Berita Banda Aceh
Nelayan Mulai Melaut usai Libur Meugang, Boat di Bawah 30 GT Harus Antre Solar Subsidi sampai 5 Hari
Pasar Ikan Al Mahirah Lamdingin, Kota Banda Aceh dan Pasar Ikan Lambaro, Aceh Besar, masih sepi, karena nelayan belum pergi melaut
Penulis: Herianto | Editor: Muhammad Hadi
SERAMBINEWS.COM - Sampai hari puasa kedua, Senin (4/4/2022), suasana Pasar Ikan Al Mahirah Lamdingin, Kota Banda Aceh dan Pasar Ikan Lambaro, Aceh Besar, masih sepi, karena nelayan belum pergi melaut.
Sementara, boat nelayan kapasitas di bawah 30 GT, yang sudah mendapat izin berlayar, mau melaut, harus antre solar subsidi antara 4 – 5 hari.
Boat nelayan mulai melaut pada Selasa siang dan Rabu.
“Kalaupun ada nelayan yang akan pergi melaut, pada hari Selasa siang atau Rabu besok, “ kata Kepala UPTD PPS Kutaradja Lampulo, Fani kepada Serambinews.com, Senin (4/4/2022).
Fani mengatakan, boat-boat nelayan di Lampulo, sejak hari Jumat (1/4/2022), sudah tidak melaut lagi, karena libur meugang puasa.
Sejak hari itu, tidak ada lagi nelayan yang mengajukan permohonan surat izin untuk belayar ke UPTD PPS Kutaradja Lampulo.
Libur melaut menjelang meugang bulan puasa, kata Fani, sudah menjadi tradisi turun temurun para nelayan di Aceh.
Panglima Laot setempat melarang nelayan pergi melaut menjelang meugang puasa. Setelah puasa ketiga atau keempat, baru mereka diizinkan pergi melaut.
Baca juga: Nelayan belum Melaut, Stok Ikan Segar di Pasar Al Mahirah Banda Aceh & Labuy Aceh Besar Masih Kurang
Fani menyebutkan, sampai Senin sore tadi, sudah ada 45 boat nelayan yang mengajukan surat permintaan izin belayar (melaut).
"Sebanyak 30 unit boat, izin belayarnya sudah kita terbitkan dan sisanya 15 bout lagi sedang dalam proses," ujarnya.
Jumlah boat nelayan yang bersandar di kolam dermaga PPS Kuataradja Lampulo, sebut Fani, ada sekitar 350 unit, mulai dari boat kapasitas 5 GT sampai 100 GT lebih.
Banyaknya boat-boat nelayan yang bersandar dan menjadikan markas tempat peristrahatannya di kolam I dan II dermaga PPS Kutaradja, disebabkan lokasi PPS Kutaradja Lampulo, dekat dengan lokasi penjaringan ikan.
Selain itu, untuk melelang ikan hasil tangkapan mudah, banyak pembelinya datang dari luar daerah dan harga jual ikannya juga sedikit tinggi.
Yang menjadi kendala sekarang ini, kata Fani, adalah penyediaan bahan bakar solar subsidi.
SPBN PPS Kutaradja Lampulo, hanya dijatahi 8 ton/hari oleh Pertamina.