Cara Buat Startup Sukses, Calon Founder Muda Harus Persiapkan Ini
Kunci sukses paling fundamental dalam sebuah startup hanya ada dua yakni bisa menyelesaikan masalah atau memenuhi kebutuhan orang-orang.
Penulis: Sara Masroni | Editor: Amirullah
SERAMBINEWS.COM - Perusahaan rintisan atau yang biasa disebut startup adalah perusahaan yang baru beroperasi dan biasa produknya dikaitkan dengan hal-hal yang menyangkut teknologi seperti fintech, e-commerce atau game.
Startup biasanya memiliki jumlah karyawan yang masih sedikit, kurang dari 30 orang dengan modal yang diperlukan pada kisaran 10 ribu dolar (Rp 145 juta).
Penulis buku The Lean Startup, Eric Ries berpendapat, perusahaan startup adalah perusahaan yang didesain untuk menciptakan produk atau jasa baru dengan tingkat ketidakpastian yang tinggi.
Meski demikian, pada dasarnya tidak ada standarisasi khusus terhadap startup di suatu perusahaan rintisan misal harus berkaitan dengan teknologi atau harus sesuatu yang baru di pasaran.
Hanya saja, startup dikaitkan-kaitkan dengan teknologi dan kebaruan produk, supaya membedakan dengan UMKM atau usaha kecil lainnya.
Lalu bila ingin membuat startup, apa saja yang mesti dipersiapkan para calon founder muda atau pendirinya? Serambinews.com merangkumnya sebagai berikut:
1. Ide bisnis inovatif
Membuat startup harus didasari pada ide bisnis yang inovatif, memiliki nilai kebaruan dan punya nilai manfaat bagi banyak orang.
Kunci sukses paling fundamental dalam sebuah startup hanya ada dua yakni bisa menyelesaikan masalah atau memenuhi kebutuhan orang-orang.
Baca juga: Cara Jalankan Bisnis Sampingan untuk Cari Pendapatan Tambahan, Milenial Generasi Sandwich Wajib Coba
Selanjutnya, sebuah startup bersifat orisinil dan tidak menjiplak perusahaan lain, baik dari segi produk maupun pelayanan kepada konsumen.
Nilai keunikan dan efisiensi yang ditawarkan untuk kemudahan hidup orang banyak merupakan keniscayaan dari sebuah startup.
Contoh paling dekat yakni lahirnya Gojek, Tokopedia, Traveloka dan sebagainya.
Bila Gojek didasari oleh sulitnya menemukan akang ojek di tempat-tempat tertentu, harga yang tidak terstandarisasi, penumpukan terjadi di beberapa pangkalan yang menyebabkan ketidakmerataan, Gojek hadir mempermudah semua itu.
Mirip dengan Gojek, Tokopedia berusaha mudahkan para pedagang memasarkan produknya melewati batasan ruang dan efisiensi waktu serta transaksi yang harus tatap muka layaknya perdagangan model konvensional.
Hal-hal seperti ini sangat diharapkan dari lahirnya sebuah startup, yakni menawarkan penyelesain masalah dan pemenuhan kebutuhan orang banyak.
Meski demikian, sebuah startup harus terukur, teruji, dan empiris (masuk akal) agar tidak menjadi angan-angan belaka, apalagi sampai menyebabkan kerugian dalam jumlah yang besar.
Banyak yang mengira membuat startup sebagai keren-kerenan karena melahirkan anak-anak muda kaya dengan cara instan dan sukses di usia yang masih belia.
Padahal faktanya, lebih dari 90 persen startup gagal pada tahun pertama, bahkan bisa lebih cepat dari itu.
Bayangkan startup-startup lokal Indonesia yang kini meraih titel sukses di kancah global seperti Gojek, Tokopedia hingga Traveloka, mereka butuh sekitar 10 tahun untuk mencapai di titik itu.
Untuk itu, perlu metode yang tepat dalam mengidentifikasi masalah dan penyebab masalah dalam kehidupan sehari-hari dan menawarkan sebuah solusi dari startup yang dirintis.
