Berita Jakarta

Pemerintah Hati-hati Naikan Harga Pertalite

Pemerintah memberikan subsidi besar untuk dua jenis bahan bakar minyak, yaitu Solar dan Pertalite serta elpiji 3 kilogram

Editor: bakri
SERAMBINEWS.COM/ROMADANI
Tampak antrean panjang pengisian BBM jenis Solar dan Pertalite di SPBU Lemah, Takengon, Rabu (6/4/2022) 

JAKARTA - Pemerintah memberikan subsidi besar untuk dua jenis bahan bakar minyak, yaitu Solar dan Pertalite serta elpiji 3 kilogram.

Hal itu agar harga tetap terjangkau karena pemanfaatannya untuk konsumen masyarakat bawah.

Pengamat Energi yang juga Direktur Eksekutif ReforMiner Institute, Komaidi Notonegoro mengatakan, harga jual Solar dan belakangan Pertalite yang menjadi BBM penugasan serta elpiji kg merupakan domain pemerintah.

SPBU Gunong Cut Darul Makmur, Nagan Raya stok BBM Pertalite kosong Senin (2/8/2021) pagi.
SPBU Gunong Cut Darul Makmur, Nagan Raya stok BBM Pertalite kosong. (Kiriman warga)

“Untuk Pertalite kemungkinan pertimbangan karena volumenya cukup besar jadi ada kehati-hatian dari Pemerintah untuk menaikkan harganya,” katanya, Sabtu (9/4/2022).

Subsidi Solar sebesar Rp 7.800 per liter dari harga beli masyarakat sebesar Rp 5.150 per liter, subsidi Pertalite Rp 4.000-Rp 4.500 per liter dari harga yang diterima konsumen Rp 7.650 per liter.

Sedangkan subsidi elpiji 3 kg sebesar Rp 12.450 per kg atau Rp 33.750 per tabung dari harga yang diterima konsumen sebesar Rp 20 ribuan per tabung.

Komaidi menegaskan, harga jual Solar, Pertalite dan elpiji 3 kg yang disubsidi pemerintah masih di bawah harga keekonomian.

Harga keekonomian BBM pada tiap-tiap negara bisa berbeda.

Hal ini disebabkan perbedaan pada biaya pengolahan, biaya distribusi, biaya penyimpanan, margin usaha, dan pajak BBM pada masing-masing negara.

Baca juga: Fix! Dua Menteri Ini Kompak Pastikan Harga Pertalite & Gas Elpiji 3 Kg Naik: Semua Akan Naik

Baca juga: SPBU Dilarang Jual Pertalite ke Pengecer, Antrean Solar Teratasi

Harga keekonomian BBM adalah harga jual BBM yang telah mengakomodasi semua variabel pembentuk harga.

Adapun variabel pembentuk harga jual BBM adalah biaya bahan baku, biaya pengolahan, biaya distribusi, biaya penyimpanan, margin usaha, dan pajak.

"Kenapa, misalnya, harga BBM di Malaysia lebih murah dibandingkan Indonesia, karena subsidi yang diberikan pemerintah terhadap warganya juga berbeda,” ujarnya.

Berdasarkan data, harga BBM di Indonesia termasuk sebagai salah satu yang termurah di regional.

Harga BBM Indonesia hanya tercatat lebih tinggi dibandingkan Malaysia karena pemerintah Malaysia memberlakukan kebijakan subsidi untuk BBM yang dijual di dalam negeri mereka.

"Untuk RON 95, Malaysia menetapkan Rp 6.965 per liter.Indonesia setara Rp 16.500, lebih murah ketimbang Singapura Rp 30.208, Thailand Rp 19.767 per liter, Filipina Rp 20.828 per liter, Vietnam Rp 18.647 per liter, dan Kamboja Rp 20.521 per liter,” katanya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved