Internasional
Panglima Perang Chechnya Tegaskan Anak Buahnya Siap Angkat Pedang, Selesaikan Pekerjaan di Ukraina
Panglima Perang yang juga Pemimpin Republik Chechnya, Ramzan Kadyrov menegaskan anak buahnya siap menyelesaikan pekerjaan di Ukraina sampai tujuan
SERAMBINEWS.COM, MOSKOW - Panglima Perang yang juga Pemimpin Republik Chechnya, Ramzan Kadyrov menegaskan anak buahnya siap menyelesaikan pekerjaan di Ukraina sampai tujuan Moskow tercapai.
Sebagai pejuang Chechnya yang dikenal keras dan sekutu dekat Presiden Rusia Vladimir Putin telah memposting video ke Telegram pada Kamis (7/4/2022).
Ramzan Kadyrov, pemimpin Republik Chechnya yang mayoritas Muslim, dilaporkan telah mengunjungi Kota Pelabuhan Mariupol yang dibombardir parah dari Laut Hitam.
Seusai pasukan Rusia mundur dari wilayah ibu kota Kyiev dan berkumpul kembali untuk memfokuskan serangan mereka di tenggara Ukraina.
Seorang pakar pertahanan kepada Fox News Digital mengatakan tanda-tanda pembunuhan di Bucha seabgai sisa-sisa pejuang Chechnya atau tentara bayaran Grup Wagner yang dilaporkan diterbangkan Kremlin ke Ukraina.
Ditambahkan, upaya mereka untuk memburu dan membunuh Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.
Prajurit wajib militer, prajurit infanteri reguler yang bertugas di pasukan Rusia, kemungkinan kecil akan dilatih untuk mengumpulkan warga sipil dengan efisien.
Kemudian, dengan secara brutal mengeksekusi mereka seperti yang ditunjukkan di Bucha dan sekitar Kiev.
Baca juga: VIDEO - Pejuang Chechnya Habisi Tentara Bayaran di Grozny Ukraina
Dalam sebuah pidato di Dewan Keamanan PBB Zelenskyy, berbicara dari jarak jauh dari Ukraina untuk menunjukkan beberapa mayat dipotong lidahnya, sesuatu yang teroris telah dilakukan di wilayah lain.
Sementara itu, Kadyrov, yang tetap aktif di saluran Telegram merilis video pertarungan pedang anak buahnya pada Rabu (6/4/2022).
Dia mengatakan mereka siap "menyerang dengan pedang."
Niat di balik video itu tetap tidak jelas.
Tetapi pemimpin Chechnya, yang pernah berperang melawan Rusia sebelum dia dan ayahnya mengubah kesetiaan ke Moskow, membiarkan dirinya secara terbuka mengkritik Kremlin dalam beberapa hari terakhir ini.
Hal itu menandakan potensi keretakan antara kepemimpinan Rusia saat perang berlarut-larut.selama 40 hari lebih.
Di Telegram, Kadyrov mengkritik Dmitry Peskov, juru bicara Kremlin dan kepala pers Putin.