Startup yang bertahan dan sukses sudah pasti memiliki nilai kebermanfaatan bagi orang banyak dan diperhitungkan di pasaran.
2. Petakan rencana bisnis
Memetakan rencana bisnis dimulai dari riset pasar, siapa konsumen yang bakal membeli produk digital Anda. Apakah anak muda atau orang tua, laki-laki atau perempuan, semuanya dipetakan sampai sedetail itu.
Baca juga: Tips Agar Mudah Diterima Kerja, Simak Baik-baik, Mumpung Lowongan Pertamina Masih Buka
Memetakan rencana bisnis paling mudah menggunakan model canvas seperti yang dijelaskan Akademisi Kewirausahaan Universitas Indonesia (UI), Arry Rahmawan berikut ini:
a. Customer Segments: Siapa konsumen Anda? Seperti apa deskripsi orang yang ingin masalahnya Anda pecahkan? Bagaimana karakteristik mereka? Apa yang mereka pikirkan? Apa yang rasakan dan lakukan selama ini?
b. Value Proposition: Solusi apa yang Anda tawarkan ke konsumen Anda? Apa yang menarik dari solusi Anda? Apa yang membuat konsumen mau memilih, membeli, dan menggunakan value Anda?
c. Channels: Bagaimana cara agar value atau solusi masalah Anda bisa sampai ke tangan konsumen?
d. Customer Relationship: Bagaimana cara Anda berinteraksi untuk menjaga loyalitas konsumen?
e. Revenue Streams: Bagaimana cara bisnis menghasilkan uang dari value yang ditawarkan?
f. Key Activities: Apakah aktivitas kunci atau strategi kompetitif yang dilakukan bisnis untuk menciptakan value proposition nya?
g. Key Resources: Apa saja sumber daya yang harus dimiliki perusahaan agar dapat kompetitif dalam menciptakan value?
h. Key Partnership: Siapa partner yang mendukung organisasi bisnis Anda agar selalu kompetitif?
i. Cost Structure: Apa saja faktor-faktor yang membentuk biaya yang harus dikeluarkan?
3. Jadilah berdampak
Menjadi terbaik dan unik (berbeda) saja tidak cukup, sebagai founder Anda harus menciptakan sesuatu yang berdampak dari startup yang Anda rintis.
Dengan berdampak, Anda tidak perlu mengubah dunia. Tetapi cukup ubah lingkungan di sekitar Anda saja dan jadi yang bermanfaat bagi masyarakat luas.
Itulah kemudian semangat yang coba didorong oleh startup seperti Gojek, Tokopedia, Traveloka dan lain sebagainya.
Mereka berusaha menjadi yang berdampak bagi orang-orang di sekitarnya, lalu pada akhirnya berdampak bagi negara bahkan penduduk global.
Bila startup yang akan dibangun tidak berdasarkan landasan untuk menghasilkan produk atau inovasi yang berdampak bagi banyak orang, maka siap-siap tidak mendapat tempat di pasaran
4. Cari modal
Modal utama dari mendirikan sebuah startup adalah pengetahuan dan tim yang solid.
Setelah kedua hal tersebut selesai, ternyata tak cukup sampai di situ.
Perlu yang namanya modal secara finansial untuk mengembangkan produk inovasi dari startup yang didirikan.
Selain pengembangan produk, pendanaan untuk pemasaran hingga hal paling fundamental yakni menggaji karyawan, harus dipikirkan sejak dini.
Modal bisa berasal dari tabungan yang Anda kumpulkan selama ini sebagai startup founder, bisa juga dengan kredit bank hingga urun dana (crowdfunding) sebagaimana yang populer saat ini.
Dengan modal yang memadai, startup bisa berjalan maksimal, bertumbuh dan mudah melakukan ekspansi (perluasan) sebagaimana yang diharapkan.
