Berita Banda Aceh

Ismail Rasyid Mendaftar Sebagai Calon Ketua Kadin Aceh, Ditemani Puluhan Tim Sukses dan Pendukungnya

Pengusaha Aceh yang merupakan CEO PT Trans Continent, Ismail Rasyid, resmi mendaftar sebagai calon Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Aceh

Penulis: Muhammad Nasir | Editor: Muhammad Hadi
SERAMBINEWS.COM/HENDRI
CEO Trans Continent, Ismail Rasyid resmi mendaftarkan diri sebagai bakal calon ketua umum (Ketum) Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Aceh periode 2022-2027, Selasa, (17/5/ 2022). 

Karena keterbatasan uang, maka mau tidak mau Ismail mencari pekerjaan untuk membiayai hidupnya selama ikut ujian di Banda Aceh.

Sosoknya yang supel, membuat dia disukai banyak orang.

Tak butuh waktu lama, Ismail diterima sebagai kernet labi-labi jurusan Pasar Aceh – Lhoknga.

“Saat itu, saya menyewa kos-kosan di kawasan Kampung Keuramat, Banda Aceh. Semuanya dari uang hasil bekerja sebagai kernet labi-labi,” kata Ismail.

Ia memang tekad, modal awal yang diberikan ayahnya tidak boleh habis.

Menjelang pengumuman Sipenmaru, Ismail pulang kampung di Matangkuli.

Saat pengumuman ke luar di Harian Serambi Indonesia, adalah salah satu moment paling bahagia dalam hidup Ismail Rasyid.

Namanya tercantum di koran Serambi Indonesia sebagai salah satu mahasiswa yang lulus.

“Saya sampai melompat-lompat di sawah. Itu adalah moment terindah saya selama menjadi pembaca Serambi,” ungkap Ismail. 

Kembali ke Banda Aceh, selama menempuh kuliah, Ismail Rasyid kembali menjadi kernet labi-labi yang disopiri oleh Tarmizi, warga Lampisang, Kecamatan Peukan Banda Aceh Besar.

Meski menjadi kernet labi-labi jurusan Pasar Aceh-Lhoknga, Ismail Rasyid juga dikenal luas di kalangan para sopir dan kernet jurusan lainnya, termasuk para awak angkot jurusan Pasar Aceh – Darussalam.

Baca juga: BREAKING NEWS - Pemerintah Putuskan Boleh tak Pakai Masker di Area Terbuka

Karena koneksi sesama kernet ini, Ismail selalu bisa menumpang gratis labi-labi saat pergi ke kampus di Darussalam.

“Saat itu kebanyakan mahasiswa menumpang Robur, ongkosnya lebih murah yaitu Rp 50. Hanya anak-anak orang tertentu saja yang mampu menumpang labi-labi untuk ke kampus, karena ongkosnya dua kali lipat dari Robur, yaitu Rp 100,” kenang Ismail.

“Saya termasuk dalam kategori mahasiswa elite, karena setiap hari pergi ke kampus dengan menumpang labi-labi,” lanjut Ismail seraya tertawa lebar.

Selain menjadi kernet labi-labi di sela-sela kuliah, Ismail juga melakoni bisnis untuk menopang kehidupannya.

“Saya selalu berbisnis jika ada moment-moment keramain di Banda Aceh. Seperti saat PKA (Pekan Kebudayaan Aceh) digelar, saya ikut teman-teman ke Takengon, berbelanja jeruk dan buah-buah lain, untuk dijual di arena PKA. Saat itu di Lapangan Blangpadang,” kata dia.

Berbilang tahun, Ismail Rasyid pria kelahiran Matangkuli Aceh Utara, 3 Juli 1968, melakoni pekerjaan kelas bawah.

Ia sangat jarang mengurus urusan pribadi orang lain, menghindari berwacana, serta selalu mengutamakan kerja.

Ketekunan dan kerja keras, serta doa dari kedua orang tua, keluarga dan dukungan teman-teman, telah mengubah kehidupan Ismail Rasyid.

Dari seorang kernet labi-labi, menjadi sopir ojek, sopir taksi, buruh kasar di luar negeri, hingga kini memiliki 7 perusahaan di bawah naungan bendera Royal Group.

Smart, Focused, dan Committed (cerdas, fokus, dan berkomitmen) menjadi tagline yang disematkan Ismail Rasyid di perusahaannya saat ini.(Muhammad Nasir/Zainal Arifin M Nur)

Baca juga: Kisah Putra Aceh The Big Boss Trans Continent, Doa Ayah dan Ibu Membuat Semuanya Serba Mungkin

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved