Internasional
Kota Mariupol Jadi Hadiah Terbesar Bagi Rusia, Segera Diserahkan ke Separatis Pro-Rusia
Kota Mariupol akan akan menjadi hadiah terbesar bagi Rusia dalam perang selama ini dengan Ukraina.
SERAMBINEWS.COM, KIEV - Kota Mariupol akan akan menjadi hadiah terbesar bagi Rusia dalam perang selama ini dengan Ukraina.
Ini menjadi pelabuhan utama Donbas, wilayah dua provinsi di tenggara yang diminta Moskow untuk diserahkan sepenuhnya kepada Separatis pro-Rusia.
Ukraina mengatakan sejauh ini telah menahan kemajuan Rusia di tempat lain di wilayah Donbas di Donetsk dan Luhansk, di mana setidaknya satu orang tewas dalam penembakan.
Diansir AP, Sabtu 16/4/2022), Ukraina menang di fase awal perang, sebagian dengan berhasil mengerahkan unit bergerak yang dipersenjatai dengan rudal anti-tank.
Senjata itu dipasok oleh Barat untuk melawan konvoi lapis baja Rusia yang dibatasi di jalan-jalan di medan berlumpur.
Tetapi Putin tampaknya bertekad untuk merebut lebih banyak wilayah Donbas untuk mengklaim kemenangan dalam perang yang telah membuat Rusia tunduk pada sanksi Barat yang semakin menghukum.
Baca juga: Wakil PM Ukraina Klaim Evakuasi Warga Sipil Mariupol Sudah Disetujui Pasukan Rusia
Putaran sanksi Uni Eropa yang akan datang terhadap Rusia akan menargetkan bank, termasuk Sberbank, serta minyak, kata kepala Komisi Eropa Ursula von der Leyen kepada surat kabar Jerman Bild am Sonntag.
Komando militer Ukraina di timur negara itu, di mana Kiev mengharapkan serangan besar mengatakan telah menangkis 10 serangan rudal pada Sabtu (16/4/2022).
Termasuk menghancurkan 15 tank, 24 kendaraan lapis baja lainnya dan tiga sistem artileri.
Reuters tidak dapat memverifikasi laporan tersebut secara independen.
Sedangkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mulai ketakutan degan mengatakan kepada wartawan, dunia harus bersiap untuk kemungkinan Rusia menggunakan senjata nuklir.
Dia tidak memberikan bukti atas pernyataan tersebut.
Baca juga: 1.026 Anggota Marinir Ukraina di Mariupol Letakkan Senjata, Rusia Rebut Kota Pelabuhan Strategis
Bulan lalu, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan Rusia akan menggunakan senjata nuklir hanya dalam kasus ancaman terhadap keberadaan negara, bukan sebagai akibat dari konflik Ukraina.
Seorang penasihat Zelensky mengatakan negara itu membutuhkan pasokan senjata yang lebih cepat dari mitra Uni Eropa.
Kementerian pertahanan Rusia mengatakan sistem anti-pesawatnya di wilayah Odesa menembak jatuh sebuah pesawat angkut Ukraina yang mengirimkan senjata yang dipasok oleh pemerintah Barat.