Meski demikian, sebagaimana yang disampaikan di awal. Hal paling fundamental adalah modal pengetahuan.
Untuk itu, masa muda genjot terus untuk tanam ilmu dan tanam skill agar mudah mendirikan startup apapun nantinya ke depan.
5. Cari mentor dan gabung komunitas
Memiliki mentor dalam berbisnis, terutama di dunia startup akan sangat membantu Anda dan perusahaan bertumbuh lebih cepat.
Jadikan mentor orang yang memang sudah melalui masa-masa merintis startup dan sukses melaluinya hingga punya perusahaan besar sekarang.
Dengan begitu, Anda bisa banyak belajar dan bertukar pikiran dengan mentor Anda untuk meminimalisir kesalahan yang pernah dilakukannya dulu, dan sangat berguna untuk membesarkan startup Anda ke depan.
Selain cari mentor, cari juga co-founder yang se-circle (satu lingkungan) dan bisa mendampingi Anda bertumbuh lebih pesat dalam membesarkan startup menjadi perusahaan bervaluasi jutaan dolar nantinya.
Kemudian bergabung dengan komunitas-komunitas startup yang sejenis dengan Anda atau komunitas startup secara umum.
Baca juga: Mengenal OSGA, Komunitas Hewan Sugar Glider di Aceh
Tujuannya agar Anda bisa belajar dan mendapatkan banyak informasi dari sana.
Bergabung dengan komunitas membuat kita update terhadap perubahan dan tren yang tengah terjadi, sehingga membantu bertumbuhnya startup yang dibangun menjadi lebih baik ke depan.
6. Bangun ekosistem
Jangan berpikiran selamanya jadi pekerja dan mengatur semua sedetail mungkin sepanjang masa.
Di awal-awal mungkin boleh karena masih kurangnya SDM dan kemampuan modal.
Namun harus segera dipikirkan ekosistem startup yang dibangun ke depan bisa bekerja dengan sendirinya (autopilot) tanpa Anda harus berlelah-lelah lagi nantinya.
Bentuk tim yang solid dan ciptakan semangat kerja yang inovatif bagi karyawan agar totalitas dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing dalam membangun startup Anda.
Selain tim yang solid, relasi dan kolaborasi dengan startup lain juga penting dibangun agar bisa saling mengisi dan bertumbuh lebih jauh ke depannya.
Kemudian miliki badan hukum yang kuat, terdaftar secara sah oleh pemerintah sebagai sebuah bisnis dan taat terhadap aturan seperti membayar pajak, perizinan dan lain sebagainya.
Bila tidak dipenuhi hal seperti ini, nanti akan repot juga saat startup Anda sedang tumbuh-tumbuhnya, malah berurusan dengan hukum dan harus bolak-balik ke kantor polisi.
7. Wawasan teknologi
Terakhir yakni kemampuan dan wawasan terhadap teknologi, merupakan salah satu yang fundamental dalam membangun startup.
Bagaimana mungkin Anda terjun ke suatu bidang yang tidak Anda ketahui medannya.
Baca juga: Apa Itu QRIS? Berikut Penjelasannya, Lengkap Cara Daftar dan Manfaatnya untuk UMKM
Startup tatap saja berkaitan dengan teknologi, karena muaranya berakhir pada produk digital inovatif yang menawarkan kemudahan, efisiensi dan lain sebagai yang tidak jauh-jauh dengan pemanfaatan teknologi.
Sekarang masih sempat untuk terus belajar, baca buku dan manfaatkan informasi sebanyak mungkin dari internet dan YouTube agar startup yang Anda kembangkan dapat bertumbuh lebih pesat ke depan.
Tidak mudah, namun segala rintangan sulit tetap bisa dilewati selama terus belajar, bekerja keras dan pantang menyerah.
Demikian cara membuat startup sukses. Calon founder muda harus mempersiapkan beberapa hal di atas sebelum terjun membuat bisnis rintisan nantinya. Semoga bermanfaat! (Serambinews.com/Sara Masroni)