Ramadhan 2022
Termasuk Indonesia, Inilah Tujuh Tradisi Ramadhan Paling Unik di Dunia, di India ada Piknik Puasa
Ada banyak tradisi budaya bercampur dengan rutinitas Ramadhan dan itu membuat bulan kemuliaan ini bisa berbeda di setiap wilayah.
Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Amirullah
Termasuk Indonesia, Inilah Tujuh Tradisi Ramadhan Palik Unik di Dunia, di India ada Piknik Puasa
SERAMBINEWS.COM - Tidak terasa umat muslim di dunia telah menjalankan enam hari puasa Ramadhan 1443 Hijriah.
Di bulan Ramadhan, sebagian umat muslim menjalankan ibadah puasa dengan beramal, berdoa, dan berkumpul bersama keluarga.
Namun ada banyak tradisi budaya bercampur dengan rutinitas Ramadhan dan itu membuat bulan kemuliaan ini bisa berbeda di setiap wilayah.
Bulan yang dirayakan oleh jutaan Muslim di seluruh dunia, Ramadhan diamati setiap tahun selama bulan kesembilan dari kalender lunar Islam.
Baca juga: Melihat Tradisi Meugang Mahasiswa Asal Aceh di Inggris, tak Ada Nangka terpaksa Pakai yang Kalengan
Berlangsung selama kurang lebih 30 hari - tergantung pada penampakan bulan baru - ini menandai bulan diturunkannya Al-Qur'an kepada Nabi Muhammad pada tahun 610 M.
Salah satu dari lima rukun Islam dan wajib bagi semua Muslim yang mampu, bulan suci ditandai dengan tradisi bersama seperti puasa, amal dan doa, serta praktik yang bervariasi dari budaya ke budaya, dari ritual mandi di Indonesia hingga menyalakan lentera di Mesir.
Berikut tujuh tradisi paling unik di dunia yang diolah dari berbagai sumber
1. Indonesia
Di Indonesia, umat Islam ada yang melakukan ritual berbeda untuk 'membersihkan' diri pada hari sebelum Ramadhan.
Beberapa daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur menyimpan tradisi penyucian yang disebut padusan (berarti 'mandi' dalam dialek Jawa), di mana umat Islam Jawa menceburkan diri ke mata air, merendam tubuh mereka dari ujung kepala sampai ujung kaki.

Padusan merupakan bukti sintesis agama dan budaya di Indonesia.
Mata air memiliki makna spiritual yang dalam dalam budaya Jawa dan merupakan bagian integral dari penyucian untuk bulan suci.
Praktik ini diyakini telah disebarkan oleh Wali Songo, sekelompok pendeta terhormat yang merupakan misionaris pertama yang mengkomunikasikan ajaran Islam ke seluruh Jawa.
Bertahun-tahun yang lalu, sudah menjadi kebiasaan bagi para tetua dan pemuka agama setempat untuk memilih dan menetapkan mata air suci untuk padusan .