Kisah Joko Suranto Rogoh Kocek Rp 2,8 Miliar Demi Bangun Jalan, Rela Jualan Koran saat Kuliah di UNS

Aksi Joko Suranto membangun jalanan di Desa Telaweh, Desa Jetis, dan Desa Nampu itu sontak jadi buah bibir khalayak.

Editor: Faisal Zamzami
Istimewa
Sosok Joko Suranto tiba-tiba banyak diperbincangkan publik setelah viral di media sosial Twitter. 

Sudah 20 tahun bolak-balik ajukan perbaikan tapi tak direspons. Jalannya parah, banyak lubang, becek dan berdebu.

Dik Joko yang sering komunikasi dengan keluarga di kampung geleng kepala dan mewujudkan pembangunan jalan," kata Suharnanik dikutip TribunnewsBogor.com dari Kompas.com, Sabtu (16/4/2022).

 

Menurut Suharnanik, di awal Ramadhan ini, pembangunan jalan yang dinisiasi Joko itu pun akhirnya dimulai dengan melibatkan 25 pekerja yang sebagian besar merupakan warga sekitar.

Masyarakat pun antusias menyambut baik betonisasi jalan yang secara tak langsung dalam jangka panjang bisa berkontribusi memuluskan akses perekonomian.

"Intinya adik saya sudah habis kesabaran, karena setiap momen pulang ke kampung selalu kesulitan saat melintas. Bahkan sudah beberapa kali dik Joko mengeluarkan uang seratusan juta untuk menghurug jalan, namun tetap saja rusak," ungkap Suharnanik.

Baca juga: Parah! Mobil Dinas Pejabat Galus Hambat Laju Ambulans di Jalan Nasional, Videonya Viral di Medsos

Baca juga: Enam Jukir Liar Kembali Ditertibkan dari Jalan T Iskandar Ulee Kareng

Sudi merogoh kocek dalam-dalam guna membangun jalanan desa, siapakah sosok Joko Suranto sebenarnya ?

Sosok Joko Suranto menginspirasi banyak orang.

Jualan koran demi kuliah di UNS

Tak hanya dermawan, Joko Suranto nyatanya adalah sosok yang pintar di bidang akademik.

Di tahun 1988, Joko Suranto berhasil diterima dan menempuh pendidikan di Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo.

Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah itu, perjuangan hidup Joko Suranto dimulai.

Dilansir dari Insertlive, Joko Suranto mengaku pernah berjualan koran.

Usai mendapatkan gelar sarjana, Joko Suranto sempat menjadi pegawai bank.

Ia rela merantau dari kampung halamannya di Grobogan demi mengejar karir.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved