Berijta Gayo Lues

Selama Ramadhan Harga Minyak Serai Wangi di Gayo Lues Anjlok

Minat petani di Gayo Lues untuk melakukan penyulingan turun drastis setelah harga minyak serai wangi anjlok.

Penulis: Rasidan | Editor: Taufik Hidayat
Serambinews.com
Salah satu kebun serai wangi siap panen atau disuling, namun selama ini tidak dilakukan penyulingan dan dibiarkan begitu saja setelah harganya merosot dan tak kunjung normal, Jumat (28/4/2022) 

Laporan:Rasidan | Gayo Lues

SERAMBINEWS.COM, BLANGKEJEREN - Harga komuditi unggulan berupa Minyak Serai Wangi di kabupaten Gayo Lues (Galus), dalam sebulan terakhir ini atau selama puasa ramadhan tersebut harganya anjlok. Minat petani dan masyarakat untuk melakukan penyulingan turun drastis dibandingkan dengan tahun-tahun lalu, terutama disaat menyambut lebaran.

Anjloknya harga minyak serai (Atsiri) tersebut, sangat berdampak buruk dengan pertumbuhan dan peningkatan ekonomi masyarakat di kabupaten tersebut. Bahkan hampir dalam tiga tahun terakhir ini juga harus komuditi unggulan Galus itu harganya itu tidak pernah stabil, setelah ditambahkan dengan kasus wabah Covid-19 yang tidak kunjung berakhir.

"Selama puasa ramadhan harga minyak serai wangi di kabupaten itu mengalami anjlok, bahkan saat ini harganya berkisar sekitar Rp 155.000/kilogram atau turun dari harga sebelumya. Padahal harga minyak serai wangi di kabupaten tersebut pernah mencapai dan bertahan diharga Rp 380.000/ kilogram, kemudian harga itu berangsur turun hingga saat ini harganya berada dikisaran harga Rp 155.000- Rp 158.000 per kilogram,"kata Selamat dibenarkan beberapa petani serai di Kuta Panjang kepada Serambinews.com, Jumat (28/4/2022).

Para petani itu mengaku, biasanya pertengahan  puasa ramadhan masyarakat atau petani ramai-ramai naik gunung melakukan penyulingan minyak serai wangi untuk memenuhi kebutuhan lebaran. Namun kali ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, bahkan minat masyarakat untuk melakukan penyulingan turun drastis setelah harga minyak Atsiri tersebut anjlok.

Secara terpisah sejumlah agen penampungan hasil  bumi dan petanian di kabupaten itu menyebutkan, menyambut lebaran tahun ini minat masyarakat untuk melakukan penyulingan minyak serai wangi turun drastis dibandingkan dengan menjelang lebaran di tahun-tahun sebelumnya.

"Hal ini tentu disebabkan salah satu faktor harga komoditi unggulan yang tidak kunjung normal dan terus mengalami anjlok, sehingga minat masyarakat juga untuk naik gunung melakukan penyulingan minyak serai tersebut turun," sebutnya.(*)

Baca juga: Khatib Shalat Jumat H Salman: Jumat Terakhir Ramadhan, Hari Dimustajabnya Doa

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved