Berita Banda Aceh
Memasuki Usia ke-4 Tahun, Mahirah Muamalah Salurkan Pembiayaan Lebih Rp 28 Miliar
PT Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) Mahirah Muamalah genap berumur empat tahun pada 27 April 2022.
Penulis: Mawaddatul Husna | Editor: Muhammad Hadi
Laporan Mawaddatul Husna | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – PT Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) Mahirah Muamalah genap berumur empat tahun pada 27 April 2022.
Diusianya tersebut, Mahirah Muamalah sudah menyalurkan total pembiayaan yang disalurkan bagi ribuan pelaku UMKM sebanyak lebih Rp 28 miliar. Nominal pembiayaannya mulai dari Rp 500 ribu.
"Efeknya juga mampu menstimulus pertumbuhan UMKM yang merupakan nadi perekonomian Banda Aceh.
Dari 8.900 unit usaha menjadi 17.205 per 30 April tahun ini," kata Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman dalam sambutannya pada puncak Peringatan Hari Ulang Tahun ke-4 Mahirah Muamalah yang dirangkai dengan halal bi halal Idul Fitri 1443H, di Aula Balai Kota, Rabu (18/5/2022).
Pada kesempatan itu, sang pendiri Aminullah Usman pun dinobatkan sebagai Pahlawan Pemberantas Rentenir.
Baca juga: Warga Banda Aceh Serbu’ Pasar Murah di Al-Mahirah Lamdingin, Paket Rp 250 Ribu Dijual Rp 150 Ribu
Aminullah mengungkapkan tujuan utama pendirian lembaga keuangan mikro syariah milik pemerintah daerah pertama dan satu-satunya di Indonesia tersebut pada 2018 lalu, yakni untuk membantu permodalan bagi pengusaha kecil sekaligus memberantas praktik rentenir.
"Empat tahun setelah kehadirannya, Mahirah Muamalah telah berkontribusi dalam perubahan signifikan Banda Aceh.
Para pedagang, pengusaha kecil, atau pelaku UMKM sekarang mudah mendapatkan pembiayaan modal dan membebaskan mereka dari jeratan rentenir," ujarnya.
Di samping itu, Mahirah Muamalah turut andil menurunkan secara drastis ketergantungan pedagang terhadap rentenir.
Baca juga: Dua Mortir Ditemukan di Pinggir Sungai Alas Ketambe, Kapolsek: Diduga Benda Peninggalan Belanda
"Dari 80 persen yang berurusan dengan rentenir pada 2017, kini tinggal dua persen saja. Genderang perang terhadap 'lintah darat' ini terus kita tabuh hingga sekarang," ungkapnya lagi.
Tak pelak, angka kemiskinan dan pengangguran pun terus menurun di Banda Aceh.
"Sebelum saya menjabat wali kota, angka kemiskinan mencapai 12 persen, namun sekarang turun jauh menjadi 7,61 persen.
Dan angka pengangguran terbuka pun turun dari 9,54 persen menjadi 8,94 persen," ujar mantan Dirut Bank Aceh ini.
Berbanding lurus, kesejahteraan masyarakat semakin meningkat.