Internasional
Sekjen PBB Temui Putin di Kremlin, Presiden Rusia Bersihkan Sendiri Meja Panjang Untuk Pertemuan
Presiden Rusia Vladimir Putin membersihkan sendiri meja panjang terkenal Kremlin untuk bertemu dengan Sekretaris Jenderal PBB António Guterres di
SERAMBINEWS.COM, MOSKOW - Presiden Rusia Vladimir Putin membersihkan sendiri meja panjang terkenal Kremlin untuk bertemu dengan Sekretaris Jenderal PBB António Guterres di Moskow pada Selasa (26/4/2022).
Putin telah bertemu dengan beberapa orang terkemuka di ujung meja kayu putih sepanjang 13 kaki, termasuk Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Macron mengatakan dia ditempatkan di salah satu ujung meja setelah menolak mengambil tes Cofid-19 buatan Rusia sebelum bertemu dengan Putin.
Pemimpin Prancis itu mengatakan dia khawatir Rusia akan menggunakan sampel untuk mencuri DNA-nya.
Laporan media mengklaim Putin terobsesi dengan kesehatannya selama pandemi .
Menja panjang yang tidak praktis dapat digunakan untuk membatasi paparannya kepada orang lain, lapor Guardian.
Baca juga: Sekjen PBB Desak Gencatan Senjata di Ukraina
Itu juga bisa menjadi upaya untuk tampil mengintimidasi atau untuk memamerkan kekuatannya di Rusia kepada para tamu, menurut surat kabar itu.
Menurut laporan New York Times , sebuah perusahaan di Italia dan satu lagi di Spanyol sama-sama mengklaim produksinya, meskipun tidak jelas siapa yang sebenarnya membuat meja sangat panjang itu.
Putin dan Guterres bertemu untuk membahas perang dua bulan Rusia yang tidak beralasan, setelah upaya berulang kali dari Guterres untuk mendorong gencatan senjata gagal.
Guterres bertemu dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov sebelumnya.
Dia menyerukan pembentukan koridor kemanusiaan untuk mengevakuasi warga sipil dari daerah pertempuran sengit di wilayah Donbas, timur Ukraina.
Baca juga: Rusia Tuduh Amerika Serikat Sebar Kebencian Negaranya ke Warga Ukraina
Rusia telah berada di air panas di PBB karena negara-negara anggota terus mengkritik negara itu atas perang yang menghancurkan di Ukraina.
Awal bulan ini, Majelis Umum PBB memilih untuk menangguhkan Rusia dari Dewan Hak Asasi Manusia setelah ditemukannya pembunuhan massal warga sipil dan kekejaman lainnya di pinggiran kota Kiev.
Rusia menanggapi beberapa saat kemudian bahwa mereka malah akan keluar dari dewan itu.(*)