Tak terbayangkan berapa habis gas untuk kompor yang harus dipakai.
Namun, metode merebus yang terlalu lama juga dinilai dapat mengurangi kelembutan tekstur, dan membuatnya kurang gurih karena banyak jus yang hilang saat direbus terlalu lama.
Baca juga: Meugang di Abdya Sudah Dimulai Sejak Pagi Hari Tadi, Harga Daging Capai Rp 200 Ribu Per Kilogram
Tapi, jika tahu tekniknya, ada beberapa cara yang bisa dilakukan supaya daging cepat empuk dan memasak otomatis jadi lebih cepat.
Berikut Serambinews.com rangkum dari berbagai sumber, cara membuat daging empuk dan terasa lembut tanpa menggunakan presto.
1. Cara pertama
Bahan
Siapkan daging dan tulang yang sudah dicuci bersih
Siapkan 1200 ml air
Langkah
Rebus air terlebih dahulu sampai mendidih.
Setelah mendidih, tambahkan daging dan tulang, rebus lagi selama 5 menit dengan wajan tertutup rapat.
Tunggu hingga mendidih, matikan api dan didihkan selama 30 menit.
Setelah 30 menit berlalu, rebus daging lagi selama 7 menit dan tunggu hingga mendidih.
Catatan: untuk menjaga tutupnya agar tidak bergerak selama proses perebusan, Anda dapat tumpang tindih dengan benda berat di atasnya.
Baca juga: Hari Pertama Meugang Ramadhan di Aceh Besar, Harga Daging Sapi di Pasar Sibreh Rp 160.000/ Kg
2. Cara Kedua
Bahan
300 gram daging sapi potong sesuai kebutuhan dan selera
1-2 liter air bersih
2 lembar daun salam
Langkah
Cuci bersih daging, potong sesuai selera dan kebutuhan.
Rebus air, tunggu sampai mendidih kemudian masukkan sedikit demi sedikit dagingnya sampai habis, lalu masukkan daun salam.
Rebus daging selama 5 menit dengan keadaan panci tertutup, selama perebusan jangan buka tutupnya kecuali jika ingin mengecek air dan daging apakah sudah cukup empuk.
Baca juga: Suami Mau Tahan Lama di Ranjang? dr Zaidul Akbar Ungkap Rahasianya: Jangan Banyak Makan Daging
Setelah direbus 5 menit, matikan kompor dan diamkan selama 30 menit, setelah didiamkan rebus kembali selama 10 menit, cek air apakah menyusut atau tidak, jika menyusut tambahkan air panas lagi.
Setelah direbus 10 menit, matikan kompor, lalu diamkan 30 menit, jangan dibuka tutupnya sampai selesai.
Terakhir, cek keempukan dagingnya, jika sudah pas atau masih masih kurang empuk, intinya setelah rebus diamkan minimal 30 menit dan pastikan panci dalam keadaan tertutup.
Begini Tips Aman Membeli Daging Sapi, Pilih yang Digantung
Hari meugang sudah di depan mata.
Saat meugang ada tradisi memasak daging untuk dimakan bersama keluarga.
Meningkatnya permintaan daging sapi jelang Ramadan, terkadang dimanfaatkan oknum untuk menjual daging sapi gelonggongan.
Guru besar Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga (UNAIR) Prof Dr Mustofa Helmi Effendi drh DTAPH menyebut penyediaan daging gelonggongan merupakan salah satu bentuk pelanggaran animal welfare.
Jika tidak ada tindakan tegas, itu akan sangat merugikan masyarakat.
Dalam penggelonggongan daging, oknum akan memasukkan air sebanyak-banyaknya pada sapi hidup.
Hal ini untuk menambah berat daging saat penjualan. Hewan menjadi kesulitan berdiri secara normal.
“Sapi dengan kondisi sulit berdiri akibat penekanan sistem otot hingga hanya bisa terbaring. Inilah yang menjadi alibi peternak untuk segera menyembelih hewannya,” ujarnya dikutip dari laman unair, Selasa (29/3/2022).
Ciri-Ciri Daging Gelonggongan
Masyarakat dapat mengetahui ciri daging gelonggongan dengan melihatnya secara fisik.
Melihat rembesan air dari daging yang cukup banyak.
Jika disentuh, tekstur daging terasa lebih lembek dan warnanya lebih pucat.
“Biasanya dalam 1 kilogram daging sapi gelonggongan, terdapat kandungan 300 gram air di dalamnya. Hal ini sangat merugikan konsumen,” ujar Prof Helmi.
Beli Daging yang Aman
Prof Helmi juga memberikan tips membeli daging. Jika ingin membeli daging, masyarakat hendaknya memilih daging yang tergantung.
“Masyarakat harus mengetahui fungsi utama teknik hanging (menggantung, Red). Dengan posisi daging tergantung, air akan keluar dari daging,” katanya.
“Tidak perlu pusing dan khawatir. Bila memang belum bisa membedakan secara langsung, beli di supermarket saja yang sudah terjamin kualitasnya.
Namun, jika terpaksa membeli di pasar tradisional, masyarakat perlu menghindari pembelian daging yang diletakkan di meja,” imbau Prof Helmi. (Serambinews.com/Firdha Ustin)
Baca juga berita lainnya
Baca juga: Demokrat: Peran Luhut Seperti Perdana Menteri, Menteri Bahlil Sebut Bahas Penundaan Pemilu Tak Haram
Baca juga: Kapan Awal Puasa Ramadhan 2022? Hari Sabtu atau Hari Minggu? Cek Hasil Sidang Isbat di Link Berikut
Baca juga: Tgk Rahmat Saputra Didapuk jadi Ketua Komnas Pendidikan Aceh, Segera Siapkan Pengurus di Daerah