Berita Aceh Besar
Ternak Sapi Terjangkit Wabah PMK di Aceh Besar Bertambah Menjadi 95 Ekor
Ternak sapi yang terjangkit virus penyakit mulut dan kuku (PMK) di enam kecamatan di Kabupaten Aceh Besar, bertambah menjadi 95 ekor.
Penulis: Asnawi Luwi | Editor: Nurul Hayati
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Aceh Besar, Jakfar SP didampingi Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan, Firdaus SP, kepada Serambinews.com, Sabtu (14/5/2022) mengatakan, saat ini ternak sapi yang terjangkit wabah PMK sebanyak 95 ekor.
Laporan Asnawi Aceh Besar
SERAMBINEWS.COM, JANTHO - Ternak sapi yang terjangkit virus penyakit mulut dan kuku (PMK) di enam kecamatan di Kabupaten Aceh Besar, bertambah menjadi 95 ekor.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Aceh Besar, Jakfar SP didampingi Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan, Firdaus SP, kepada Serambinews.com, Sabtu (14/5/2022) mengatakan, saat ini ternak sapi yang terjangkit wabah PMK sebanyak 95 ekor.
Persentase ternak sapi yang paling banyak terjangkit PMK dari Kecamatan Lhoknga mencapai 50,526 persen, Montasik 23,158 persen, Ingin Jaya 16, 824 persen, Indrapuri 4,211 persen, Krueng Barona Jaya 4,211 persen, dan Kecamatan Sukamakmur 1,053 persen.
Menurut Jakfar, terkait wabah PMK ini, Distan Aceh Besar melakukan sosialisasi ke masyarakat melalui petugas kesehatan hewan yang ada di kecamatan - kecamatan.
Mereka mengedukasi masyarakat untuk mengetahui ciri-ciri virus PMK.
Lanjutnya, ternak sapi yang terkena virus PMK harus diisolasi agar tidak menular ke ternak lainnya.
Pihak Distan Aceh Besar juga memberikan obat-obatan atau vitamin, untuk ternak yang terkena virus PMK.
Baca juga: 66 Ekor Ternak Sapi Terjangkit Wabah PMK di Aceh Besar, Terbanyak di Kecamatan Ini
Khusus untuk obat PMK, di Aceh belum ada dan mereka masih menunggu obat-obatan dari Jakarta.
Sebelumnya, ditambahkan Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Kabupaten Aceh Besar, Firdaus SP, pada tanggal 6 Mei 2022, petugas mereka (Muntazar) menemukan 1 ekor sapi milik warga Desa Lampaya, Kecamatan Lhoknga (pemilik Iksan) menunjukkan gejala klinis tertular virus PMK.
Petugas lalu melakukan pengobatan dengan obat penstrep, Gluecortine, Sulpidon dan Vitamin C.
Selanjutnya, pada tanggal 8 Mei 2022, sapi yang menunjukkan gejala klinis PMK mengalami penyembuhan ditandai dengan luka mengering dan nafsu makan sudah kembali.
Akan tetapi di kandang yang sama, petugas kembali menemukan penularan kepada sapi lain.
Sehingga total terindikasi PMK berjumlah 3 ekor.
Tanggal 9 Mei 2022, petugas kembali menemukan kasus yang sama di Kecamatan Montasik (3 ekor).
Berdasar wawancara dengan pemilik ternak, kata Jakfar, pada kasus pertama membeli ternak di pasar hewan Sibreh, asal ternak dari Kecamatan Lhoong Aceh Besar.
Baca juga: Antisipasi Wabah PMK di Bireuen Kapolres Tinjau Lokasi Peternakan di Juli
Kasus kedua juga membeli ternak di pasar hewan Sibreh, sedangkan asal ternak dari Kabupaten Bireuen.
Tindak lanjut pengawasan yang dilakukan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Aceh Besar adalah pelaporan ke pusat melalui aplikasi Isiknas, pengawasan lalu lintas ternak khususnya di rumah potong hewan (RPH) Aceh Besar dan sosialisasi massif di pasar hewan Sibreh pada Hari Rabu depan tanggal 11 Mei 2022 dan sosialisasi langsung ke peternak melalui petugas yang berada di seluruh kecamatan-kecamatan di Aceh Besar.
"Saat ini ternak sapi yang terjangkit PMK 66 ekor. Namun, belum ada yang mati satu ekorpun," ujarnya.
Lanjutnya, untuk mencegah penyebaran virus PMK, Firdaus SP,mengimbau peternak di Aceh Besar agar tidak melepas liarkan ternaknya.(*)
Baca juga: Masyarakat Diminta Laporkan ke Polisi atau Dinas Terkait Jika Temukan PMK