Di Balik Kesuksesan Film KKN di Desa Penari, Ternyata Pemeran Hantu Hanya Dibayar Rp 75 Ribu

Di balik kesuksesan film itu, ternyata juga ada kisah pilu yang dirasakan pemainnya. Kisah pilu tersebut dirasakan oleh Subardo

Editor: Amirullah
Kolase Serambinews.com
Ilustrasi - Karena takut, Ngadiyo memilih pindah gara-gara rumahnya jadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. 

Penulis: Vidya Audina Gesty Arinda

SERAMBINEWS.COM -  film 'KKN di Desa Penari,' menjadi perbincangan publik belakangan ini.

Masyarakat ramai-ramai ke bioskop demi nonton film horor yang diklaim berasal dari kisah nyata.

Tingginya minat masyarakat Indonesia terhadap film 'KKN di Desa Penari' berhasil menghantarkan film tersebut menjadi film yang paling banyak ditonton dengan jumlah 7 juta kali penayangan.

Tetapi di balik kesuksesan film itu, ternyata juga ada kisah pilu yang dirasakan pemainnya.

Kisah pilu tersebut dirasakan oleh Subardo yaitu salah satu warga Dusun Ngluweng, Kalurahan Ngleri Kapanewon Playen, Gunungkidul yang dilibatkan berperan menjadi hantu dalam salah satu adegan di film tersebut.

Awalnya, pemilik akun Twitter @dwikiaprinaldi mencuitkan soal bayaran kerja pemeran hantu di film KKN yang ternyata dibayar rendah.

Pria ini ikut syuting film 'KKN di Desa Penari' dapat bayar Rp 75 ribu (Twitter)
Pria ini ikut syuting film 'KKN di Desa Penari' dapat bayar Rp 75 ribu (Twitter) (Twitter)


"di Jogja, hantu pun underpaid, gws," tulis Dwiki dilansir dari Twitter, Jumat (20/5)/2022).

Subardo pun lantas membagikan pengalaman syutingnya menjadi hantu, hingga bayaran yang diterimanya.

"Saya itu didapuk (diminta) jadi hantu.

Selain itu saya juga ikut jaga di sini," ujar Subardo.

Tak hanya ia seorang, ternyata ada sejumlah 50 warga lain yang juga ikut proses syuting.

Fakta lain yang mengejutkan, ternyata selama 24 jam riasan wajah hantu tersebut tak boleh dihapus.

Serta mereka harus menunggu dalam bus ber-AC agar riasannya tidak luntur.

Selain itu, selama waktu syuting, talent diminta untuk tak memejamkan mata.

Jika ada satu orang yang tidak sengaja mengedipkan mata atau melakukan gerakan lain yang tak sesuai yang diinginkan, maka siap-siap saja akan mengulang adegan tersebut.

Usut punya usut, alasan Subardo dan warga lain dilibatkan syuting tersebut, karena syuting tersebut memakan waktu lebih dari satu hari.

Lantas mereka pun diberi upah sebesar Rp 75 ribu.

"Bayangkan mata tak boleh berkedip dalam waktu yang lama.

Kami dibayar Rp 75 ribu sekali pengambilan gambar," bebernya.

Di samping alasan pengambilan gambar dan upah, pria tersebut juga menceritakan kejadian mistis berupa kesurupan.

Kejadian itu rupanya dialami oleh seorang kru saat hendak syuting di rumah Ngadiyo, rumah utama dalam film tersebut.

"Saya sendiri yang menunggui kru di rumah sakit.

Kru itu harus dilarikan ke rumah sakit karena alami gangguan pernafasan," tandasnya.

Nasib rumah lokasi syuting KKN di Desa Penari, sang pemilik pilih pindah rumah karena ketakutan

Film KKN di Desa Penari berhasil membius para pencinta film horor.

Film KKN di Desa Penari diadaptasi dari salah satu cerita horror yang telah viral di tahun 2019 melalui Twitter.

Setelah sempat ditunda penayanganya karena pandemi Covid-19, film KKN di Desa Penari sendiri akhirnya tayang sejak 30 April 2022 lalu.

Sejak hari pertama penayangan, film garapan sutradara Awi Suryadi itu sudah mulai diserbu penonton.

Film yang tengah hype usai banjir jutaan penonton.

Para penonton pun dibuat penasaran dengan lokasi syuting film tersebut.

Usut punya usut, lokasi syuting film horor tersebut di Kabupaten Gunungkidul.

