Internasional
Presiden Iran Ancam Israel, Serangan Apapun Akan Dibalas, Sampai Kaum Yahudi Tidak Bisa Beristirahat
Presiden Iran Ebrahim Raisi, Senin (18/4/2022) mengeluarkan ancaman keras kepada Israel agar tidak bertindak gegabah terhadap negaranya.
SERAMBINEWS.COM, TEHERAN - Presiden Iran Ebrahim Raisi, Senin (18/4/2022) mengeluarkan ancaman keras kepada Israel agar tidak bertindak gegabah terhadap negaranya.
Dia menegaskan angkatan bersenjata tidak akan membiarkan kaum Yahudi di Israel beristirahat dengan tenang, jika mengambil tindakan yang menargetkan republik Islam Iran.
"Anda harus tahu, jika Anda mencoba mengambil tindakan apa pun terhadap bangsa Iran, angkatan bersenjata kami tidak akan meninggalkan Anda dalam damai," kata Raisi.
Dilansir AP, dia menyampaikan hal itu dalam parade militer untuk menandai Hari Tentara Nasional.
Komentarnya muncul beberapa hari setelah dia memperingatkan negara tetangga Irak agar tidak menggunakan wilayahnya untuk kegiatan yang mengganggu keamanan Iran.
e
Bulan lalu, Pengawal Revolusi Iran, lengan ideologis militer, mengatakan menembakkan selusin rudal balistik di sebuah situs strategi di Irbil, ibu kota wilayah otonomi Kurdistan utara Irak.
Baca juga: Iran Perkaya Uranium di Situs Nuklir Bawah Tanah Natans, Cegah Sabotase Israel
Dikatakan, wilayah itu digunakan oleh Israel untuk menyerang Iran.
Namun, Gubernur Irbil Oumid Khouchnaw menolak kehadiran situs Israel di dalam dan sekitar kota sebagai tidak berdasar.
“Tidak ada situs Israel di wilayah tersebut,” katanya saat itu.
Juga bulan lalu, Israel menjadi tuan rumah pembicaraan yang dihadiri oleh diplomat tinggi Arab dan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, untuk mengirim pesan yang kuat ke Teheran.
“Arsitektur baru ini, kemampuan bersama yang kita bangun, mengintimidasi dan menghalangi musuh bersama kita, pertama dan terutama Iran dan proksinya,” kata Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid pada akhir pertemuan di Israel selatan.
Pertemuan itu terjadi ketika kekuatan dunia telah merundingkan cara untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015 dengan Iran, untuk mengendalikan kegiatan nuklirnya dengan imbalan keringanan sanksi.
Baca juga: AS Gelar Operasi Militer di Laut Merah dan Teluk Aden, Cegah Iran Kirim Senjata ke Houthi di Yaman
Israel dengan tegas menentang kesepakatan awal dan segala upaya untuk memulihkannya.
Kesepakatan itu mulai terurai pada 2018 ketika presiden AS saat itu Donald Trump meninggalkan kesepakatan dan menerapkan kembali sanksi,.
dimana, menyebabkan Iran pada gilirannya meningkatkan program nuklirnya lagi.
Pada Kamis (14/4/2/20220, pengawas energi atom PBB mengatakan Iran telah mulai membuat komponen untuk mesin yang digunakan untuk memperkaya uranium di bengkel baru di Natanz, situs nuklir utama negara itu.
Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengatakan bengkel baru itu menggantikan fasilitas nuklir di Karaj, dekat Teheran, setelah serangan di sana tahun lalu.
Menurut Iran tindakan sabotase dilakukan oleh Israel.(*)
Baca juga: Taliban Sedih, Pengungsi Afghanistan di Iran Diperlakukan Secara Brutal