Sudah Ada 15 Kasus Hepatitis Akut di RI, IDAI Imbau Ortu Waspadai Anak Diare, Lemas dan Susah Makan
Pihaknya langsung menerbitkan surat edaran kepada seluruh rumah sakit dan Dinas Kesehatan agar terus melakukan monitoring dan surveillance.
"Kami mengimbau, langkah selanjutnya untuk masyarakat pertama agar tetap tenang, tidak panik namun tetap waspada dan hati-hati," ujar dia.
Untuk mencegah penularan infeksi, masyarakat harus rajin mencuci tangan pakai sabun atau dengan cairan disinfektan. Meminum air bersih yang matang, makan makanan bersih dan matang sepenuhnya, membuang tinja atau popok sekali pakai pada tempatnya. Gunakan alat makan sendiri-sendiri, memakai masker, dan menjaga jarak.
"Untuk deteksi dini, apabila menemukan anak-anak dengan gejala seperti mual, muntah, diare, nyeri perut, kuning pada mata, penurunan kesadaran, kejang, lesu dan demam tinggi, agar diperiksa di fasilitas pelayanan kesehatan terdekat," kata Piprim.
Sementara itu Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban melalui Twitter @ProfesorZubairi menyampaikan bahwa kasus hepatitis akut tidak ada kaitannya dengan vaksin Covid-19 atau long Covid.
"Hipotesis ini tidak didukung data, karena sebagian besar anak-anak yang terkena hepatitis misterius ini justru belum menerima vaksinasi Covid-19," ujarnya.
Zubairi menyampaikan kasus di Alabama, dari 9 anak-anak, tak satu pun dari mereka memiliki riwayat infeksi Covid-19, dan tidak menerima vaksin.
Menurutnya, dari data juga diketahui bahwa angka kejadian Long Covid pada anak amat jarang. Di Indonesia, dari tiga kasus, semuanya diketahui negatif Covid-19 dan satu komorbid.
Untuk mencegah infeksi, Zubairi mengajak masyarakat menjaga kebersihan.
"Kebersihan tangan adalah garis pertahanan pertama penyebaran penyakit ini. Jaga kebersihan rumah, kantor, dan prioritaskan praktik kebersihan yang baik kepada anak-anak. Tetap waspada," ujar Zubairi.(Tribun Network/fik/wly)