 

Kampung terpencil yang diduga merupakan lokasi asli KKN Desa Penari. (YouTube)
Kampung terpencil yang diduga merupakan lokasi asli KKN Desa Penari. (YouTube)


Sementara itu, pemilik rumah dari tempat syuting film tersebut, yakni Ngadiyo berencana ingin menjual rumahnya yang menjadi lokasi syuting KKN di Desa Penari.

Rumah Ngadiyo yang berada di Padukuhan Ngluweng, Kalurahan Ngleri, Gunungkidul, DI Yogyakarta, dijadikan sebagai tempat syuting salah satu film horor terlaris di Indonesia, KKN di Desa Penari.

Rumah milik warga bernama Ngadiyo itu dijadikan lokasi syuting pada November 2019.

Ketua RT 002 RW 001 Pedukuhan Ngluweng, Chasanah, mengatakan, Ngadiyo tidak lagi menempati rumah tersebut usai dijadikan lokasi syuting.

Dia hanya tinggal bersama istrinya.

"Dan setelah selesai syuting, pindah karena di situ perasaannya takut.

Sudah lama itu sekitar satu tahunan mereka pindah," kata Chasanah, saat ditemui di rumahnya dikutip dari Kompas.com, Rabu (18/5/2022).

Berencana dijual

Chasanah mengatakan, setelah rumah berbentuk limasan dengan dinding bambu dan kayu itu tak lagi ditempati, Ngadiyo berencana men jual rumah tersebut.

Namun, yang dijual hanya bangunannya, tidak termasuk tanahnya.

"Iya (bangunan rumah mau dijual), tapi saya tidak tahu detailnya.

Seperti laku tidaknya, belum tahu saya," kata Chasanah.

Dari pengamatan Kompas.com, dinding rumah yang terbuat dari kayu banyak yang sudah berlubang.

Lokasi rumah milik Ngadiyo ini jauh dari tetangga.

Di sisi kiri terdapat tumbuhan bambu dan sebelah kanan pohon jati tak berpenghuni.

 

Honor Jaga Alat

Puluhan warga menjadi pemain figuran saat pengambilan gambar pada November 2019.

"Saya hanya sehari saja, waktu itu disuruh mengumpulkan daun-daunan," kata Sukadi salah satu warga Padukuhan Ngluweng, saat ditemui di rumahnya, Rabu (18/5/2022).

Dia memilih meneruskan pekerjaan sebagai petani dibandingkan ikut pembuatan film, apalagi memiliki beberapa hewan ternak yang membutuhkan pakan setiap hari.

"Kalau syuting film repot, selain itu harus mencari pakan ternak," kata dia.

Warga lainnya, Sardiman (63), mengaku menjadi peran figuran di film KKN di Desa Penari selama tiga hari.

"Jadi mikul tomblok (tempat pakan), saya syuting tiga kali dan ternyata capek ikut syuting itu.

Tidak banyak percakapan. Saya ikut syuting di tiga tempat. Setiap adegan ada 5-10 menit," kata Sardiman.

Selain ikut peran, dirinya menjadi penjaga malam lokasi pengambilan gambar.

"Saya jaga malam di setiap lokasi syuting jaga alat-alat dapat Rp 2 juta.

Saya jaga bersama dua rekan saya, yaitu Antok dan Marsidi, semua masing-masing dapat Rp 2 juta," kata dia.

Ketua RT 2 RW 1 Pedukuhan Ngluweng, Kalurahan Ngleri, Kapanewon Playen, Chasanah membenarkan bahwa wilayahnya menjadi salah satu pengambilan gambar film.

Rumah milik Ngadiyo menjadi salah satu lokasi utama.

(TribunStyle/Vidya, Kompas.com/Markus Yuwono)

 

Artikel ini telah tayang di TribunStyle.com dengan judul VIRAL! Pemeran Hantu di Film 'KKN di Desa Penari' Hanya Dibayar Rp 75 Ribu, Harus Standby 24 Jam

Baca juga: Rumahnya Jadi Lokasi Syuting Film KKN di Desa Penari, Suami Istri Ini Pindah karena Ketakutan

Baca juga: Takut, Ngadiyo Pilih Pindah Gara-gara Rumahnya Jadi Lokasi Syuting Film KKN di Desa Penari

Baca juga: Film KKN Desa Penari Dongkrak Okupansi Bioskop, Ditonton Lebih dari 4,6 Juta Penonton

Sumber: TribunStyle.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved