Kinder Joy Diduga Mengandung Bakteri Salmonella, BPOM: Bila Ditemukan di Pasaran Lapor ke 1500533

Penghentian dilakukan hingga proses pemeriksaan nantinya membuktikan produk cokelat tersebut aman.

Penulis: Sara Masroni | Editor: Mursal Ismail
Istimewa
Kinder Joy Cokelat 

Penghentian dilakukan hingga proses pemeriksaan nantinya membuktikan produk cokelat tersebut aman.

SERAMBINEWS.COM - Badan Pengawas Obat dan Makanan atau BPOM, mengingatkan masyarakat yang masih menemukan Kinder Joy di pasaran, untuk segera melapor ke nomor kontak Halo BPOM 1500533.

Hal ini disampaikan Kepala BPOM, Penny K Lukito usai penghentian sementara peredaran jajanan anak kecil itu di pasaran.

Penghentian dilakukan hingga proses pemeriksaan nantinya membuktikan produk cokelat tersebut aman.

Penarikan sementara cokelat Kinder Joy dilakukan dengan pertimbangan kehati-hatian.

Akan kembali diizinkan peredarannya sampai dipastikan semuanya aman dan tidak mengandung bakteri Salmonella sebagaimana yang sempat dibicarakan selama ini.

Pihaknya juga meminta masyarakat untuk tidak membeli dan mengonsumsi berbagai produk cokelat merek Kinder karena bahaya bakteri Salmonella.

Bakteri Salmonella diketahui dapat menyebabkan infeksi yang merusak usus pada anak.

Baca juga: Uji Sampling Belum Keluar, BPOM Imbau Masyarakat Tidak Komsumsi Kinder Joy Dulu 

"Masyarakat kalau di peredaran masih ada (Kinder Joy) laporkan kepada kami, nomornya ada Halo BPOM 1500533, banyak listnya kalau masih menemukan di peredaran dan kami akan turun nanti untuk melakukan penindakan kalau itu dilakukan," kata Penny melalui kanal YouTube Badan POM RI dikutip dari Kompas.com, Kamis (14/4/2022).

BPOM sudah meminta dan mengharuskan pelaku usaha yang mempunyai izin edar untuk menghubungi distributornya melakukan penarikan secara sendiri maupun volunteer.

Penarikan tersebut diawasi dan didampingi oleh BPOM kabupaten/kota di seluruh Indonesia.

Saat ini BPOM sedang melakukan pengujian dan random sampling terhadap produk cokelat Kinder Joy yang dimulai sejak sepekan lalu, dan hasilnya akan diumumkan pada pekan ketiga April ini.

Sebelumnya diketahui, muncul dugaan adanya bakteri Salmonella (non-thypoid) pada produk Kinder Surprise di Inggris, dikemukakan oleh Food Standard Agency (FSA).

Mendengar kabar tersebut, BPOM ikut mengawal dan memastikan penghentian peredaran Kinder Joy di Indonesia sesuai dengan prosedur yang berlaku.

Mengenal Bakteri Salmonella dan Bahayanya

Dikutip Kompas.com dari laman Kementerian Pertanian, Salmonella Non-Thypoid atau Non typhoid Salmonella (NTS) adalah bakteri paling umum penyebab penyakit bawaan makanan.

NTS adalah bakteri patogen penyebab gastroenteritis pada manusia yang ditularkan melalui hewan dan produk hewan terkontaminasi.

Gastroenteritis akibat NTS tidak memerlukan pengobatan dengan antibiotika, namun kondisi ini dapat berakibat fatal jika terjadi komplikasi pasca-infeksi.

Baca juga: Mengenal Infeksi Salmonella, Bakteri yang Diduga Ada di Kinder

Kontaminasi NTS banyak ditemukan pada produk hewani, seperti telur, daging ayam, susu mentah, dan produk hewani lainnya.

Demikian dikatakan pula oleh dokter spesialis anak Mayapada Hospital dr. Kurniawan Satria Denta, Sp.A.

"Biasa di bahan mentah seperti telur, daging sapi, ayam, dan lain-lain. Kontaminannya juga bisa masuk ke makanan-makanan olahan," kata dr. Denta kepada Kompas.com, Selasa (12/4/2022).

Pengendalian infeksi NTS sulit dilakukan karena Salmonella toleran terhadap tekanan lingkungan, penyebarannya sangat luas, resisten terhadap beberapa jenis antibiotik dan mempunyai kemampuan untuk beradaptasi.

Apa efek yang akan terjadi pada anak yang mengonsumsi makanan yang mengandung Salmonella?

Dokter Denta menyebut, hal itu akan melahirkan infeksi Salmonella yang bisa berdampak pada kondisi kesehatan anak.

"Infeksi Salmonella, merusak usus," ujar dia.

Terlebih, jika infeksi ini terjadi pada anak yang belum memiliki daya tahan tubuh yang kuat akan mendatangkan sejumlah gangguan pencernaan.

Dilansir dari NCBI, anak-anak merupakan kelompok orang yang rentan mengalami dampak dari infeksi bakteri yang satu ini.

Salmonella non-tifoid diketahui juga menjadi penyebab utama penyakit diare menular di seluruh dunia dan dapat menyebabkan penyakit invasif, seperti bakteremia, meningitis, dan osteomielitis.

Salmonellosis adalah penyakit akibat infeksi bakteri salmonella.

Penyakit ini berupa flu perut yang memiliki gejala, seperti mual, muntah, sakit perut, diare, demam, badan panas dingin, sakit kepala, sampai ada darah dalam tinja, dikutip dari Kompas.com.

Tanda dan gejala salmonellosis biasanya berlangsung 2-7 hari. Khusus diare, gejalanya bisa sampai 10 hari.

Sedangkan usus baru normal setelah beberapa bulan sembuh dari infeksi.

Selain itu, penyakit tipes atau demam tifoid, disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi.

Seseorang yang terkena tipes umumnya bergejala, seperti demam tinggi, sakit perut, badan lemas, sakit kepala, diare, sembelit, batuk, tidak nafsu makan, dan bintik-bintik kemerahan. (Serambinews.com/Sara Masroni)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved