Pantau Pendidikan Inklusi, Ketua DPRK Pidie Kunjungi SD Grong-Grong dan Delima

Pimpinan ini terdiri Ketua DPRK Pidie Mahfuddin Ismail MAP, Ketua Komisi V Bidang Pendidikan Muhifuddin dan Sekretaris Komisi V Muhammad SPdI.

Penulis: Nur Nihayati | Editor: Amirullah
SERAMBINEWS.COM /NUR NIHAYATI
Pimpinan DPRK Pidie memantau pelaksanaan pendidikan inklusi di SD Grong-grong, Pidie, Jumat (20/5/2022)  

Laporan Nur Nihayati l Pidie


SERAMBINEWS.COM, SIGLI - Untuk memantau pelaksanaan pendidikan inklusi pimpinan DPRK Pidie meninjau SD Grong-grong dan SD Delima, Pidie, Jumat (20/5/2022).

Pimpinan ini terdiri Ketua DPRK Pidie Mahfuddin Ismail MAP, Ketua Komisi V Bidang Pendidikan Muhifuddin dan Sekretaris Komisi V Muhammad SPdI.

Lalu rombongan itu juga hadir, istri Ketua DPRK Pidie Bunda Hetti atau Hetty Zuliani MPd Cht CI. 

Ia merupakan dosen tetap Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh juga seorang Konselor. 

Kemudian juga hadir, Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pidie, Malia Safriani MPd dan Kabid Pendidikan Dasar (Kabid Dikdas) Nasrul MPd.

Di SD Grong-grong banyak kendala ditemukan masih kurang guru dan alat peraga untuk anak inklusi atau anak berkebutuhan khusus (ABK).

Sehingga, anak tersebut tidak diberikan oleh tenaga pendidik khusus. Padahal jumlah anak inklusi di SD Grong grong mencapai 29 anak.

Baca juga: Ini 5 Amalan Hari Jumat yang Sangat Rugi Jika Dilewatkan hingga Keutamaan Hari Jumat

Baca juga: Sidang Gugatan Partai Nanggroe Aceh Hasil KLB Terhadap Kemenkumham Aceh Berlanjut

Untuk itu, Ketua DPRK Pidie, Mahfuddin Ismail MAP menyebutkan, supaya dinas melakukan pengadaan penunjang pendidikan inklusi.

"Pengadaan bisa dilakukan dengan dana pendidikan seperti melalui Dana BOS, " sebut Mahfud.

Menanggapi hal itu, Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pidie, Malia Safriani MPd mengatakan, akan memfokuskan supaya ke depan bisa ditingkatkan perhatian untuk pendidikan inklusi.

Di samping itu, Konselor, Bunda Hetty menambahkan dalam penerapan program inklusi di sekolah perlu di dukung dengan

Penyediaan sarana dan prasarana yang ramah difabel seperti (Toilet, ruang belajar, fasilitas luar sekolah).

Kemudian pendukung lainnya adanya guru pendamping yang membantu memfasilitasi proses belajar anak dalam kelas dan proses sosialisasi anak diluar kelas.

Baca juga: Rusia Akan Hentikan Ekspor Gandum, Dunia Bakal Dilanda Petakan Kelaparan

Selanjutnya, kurikulum yang diadaptasikan dengan kemampuan anak-anak difabel.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved