Penelitian Ilmiah
Senyum Adalah Ibadah, Ini Alasannya Menurut Sains
Kebijaksanaan konvensional memberi tahu kita bahwa kita bisa merasa sedikit lebih bahagia jika kita tersenyum.
SERAMBINEWS.COM - Dalam literatur Islam, senyum adalah sedekah dan merupakan salah satu ibadah yang paling mudah dilakukan. Sangat dianjurkan dilakukan dalam setiap kesempatan. Hal itu juga didukung dengan studi ilmiah, senyum ternyata terbukti dapat membuat seseorang merasa lebih bahagia.
Penelitian tersebut dilakukan oleh para ilmuwan psikologi dari University of Tennesse, Knoxville dan Texas A&M. Laporan studi tersebut telah dipublikasikan di Psychological Bulletin dengan judul "A meta-analysis of the facial feedback literature: Effects of facial feedback on emotional experience are small and variable".
Penelitian itu menggabungkan data lebih dari 138 penelitian yang menguji lebih dari 11 ribu peserta dari lebih 50 tahun data pengujian. Para peneliti menemukan bahwa ekspresi wajah memiliki dampak pada perasaan kita. Ekspresi wajah dapat membuat orang merasakan emosi yang terkait dengan ekspresi tersebut.
Nicholas Coles, mahasiswa PhD di University of Tennessee dalam bidang psikologi sosial mengatakan sebelumnya, psikolog dunia tidak setuju dengan ide itu selama lebih dari 100 tahun.
"Kebijaksanaan konvensional memberi tahu kita bahwa kita bisa merasa sedikit lebih bahagia jika kita tersenyum. Atau kita bisa mendapatkan suasana hati yang lebih serius jika kita cemberut," kata Coles dalam rilis media University of Tennessee.
"Tapi psikolog sebenarnya tidak setuju tentang ide ini selama lebih dari 100 tahun."
Ketidaksepakatan tersebut, lanjut Coles, menjadi lebih jelas pada tahun 2016 ketika 17 tim peneliti gagal mereplikasi eksperimen terkenal yang menunjukkan bahwa tersenyum dapat membuat merasa lebih bahagia.
Namun menurut Cole, mereka tidak hanya fokus pada hasil dari satu studi itu saja. Psikolog telah menguji ide tersebut sejak awal 1970-an dan mereka ingin melihat semua buktinya.
Menggunakan teknik meta-analisis, mereka menggabungkan data dari 138 studi melibatkan 11 ribu peserta dari seluruh dunia. Hasilnya, ekspresi wajah terbukti memiliki dampak kecil pada perasaan. Hal tersebut membuat orang merasa lebih bahagia dan sebaliknya cemberut membuat perasaan lebih marah dan sedih.
Hipotesis umpan balik wajah menunjukkan bahwa pengalaman emosi seseorang dipengaruhi oleh umpan balik dari gerakan wajah mereka. "Untuk mengevaluasi bukti kumulatif untuk hipotesis ini, kami melakukan meta-analisis pada 286 ukuran efek yang berasal dari 138 studi yang memanipulasi umpan balik wajah dan mengumpulkan laporan emosi," para peneliti menulis dalam laporannya.
Menurut Coles, mereka tidak sepenuhnya berpikir bahwa orang tersenyum untuk mendapatkan kebahagiaan. Tapi temuan itu menarik karena memberikan petunjuk bagaimana pikiran dan tubuh dapat berinteraksi untuk membentuk pengalaman sadar akan emosi dan lebih dekat mempelajari emosi manusia.
Menggunakan efek meta-regresi acak dengan perkiraan varians yang kuat, para peneliti menemukan bahwa efek keseluruhan dari umpan balik wajah signifikan tetapi kecil. Hasil juga menunjukkan bahwa efek umpan balik lebih kuat dalam beberapa keadaan daripada yang lain.
"Kami memeriksa 12 moderator potensial, dan 3 dikaitkan dengan perbedaan ukuran efek, yaitu yang pertama, jenis hasil emosional, umpan balik wajah memengaruhi pengalaman emosional dan pada tingkat yang lebih besar, penilaian afektif dari suatu stimulus, seperti misalnya kelucuan objektif dari film animasi," katanya.
Tiga metode deteksi bias publikasi tidak mengungkapkan bukti bias publikasi dalam studi yang meneliti efek umpan balik wajah pada pengalaman emosional. Tapi ketiga metode mengungkapkan bukti bias publikasi dalam studi yang memeriksa penilaian afektif.
Selanjutnya, yang kedua, adanya rangsangan emosional, yaitu efek umpan balik wajah pada pengalaman emosional lebih besar tanpa adanya rangsangan emosional yang menggugah, seperti misalnya, menonton film animasi.
