Berita Aceh Tamiang

Ribuan Lembu di Aceh Tamiang Terserang Penyakit, Distanbunak Stop Sementara Transaksi Antar-daerah

Bahkan menurut Kadis Pertanian, Perkebunan dan Peternakan (Distanbunak) Aceh Tamiang, Safuan, pihaknya juga menutup sementara pasar hewan yang biasany

Penulis: Rahmad Wiguna | Editor: Mursal Ismail
SERAMBINEWS.COM/RAHMAD WIGUNA      
Sejumlah peternak berada di Ruang Wakil Ketua I DPRK Aceh Tamiang mengadukan penyakit yang menyerang seribuan lembu, Senin (9/5/2022) 

Bahkan menurut Kadis Pertanian, Perkebunan dan Peternakan (Distanbunak) Aceh Tamiang, Safuan, pihaknya juga menutup sementara pasar hewan yang biasanya dibuka setiap Kamis.

Laporan Rahmad Wiguna | Aceh Tamiang

SERAMBINEWS.COM, KUALASIMPANG - Cegah meluasnya penyebaran penyakit menyerang lembu, Distanbunak Aceh Tamiang stop sementara seluruh transaksi dari luar daerah. 

Bahkan menurut Kadis Pertanian, Perkebunan dan Peternakan (Distanbunak) Aceh Tamiang, Safuan, pihaknya juga menutup sementara pasar hewan yang biasanya dibuka setiap Kamis.

"Jadi lembu dari luar dan sebaliknya dari Aceh Tamiang tidak diperjualbelikan dulu. Kita cegah penyebarannya," kata Safuan, Senin (9/5/2022).

Penyakit mulut dan kuku (PMK) dilaporkan menyerang ribuan ekor lembu di Aceh Tamiang.

Safuan menyebut penyakit ini sudah menyebar luas karena dari 12 kecamatan di Aceh Tamiang, hanya dua kecamatan yang belum terkonfirmasi ada kasus.

Baca juga: Tradisi Mak Meugang di Aceh, Masak Sie Reboh: Jangan Sampai Kalap Bisa Picu Penyakit

"Hanya dua kecamatan yang belum ada laporan, Tenggulun dan Tamiang Hulu.

Selebihnya 10 kecamatan sudah ada laporan," kata Safuan di hadapan peternak, Sekda Aceh Tamiang, Asra dan tiga anggota dewan, yaitu Fadlon, Rahmad Syafrial, dan Syaiful Sofyan.

Safuan menambahkan dari seribuan kasus itu, terdapat kematian 13 hingga 15 ekor.

Umumnya lembu ini mengalami gejala yang sama, yakni luka di bagian mulut, cairan dari hidung, dan kuku terkelupas.

"Penyakit ini menyebabkan lembu tidak mau makan, ini yang menyebabkan mati," kata Safuan.

Dia memastikan kasus ini sudah dilaporkan ke kementerian dan Pemerintah Aceh. Tanggapan dari provinsi diakuinya cepat karena langsung mengirim obat.

"Obat dalam perjalanan, kalau kementerian sudah kita surati, tinggal kita menunggu balasan," ujarnya. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved