Lagi, Gadis Aceh Disiksa dan Ditemukan Dalam Kondisi Menyedihkan di Malaysia, Asal Caleu Pidie

“Dari Sigil (dia) diserahkan ke agen yang ada di Lhokseumawe untuk dibuatkan paspor. Setelah itu dibawa ke Medan dan pergi naik ferry,” kata Bukhari.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Amirullah
FOR SERAMBINEWS.COM
WD berusia 34 tahun (dua kiri) adalah korban perdagangan manusia yang diduga dilakukan oleh kakak sepupunya sendiri, ketika ditemui oleh Ketua SUBA, Tgk Bukahir Ibarim (dua kanan) dan relawan komunitas masyarakat Aceh di Malaysia 

“Setelah 3 tahun itu saya baru tahu kalau dia suka marah dan memukul,” katanya.

Bahkan, ketika Hera ingin menghubungi orang tua dan keluarganya di Aceh Tamiang, majikannya tersebut tidak memberi izin.

Hera bercerita, ia terakhir kali menghubungi orang tuanya pada waktu tiga bulan pertama bekerja di rumah tersebut.

“Setelah itu tidak dikasih lagi menghubungi keluarga,” katanya.

Baca juga: Derita TKW Asal Indramayu di Arab Saudi: Tidak Digaji Selama 4 Bulan, Sering Telat Makan

Hera mengatakan, selama bekerja dan disekap 8 tahun oleh majikannya, sepeser uang gaji yang dijanjikan tak pernah ia terima.

“Saya dijanjikan mendapat gaji sebesar 700 Ringgit,” katanya, - jika di Rupiahkan sekitar Rp 2,3 Juta.

Selama ‘penyekapan’ dirinya selalu mendapat pukulan, bahkan ditampar dan tubuhnya ditendang oleh majikan perempuan setiap ada kesalahan kecil yang dilakukannya.

Bahkan gigi depannya copot akibat kekerasan yang dilakukan oleh majikan, dan kepalanya memar serta lebam akibat dipukuli dengan cangkir plastik.

“Saya berfikir, kalau saya tinggal terus di rumah itu hanya jasad yang dibawa pulang ke kampung. Jadi saya memutuskan untuk kabur,” kata Hera.

Ia mengatakan, saat-saat majikan perempuan mulai memperlihatkan sifat marah dan suka memukul, ia sempat berfikir untuk kabur.

Namun majikannya itu selalu mengancam akan melaporkan ke polisi karena tidak memiliki dokumen sah.

8 tahun terbelenggu dengan penyiksaan ini, Hera memberanikan diri untuk bercerita kepada seorang wanita yang tak lain adalah tetangga majikannya.

Itu dilakukannya ketika majikannya sedang pergi dan tidak ada seorang pun di rumah.

“Saya mengadu dengan dia, karena kepala dan mata saya sakit akibat dipukuli,” kata dia.

Setelah mendengar curahan Hera, tetangga wanita tersebut kemudian menghubungi Haikal.

Saat terhubung, Haikal meminta Hera untuk mengirimkan foto bagian anggota tubuhnya yang memar akibat dipukuli oleh majikan.

Hingga pada Selasa 24 Mei 2022 sekitar pukul 10:00 kemarin, Hera kabur dari rumah majikannya itu dan bertemu dengan Haikal ditempat yang sudah dijanjikan sebelumnya.

Hera berharap dirinya bisa bertemu dan berkumpul dengan kedua orang tua dan juga keluarganya. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved