Wabup Aceh Besar Waled Husaini Menjadi Khatib Jumat di Masjid Aceh Baiturrahman Palembang

Kabar tersebut disampaikan oleh Ketua Himpunan Masyarakat Aceh Sumatera Selatan (HIMMAH), Raymar Yousnaidi kepada Serambinews.com.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Amirullah
For serambinews.com
Wakil Bupati Aceh Besar, Tgk H Husaini A Wahab atau lebih dikenal Waled Husaini 

Wabup Aceh Besar Waled Husaini Menjadi Khatib Jumat di Masjid Aceh Baiturrahman Palembang

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Wakil Bupati Aceh Besar, Tgk H Husaini A Wahab, lebih dikenal dengan nama Waled Husaini, direncanakan akan menjadi khatib Jumat di Masjid Aceh Baiturrahman Palembang, Jumat (20/5/2022).

Kabar tersebut disampaikan oleh Ketua Himpunan Masyarakat Aceh Sumatera Selatan (HIMMAH), Raymar Yousnaidi kepada Serambinews.com.

“Ia (menjadi khatib Jumat). Kita minta tadi malam,” katanya.

Raymar mengatakan, Waled Husaini akan melaksanakan shalat Jumat bersama warga Aceh yang berada di Palembang.

“Shalat Jumat bersama warga Aceh di Palembang dan warga Palembang di Mesjid Aceh Baiturrahman Palembang,” tuturnya.

Sebagai informasi, waktu tiba pelaksanaan shalat Jumat di wilayah Palembang adalah pukul 12:00 WIB.

Baca juga: Surat Al Kahfi Ayat 1-10, Jika Dibaca Hari Jumat Terhindar dari Fitnah Dajal

Wakil Bupati Aceh Besar, Tgk H Husaini A Wahab diketahui melakukan kunjungan kerja di Sumatera Selatan dalam minggu ini.

Seperti melakukan Studi Tiru bersama Dinas Pertanian Kabupaten Aceh Besar ke Kabupaten Ogan Ilir dalam rangka peningkatan mutu hasil produksi pertanian dan ketahanan pangan.

Masjid Aceh Baiturrahman Palembang

Masjid Aceh Baiturrahman Palembang adalah sebuah masjid yang dibangun oleh komunitas Aceh di Sumatera Selatan.

Masjid yang kerap disebut dengan nama Masjid Aceh Palembang ini berada di Lebak Jaya 3, Kecamatan Kalidoni Kota Palembang.

Masjid Aceh di Palembang ini diberinama yang sama dengan nama masjid bersejarah di Kota Banda Aceh, yakni Baiturrahman yang berarti “Rumah Ibadah dari Yang Maha Pengasih”.

Pada akhir Januari 2021, Serambiwiki.com berkesempatan berkunjung ke masjid Aceh di Kota Palembang ini bersama Ketua Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA) Safaruddin SH, Sekretaris DPW PKB Aceh, Munawar AR, dan Ketua YARA Abdya Suhaimi.

Masjid
Masjid Aceh Baiturrahman Palembang

Baca juga: Tampang Pria yang Tusuk Polisi di Pekanbaru, Pelaku Ternyata Pernah Tikam Imam Masjid

Kami ditemani oleh Humas Himpunan Masyarakat Aceh (HIMMAH) Sumsel, Iskandar Rachman, anggota HIMMAH Yusri, serta tokoh masyarakat Pulau Rimau asal Aceh, Miswardi MA.

Karena keterbatasan waktu dan kunjungan berlangsung jelang tengah malam, kami tidak bisa melihat lebih detil tentang bangunan masjid serta bangunan lain yang berada dalam kompleks ini.

Beberapa hari berselang, Iskandar Rachman yang kerap disapa Pangko, mengirimkan video pelaksanaan Shalat Jumat di masjid Aceh ini.

Dalam bincang singkat yang disiarkan langsung di Facebook Serambinews.com, Iskandar Rachman mengatakan, Masjid Aceh Baiturrahman Palembang ini dibangun di atas tanah wakaf H Zulkarnain Laura, pensiunan PT Pusri yang berasal dari Aceh.

Sementara anggaran pembangunan masjid merupakan sumbangan masyarakat Aceh di Sumatera Selatan dan sumbangan dari berbagai pihak lainnya.

Iskandar Rachman mengatakan, masjid ini diresmikan pada tahun 2013 yang dihadiri oleh wakil gubernur Aceh kala itu, H Muzakir Manaf alias Mualem.

Kegiatan rutin

Selain masjid, di kompleks itu juga terdapat gedung Serbaguna Bungong Jeumpa serta penginapan (mess) milik H Zulkarnain.

Bangunan serbaguna ini sering disewakan untuk kegiatan resepsi pernikahan serta berbagai kegiatan lainnya.

Tidak hanya terbatas untuk komunitas Aceh, tapi juga bagi masyarakat di Kota Palembang.

Iskandar Rahman yang sudah menetap di Palembang sejak 40 tahun lalu (mulai tahun 1980), mengatakan, selain sebagai tempat melaksanakan ibadah shalat dan pengajian, masjid ini juga menjadi pusat kegiatan masyarakat, khususnya komunitas Aceh di Kota Palembang.

Kegiatan maulid, qurban, halal bi halal, dan buka puasa bersama, adalah kegiatan inti yang berlangsung rutin setiap tahunnya.

“Kegiatan yang kita laksanakan di sini sama seperti di Aceh. Undangan tidak dibatasi, terbuka untuk umum, termasuk untuk warga sekitar ikut makan bersama,” ungkap Pangko.

Ia menyebutkan contoh pada saat pelaksanaan qurban, tidak ada istilah hanya panitia yang makan bersama, tapi semua yang hadir ikut makan bersama.

Masjid Aceh Baiturrahman juga melaksanakan pengajian rutin dua mingguan yang diasuh oleh ustaz dari Sumsel maupun teungku yang diundang dari Aceh.

Pria asal Gampong Aree Pidie ini mengatakan, berdasarkan data pada HIMMAH, saat ini terdapat sekitar 800 kepala keluarga atau sekitar 3.000an jiwa.

Mayoritas warga Aceh di Sumatera Selatan bekerja sebagai pedagang, pegawai negeri, Polri/TNI, karyawan PT Pusri, serta pengusaha.

Warga Aceh di Sumatera Selatan juga menguasai perdagangan alat-alat pertanian.

“Kalau alat pertanian saya biangnya, dari pertama, makanya banyak yang berdagang alat-alat pertanian di sini,” ungkap Iskandar AR yang beristrikan perempuan asal Banten.

HIMMAH yang merupakan wadah berhimpunnya masyarakat Aceh di Sumatera Selatan, khususnya di Kota Palembang, saat ini dipimpin oleh Raymar, asal Aceh Selatan.

Periode lalu dipimpin oleh Hasanuddin, perwira polisi yang berasal dari Banda Aceh. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved