Internasional
Jerman Mulai Melihat Tanda Terburuk di Eropa, Dukungan AS ke Ukraina Mulai Berubah
Pemerintah Jerman mulai melihat tanda-tanda terburuk akan menimpa Uni Eropa. Sejumlah negara Eropa tidak mematuhi sanksi yang dijatuhkan Amerika
SERAMBINEWS.COM, DAVOS - Pemerintah Jerman mulai melihat tanda-tanda terburuk akan menimpa Uni Eropa.
Sejumlah negara Eropa tidak mematuhi sanksi yang dijatuhkan Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa ke Rusia.
Negara ini tetap membeli minyak Rusia, khawatir akan terjadi krisis energi di dalam negeri.
Dukungan ke Presiden Vovolodymyr Zelenksyy juga mulai berubah dari Kongres AS.
Usulan bantuan ke Ukraina sebesar 40 miliar dolar, sekitar Rp 586 triliun mulai ditolak.
Dilansir AP, Selasa (24/5/2022), sebanyak 11 senator Partai Republik dan 57 anggota Kongres memberikan suara menentang paket bantuan kolosal $40 miliar untuk Ukraina.
Baca juga: Jerman Akan Gelar Latihan Militer Besar-Besaran dengan Swedia dan Finlandia, Antipasi Serangan Rusia
Itu menjadi tanda awal perpecahan di Washington, AS.
“Presiden Vladimir Putin mengandalkan Barat untuk kehilangan fokus dan itulah tantangan kami yang sebenarnya," kata Senator Christopher Coons.
"Orang-orang sama prihatinnya, atau lebih peduli, tentang kenaikan harga gas dan bahan makanan,” tambahnya.
“Saya tidak yakin persatuan ini akan bertahan," ujarnya.
"Kami mungkin tidak mendapatkan suara berikutnya,” kata Eric Cantor, mantan House Whip dan tokoh kunci dalam kebijakan sanksi terhadap Iran.
Dia menjelaskan tidak ada yang yakin, apakah AS sedang mencoba menghukum Rusia atas agresinya.
Baca juga: Jerman Peringatkan, Perang Ukraina Picu Krisis Pangan dan Energi Global, Negara Miskin Makin Melarat
Atau juga, ada tujuan lainnya, kebijakan yang lebih halus yang memberi Kremlin jalan keluar dari sanksi jika itu berubah arah.
Perpecahan mendasar atas tujuan perang Barat di Ukraina sejauh ini telah ditutupi oleh curahan solidaritas dan emosi, tetapi keretakan mulai terlihat di permukaan.
Sementara, Wakil Kanselir Jerman Robert Habeck meluapkan kemarahannya ke sejumlah negara Eropa timur.
"Kami melihat yang terburuk di Eropa," katanya dalam ledakan kemarahan di Davos.
Dia menuduh Hungaria dan negara -negara bandel lainnya melumpuhkan upaya Uni Eropa untuk membuat embargo minyak Rusia secara penuh .
Habeck, yang merangkap sebagai Menteri Ekonomi mengatakan Jerman kurang lebih siap untuk menanggung kejutan dari pemotongan total impor minyak Rusia.
Baca juga: Amerika Serikat Paksa ASEAN Kutuk dan Jatuhkan Sanksi ke Rusia, Perintah AS Harus Dipatuhi
Tetapi, katanya, yang lain ingin melanjutkan seolah-olah tidak ada yang berubah.
“Saya berharap semua orang bekerja untuk menemukan solusi, dan tidak duduk diam dan bekerja membangun kemitraan mereka dengan Putin,” katanya.
Yuriy Vitrenkio, Kepala Konsorsium Energi Ukraina Naftogas mengatakan penolakan embargo minyak Rusia hanya dengan alasan palsu.
“Apa yang mereka inginkan, tumpangan gratis untuk minyak Rusia yang didiskon,” katanya.(*)