Luar Negeri
Pengikut Aliran Sesat Ini Makan Kotoran Pemimpinnya Selama 4 Tahun, Percaya Sebagai Obat Mujarab
Pengikut aliran sesat di Thailand telah mengejutkan masyarakat dunia karena rela memakan kotoran pemimpinya untuk alasan kesehatan.
Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Amirullah
Pengikut Aliran Sesat Ini Makan Kotoran Pemimpinnya Selama 4 Tahun, Percaya Sebagai Obat Mujarab
SERAMBINEWS.COM, BANGKOK – Sadis dan Jorok. Mungkin kata itulah yang cocok disematkan kepada kelompok pengikut aliran sesat di Thailand ini.
Pengikut aliran sesat di Thailand telah mengejutkan masyarakat dunia karena rela memakan kotoran pemimpinya untuk alasan kesehatan.
Bahkan mereka juga diajarkan menjadi kanibal, yakni memakan jasad manusia yang telah meninggal.
Aliran sesat ini telah ada selama empat tahun, tetapi baru terungkap setelah pihak keamanan Thailand menggerebek sebuah gubuk kayu sebagai tempat pertemuan pada 9 Mei 2022 lalu.
Mereka mengubah sebuah gubuk kecil di hutan provinsi Chaiyaphum menjadi tempat ibadah pemujaan.

Baca juga: Diangga Dapat Membuat Pemuda Afghanistan Sesat, Taliban Haramkan TikTok dan PUBG
Saat dilakukan penggerebekan, polisi menemukan 11 peti mati berisi mayat yang sudah membusuk, termasuk satu mayat bayi.
Di sekeliling area gubuk juga dipenuhi dengan belatung.
Dikatakan bahwa sebanyak 30 orang telah pengikut setia Tawee Nanlan, seorang pemimpin aliran sesat itu yang berusia 70-an.
Tawee Nanla dipandang oleh pengikutnya sebagai “Bapak Segala Agama”.
Mereka percaya bahwa segala macam kotoran yang keluar dari tubuh seorang pemimpin, seperti kencing, air liur, kulit mati, dan kotoran BAB adalah obat mujarab.
Penggerebekan itu dilakukan setelah mendapat laporan dari Khun Jenjira (53), bahwa ibunya yang berusia 80 tahun tinggal di lokasi itu dan dilarang kembali ke keluarganya.
"Saya pergi mengunjungi ibu saya dan saya melihat bagaimana perempuan dipaksa untuk mengikuti aturan berpakaian dengan mengenakan sarung selutut dan laki-laki harus mengenakan celana formal," kata Jenjira, dikutip dari Metro.uk.
Baca juga: Diduga Sebar Ajaran Sesat dan Nikah 25 Kali, Begini Kabar Terbaru Eyang Subur
Semua orang harus melepas sepatu mereka sebelum memasuki lokasi.
Tapi yang lebih mengejutkan adalah Jenjira melihat ibunya menggosokkan dahak pemimpin di wajahnya.
Tawee ditangkap dalam penggerebekan tersebut, dengan tuduhan menggunakan tanah negara tanpa izin, menyelundupkan jenazah, dan melanggar protokol Covid-19.
Para pejabat juga menemukan lima peti mati di luar gubuk tersebut.
Pengikut Tawee mengatakan mayat-mayat itu dibawa ke sana untuk ritual untuk membawa mereka ke surga dan disuntik dengan bahan kimia yang kuat untuk menghentikan mereka membusuk.
Polisi juga mengungkap fakta mengejutkan dimana sebagian besar makanan sehari-hari seperti ikan, sayur tumis, atau cumi kering juga dilapisi kotoran.
Ini adalah produk makanan yang akan dijual ke masyarakat luar.
Baca juga: Ritual Mandi Bersama Pria, Wanita dan Anak-anak Aliran Hakekok Diklaim Bersihkan Dosa, MPU: Sesat
Tawee bersikeras bahwa para pengikutnya memakan kotorannya atas kemauan mereka sendiri.
Dia mengatakan dia tidak pernah memaksa mereka untuk melakukannya. Pernyataan Tawee mungkin benar.
Menurut pernyataan polisi, pihak berwenang menghadapi tentangan keras dari pengikutnya selama penggerebekan.
Beberapa dari mereka dilaporkan meminum air kencing pemimpinnya dan kulit mati di depan polisi.
Sebelas jenazah yang ditemukan di gubuk tersebut merupakan mantan pasien yang sempat berobat ke Tawee.
Menurut anggota sekte, mayat-mayat itu sengaja tidak dikubur dengan keyakinan bahwa Tawee akan membawa jiwa mereka ke surga.
Bagian bawah peti mati bahkan dilubangi sehingga para pengikut dapat mengambil cairan dari pembusukan mayat dan menggunakannya sebagai pencuci muka.
Baca juga: Termakan Informasi Sesat, Keluarga Ini Bongkar Makam Tetangga Lalu Potong Kepala Mayat Untuk Hal Ini
Cairan tersebut kembali dipercaya memiliki manfaat kesehatan.
Gubernur provinsi Chaiyaphum Kraisorn Kongchalad "sangat terkejut" dengan kehadiran kelompok itu.
"Ini bukan lagi soal kepercayaan pribadi," katanya, dikutip dari The Voket.
"Kasus ini melibatkan tubuh. Semua institusi harus bekerja sama untuk mengungkap fakta tentang orang-orang yang menganut alisan sesat ini,” katanya.
Ritual menyimpang ini awalnya dibongkar setelah YouTuber Mor Pla melaporkannya ke pihak berwajib.
Pembuat konten yang sering membuat video tentang aktivitas paranormal, dan biksu palsu, menerima informasi dari anak-anak yang orang tuanya adalah pengikut Tawee. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)